Sicoho atau Kawin Tangkap merupakan salah satu bentuk pernikahan adat Maluku. Bentuk perkawinan ini sebenarnya hampir sama dengan Wosa Suba hanya saja kawin tangkap bisa saja terjadi di luar rumah, misalnya di tempat gelap dan sepi, berduaan serta berbuat diluar batas norma susila. Dalam kasus seperti ini, keluarga pihak gadis menurut adat tidak dibenarkan melakukan tindak kekerasan atau penganiyaan terhadap si pemuda walaupun dalam keadaan tertangkap basah. Maka untuk menjaga nama baik anak gadis dan keluarganya terpaksalah mereka dikawinkan juga menurut hukum adat secara islam yang berlaku pada masyarakat Ternate. Perkawinan bentuk ini dianggap sah menurut adat apabila si pemuda atau pihak keluarga laki-laki terlebih dahulu meminta maaf atas perbuatan anaknya terhadap keluarga si gadis dan membayar denda (Bobango) kepada keluarga si gadis. Bentuk perkawinan ini masih sering ditemui di Ternate.
Perkawinan bentuk ini adalah cara yang ditempuh sebagai usaha terakhir karena jalan lain tidak memungkinkan atau tidak ada. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Kawin Lari diantaranya karena orang tua tidak menyetujui, menghindari biaya perkawinan yang sangat tinggi, pihak laki-laki tidak mampu untuk melaksanakan cara meminang atau juga karena mereka berlainan rumpun marga dalam kelompok soa yang tidak boleh kawin-mawin. Bentuk perkawinan ini ditempuh dan dapat terjadi karena pihak keluarga si pemuda adalah berasal dari strata bawah atau terlalu miskin untuk mampu melaksanakan cara meminang. Masyarakat Ternate menganggap bahwa bentuk Kawin Lari merupakan pintu darurat yang ditempuh oleh si pemuda. Kaum muda mudi di Ternate jaman sekarang menyebutnya dengan istilah plesetan “Kawin Cowboy”. Konsekwensi adat yang dipikul akibat perkawinan ini sudah dipikirkan matang-matang oleh pasangan kedua remaja tersebut. Walaupun perkawinan ini dilakukan secara darurat (keba...
Dongeng Asal Mula Kesultanan Maluku Utara Pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda tampan yang bernama Jafar Sidik. Ia tinggal seorang diri di desa Salero, Ternate. Di dalam hutan yang tak jauh dari desa Salero terdapat telaga yang berair amat jernih. Telaga air Sentosa namanya. Jafar Sidik sering duduk sendirian di sebuah batu besar yang berada di pinggir telaga air Sentosa, terutama ketika ia beristirahat setelah berburu atau mencari kayu bakar di hutan. Pada suatu sore, Jafar Sidik kembali duduk di atas batu besar itu. Langit berwarna jingga. Jafar Sidik pun memandangi langit jingga itu. Ketika ia memandangi langit sore itu, pandngannya tiba-tiba tertuju pada setitik cahaya warna-warni yang tampak seperti pelangi. Semakin ia memandangi pelangi itu, maka terlihat semakin jelas. Pelangi itu kian membesar dan memanjang. Ujung pelangi jatuh di atas permukaan telaga air Sentosa. Jafar Sidik terperanjat ketika melihat tujuh bidadari terbang di atas lengkungan pelangi. Ketuju...
Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda tampan bernama Jafar Sidik. Ia tinggal seorang diri di desa Salero, Ternate. Di dalam hutan yang tak jauh dari desa Salero terdapat telaga yang berair amat jernih. Telaga Air Sentosa namanya. Jafar Sidik sering duduk sendirian di sebuah batu besar yang berada di pinggir telaga Air Sentosa, terutama ketika ia beristirahat setelah berburu atau mencari kayu bakar di hutan. Pada suatu sore Jafar Sidik kembali duduk di batu besar di pinggir telaga Air Sentosa itu. Langit di atas berwarna jingga yang amat indah ketika dipandang. Seperti tak puas-puasnya Jafar Sidik melihat keindahan langit ketika itu. Tiba-tiba pandangan Jafar Sidik tertuju pada setitik cahaya berwarna-warni. Tampak seperti pelangi. Kian jelas Jafar Sidik mengamati, kian jelaslah pelangi itu. Pelangi itu kian membesar dan memanjang. Ujung pelangi jatuh di atas permukaan telaga Air Sentosa. Jafar Sidik terperanjat saat melihat tujuh bidadari terbang di atas lengkunga...
Di suatu tempat yang sangat jauh dari keramaian di tepi hutan terpencil, hiduplah keluarga kecil yang terdiri atas mit 'ayah', bot 'ibu', dan anaknya yang bemama Finagonli. Mangole adalah nama kampung mereka. Mata pencaharian mereka adalah sebagai petani. Di pagi hari yang cerah, bot dan mit pergi ke kebun untuk menanam kelapa dan cengkeh. Sementara itu, anaknya menyiapkan hidangan makan siang agar kedua orang tuanya ketika pulang dapat segera mengisi perut mereka. Setelah itu, di sore hari, Finagonli pergi ke hutan bersama temantemannya untuk mencari kayu bakar. Finagonli adalah anak yang rajin, pandai, jujur, dan patuh kepada kedua orang tuanya. Selain itu, Finagonli juga seorang anak yang cantik dengan suara lembut memikat. Suaranya lembut terdengar seperti gesekan biola. Pada suatu hari, pelabuhan Mangole mulai ramai ketika seorang pemuda berpakaian sederhana turun dari kapal kecil (motor dalam) sambil membawa barang dagangannya. Tujuannya ada...
Dahulu sekitar tahun 1650 di belahan timur Pulau Halmahera, tepatnya di daerah pesisir pantai utara Teluk Kao, hiduplah dua orang pemuda bersaudara. Kedua pemuda itu sangat akrab dan saling menyayangi. Si sulung bemama Torobuku, sedangkan si bungsu bemama Hagapanoto. Tubuh mereka kekar, sehat, dan sangat dikagumi karena kekuatan mereka. Dari tahun ke tahun mereka hidup dengan bercocok tanam. Makanan kesukaan mereka adalah sagu yang tepungnya diambil dari pohon umbira, pohon enau, dan juga keladi. Ada yang kecil, sedang, besar, dan yang paling besar mereka sebut dara. Keladi dibudidayakan hingga saat ini. Garis tengahnya bisa mencapai 35m dan tingginya bisa mencapai lebih dari 2 meter. Jenis keladi ini sangat enak dimakan dengan memakai kuah santan kelapa yang dalam bahasa Tobelo disebut ogana. Makanan yang bernama mahigouku adalah makanan kesukaan mereka. Suatu ketika kedua pemuda terse but bersepakat memasak keladi (widara) dengan membuat kuah dari santan kelapa atau...
Dahulu kala di Pulau Morotai berdiri sebuah kerajaan. Kerajaan ini adalah bagian dari Kerajaan Moro yang ada di Halmahera Utara. Rajanya memerintah dengan adil dan bijaksana. Negeri ini sangat subur. Rakyat hidup dengan tenteram, damai, dan sangat makmur. Mereka hidup dengan bertani. Menanam padi dan palawija. Mereka juga menanami kebun dengan tanaman kelapa. Pohon kelapa sangat cocok tumbuh di daratan Morotai seingga tidak mengherankan jika negeri ini san gat terkenal dengan hasil kelapanya. Selain bertani, penduduk Morotai juga nelayan yang ulet. Hal ini karena perairan di sekitar Morotai sangat berlimpah hasil lautnya, terutama ikan, sehingga rakyat Morotai hidup dalam kecukupan. Raja Morotai mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Putri Dewi namanya. Namun, rakyat memanggilnya dengan Putri Dei. Selain memiliki paras yang cantik, Putri Dei juga berbudi luhur, tutur katanya halus, dan san gat ramah kepada siapa saja yang ditemuinya. Dalam bergaul, Putri Dei tidak...
Di sebelah selatan Pulau Halmahera ada sebuah pulau yang dahulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Bacan. Pulau itu adalah Pulau Obi. Di zaman penjajahan Belanda, pulau ini dijual oleh Sultan Bacan kepada Pemerintah Belanda. Di depan Pulau Obi ada sebuah pulau kecil yang memanjang. Masyarakat setempat menamainya dengan Pulau Bisa. Pulau Bisa merupakan gerbang keluarmasuk ke Pulau Obi dari arah utara. Dahulu, Pulau Bisa tidak berpenghuni. Pulau ini hanya dibuat sebagai lahan perkebunan oleh masyarakat yang berada di sekitar Pulau Obi. Di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian Tenggara, ada sebuah kesultanan yang dikenal dengan Kesultanan Buton. Kesultanan Buton ada ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Temate, salah satu kerajaan di Maloko Kie Raha. Sultan Temate pemah mempersunting salah seorang putri dari Kesultanan Buton. Orang-orang Buton sangat gemar melakukan pelayaran dengan kapal laut. Mereka adalah para pel aut yang ulung dan tangguh. Dalam melakukan pelayaran, tid...
Telaga Lina adalah sebuah danau di Galela, Pulau Halmahera. Danau ini memiliki panorama yang sangat indah. Aimya jemih kebiru-biruan. Di tepinya tumbuh pepohonan yang rindang sehingga menambah kesejukan jika kita berada di sekitamya. Dahulu kala danau ini belum ada. Di tempat danau sekarang ini dahulunya adalah hutan rimba. Banyak binatang buas yang menghuni rimba ini. Manusia sangat jarang melewatinya. Kalau terpaksa hams melintasi hutan rimba ini, pastilah terdiri dari beberapa orang. Mereka takut jika berjalan seorang diri. Karena selain babi hutan dan ular-ular yang besar, di dalam hutan ini juga dihuni oleh makhluk hal us. Mereka sering mengganggu setiap orang yang lewat. Para makhluk halus sering menampakkan diri mereka kepada orang lewat dengan bentuk yang amat menyeramkan. lni membuat orang-orang itu akan lari tunggang-langgang karena ketakutan. Setibanya di rumah, orang terse but akan sakit dan bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Jika tidak menampakkan diri mere...