Tahun Baru
22 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Asal Mula Anak Sungai Mahakam
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Timur

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar di Kalimantan Timur . Sungai yang panjangnya mencapai 920 km dengan lebar 300-500 meter ini memliki banyak anak sungai. Menurut cerita , sebagian anak Sungai Mahakam terbentuk akibat sebuah peristiwa yang pernah terjadi di daerah tersebut. Peristiwa apakah itu? Berikut kisahnya dalam cerita Asal Mula Anak Sungai Mahakam . * * * Dahulu, di sekitar hulu Sungai Mahakam, terdapat sebuah pondok besar yang dihuni oleh tiga orang bersaudara. Saudara tertua seorang gadis bernama Siluq, saudara kedua bernama Ayus, serta yang paling bungsu bernama Ongo. Mereka memiliki tabiat dan keahlian yang berbeda-beda, kecuali si bungsu yang masih kecil. Siluq adalah gadis yang gemar melakukan bebelian (ritual adat) dan bedewa (memuja dewa) untuk mencari kesaktian. Hampir setiap hari dan malam hari gadis itu bersemedi sehingga terkadang lupa makan dan minum. Sementara itu, Ayus adalah seorang remaja lelaki yang ceroboh dan suka mencamp...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Mahavihara Buddha Manggala
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Timur

Agama Buddha di Balikpapan mulai berkembang sejak tahun 1970-an, ketika itu seorang Upasaka Sogatta datang dari Samarinda mengenalkan tradisi puja (sembahyang) secara Agama Buddha, di Balikpapan. Pertama-tama kegiatan berlangsung dari rumah ke rumah. Bp. Simon & Ibu Simon sebagai salah satu yang tertarik dengan Agama Buddha, kemudian menyediakan rumahnya sebagai tempat Puja Bhakti pada waktu itu. Pada kelanjutannya, berdirilah sebuah vihara yang diberi nama: Dhammavihara (1970-an) yang terletak di Gunung Malang. Perkembangan Agama Buddha di Balikpapan terus berlanjut, hal ini ditandai dengan berdirinya beberapa vihara lain. Salah satunya adalah Vihara Buddha Manggala Jaya (1997). Vihara ini bernaung di bawah Yayasan Buddha Manggala Jaya dalam binaan Sangha Theravada Indonesia. Nama Vihara Buddha Manggala Jaya merupakan sebuah nama pemberian dari YM.Bhikkhu Jotidhammo Thera. Vihara ini berlokasi disebuah Ruko di Komplek Balikpapan Baru, dimana ruko pinjaman tersebut merupa...

avatar
Yeni27naibaho
Gambar Entri
Menara Suar Tukong Hill Balikpapan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Timur

Menara Suar Tukong Hill Balikpapan   Penjajahan Belanda selama 350 tahun tentu meninggalkan bekas luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, dibalik badai muncullah pelangi, begitupula dengan menara suar yang merupakan salah satu peninggalan penjajahan tersebut. Tempat ini juga pernah menjadi saksi bisu perebutan kekuasaan Belanda oleh Jepang karena ambisi untuk mengusai minyak di Balikpapan. Hingga saat ini, Menara Suar Tukong Hill masih menjadi navigasi pelayaran wilayah perairan Balikpapan. Terletak dekat dengan Pelabuhan Semayang yang merupakan salah satu gerbang masuk Kalimantan Timur dan Lapangan Merdeka yang sudah seperti alun-alun kota minyak ini, akses menuju menara suar cukuplah mudah. Dari arah Lapangan Merdeka masuk ke wilayah Kampung Pelayaran hingga menemukan Cafe Puncak. Lalu, jalan paving blok curam menanjak yang cukup sempit akan menemani hingga terlihat papan bertuliskan nama dari manara ini. Sebelum sampai ke tempat tersebut, juga ad...

avatar
OSKM18_FTSL_alifya Salsadila
Gambar Entri
Asal Usul Samarinda
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Timur

Saat pecahnya Perang Gowa , pasuka Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin Angkatan Laut Belanda menyerang Makassar dari laut, sementara Arung Palakka yang mendapat bantuan dari Belanda karena ingin melepaskan Bone dari penjajahan Sultan Hasanuddin (Raja Gowa) menyerang dari daratan. Pada akhirnya, Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan  Perjanjian Bongaya  pada tanggal  18 November 1667 . Sebagian orang  Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh kepada isi Perjanjian Bongaya, tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda. Ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lain, di antaranya ke daerah  Kesultanan Kutai . Mereka adalah rombongan yang dipimpin oleh  La Mohang Daeng Mangkona  yang bergelar Pua Ado. Rombongan yang dipimpin La Mohang ini hijrah ke Kesultanan Kutai pada  1668 . Kedatangan orang-orang Bugis Waj...

avatar
OSKM18_16918061_Kevin Aditya Nugratama
Gambar Entri
Asal Mula Erau
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Timur

Alkisah, di lereng sebuah gunung daerah Kalimantan Timur terdapat sebuah dusun bernama Jaitan Layar. Di dusun itu tinggal seorang Petinggi bersama istrinya. Meski sudah menikah puluhan tahun, mereka belum di karuniai seorang anak pun. Namun demikian, suami istri itu tak pernah putus asa. Mereka senantiasa pergi bertapa, menjauhi kerabat dan rakyatnya  untuk memohon pada Dewa agar diberi keturunan. Pada suatu malam, ketika mereka sedang tertidur nyenyak, tiba-tiba dikejutkan oleh suara gemuruh di halaman rumahnya. Malam yang semula gelap gulita tiba-tiba berubah menjadi terang benderang, kejadian itu membuat mereka sangat heran. "Pak coba lihat apa yang terjadi di luar," kata sang istri. Dengan memberanikan diri, Petinggi Dusun Jaitan Layar itu keluar dari rumahnya. Ia sangat terkejut melihat sebuah batu raga mas berada di halaman rumahnya. Di dalamnya terbaring seorang bayi laki-laki yang masih merah berselimutkan kain berwarna emas. Tangan kanan bayi itu menggenggam se...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Asal-usul Raja Suku Tunjung
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Timur

Suku Tunjung merupakan satu dari 28 anak suku Dayak yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka sebagian besar mendiami tepian Sungai Mahakam dan Sungai Bengkalang. Pada zaman dahulu, suku ini dipimpin oleh raja secara turun-temurun. Siapakah raja pertama suku Tunjung yang kemudian menurunkan raja-raja berikutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Usul Raja-Raja Suku Tunjung Dayak berikut ini!       * * *   Di daerah Kalimantan Timur, ada dua orang bersaudara yang bernama Gah Bogan dan Suman. Gah Bogan tinggal di Negeri Linggang yang terletak tidak jauh dari Sungai Bengkalang. Sementara itu, Suma menetap di Negeri Londong, sebelah kanan mudik Sungai Mahakam.   Suatu hari, istri Gah Bogan yang bernama Gah Bongek melahirkan anak kembar delapan. Barangkali karena alasan tidak sanggup menghidupi kedelapan anak tersebut sehingga pasangan suami istri itu memutuskan untuk membua...

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal Muasal Suku Bulungan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Timur

ejarah terbentuknya sebuah Masyarakat di Kalimantan timur, Khususnya Bulungan tidak lepas dari cerita Legenda asal-usul keberadaan mereka. Cerita-cerita yang berisi tentang kisah orang-orang terkemuka diantara mereka maupun peristiwa-peristiwa penting lainnya disampaikan dari mulut kemulut selama beberapa generasi. Hal ini dapat dipahami karena Suku Bulungan pada dasarnya adalah suku bangsa penutur (menyampaikan sebuah peristiwa dengan cara dilisankan, Oral Tradition), oleh karena itu, mereka tidak memiliki abjad atau alfabet tersendiri, setelah agama islam masuk dan berkembang di Bulungan serta dipeluk oleh mayoritas suku Bulungan, barulah mereka mengenal tulis-menulis huruf arab murni maupun huruf Jawi (arab-melayu).    Konon cerita asal-usul suku Bulungan dimulai dari kisah kehidupan Ku Anyi, Ku Anyi adalah seorang kepala Suku Dayak Hupan (Dayak Kayan Uma Apan) mereka tinggal di hilir Sungai Kayan, mula-mula mendiami sebuah perkampungan kecil yang penghuninya ha...

avatar
Roro
Gambar Entri
Kalung Ciwa
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Timur

Kalung Ciwa adalah  peninggalan sejarah kerajaan Kutai  yang ditemukan pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Penemuan terjadi pada tahun 1890 oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Kalung Ciwa sendiri hingga saat ini masih digunakan sebagai perhiasan kerajaan dan dipakai oleh sultan saat ada pesta penobatan sultan baru.   http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/04/14-peninggalan-sejarah-kerajaan-kutai.html

avatar
Roro
Gambar Entri
Upacara Alak Tau
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Di kampong Batu Majang ini, ada 3 upacara besar yang dilaksanakan tiap tahunnya, yaitu upacara  Alak Tau, Uman Ubek dan Tebukoq.  Yang dimaksud dengan  Alak Tau  adalah upacara yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Dahulu, upacara ini dilakukan untuk mengukur matahari dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi. Manurut Pak Yosef, beliau tidak begitu mengerti mengenai upacara ini, tetapi secara garis besar beliau mengetahuinya. Upacara ini diawali dengan menancapkan kayu yang kemudian diatasnya diberi papan dan diletakkan di tengah kayu. Di sisi papan tersebut akan digantungkan buah jeruk yang sama beratnya untuk mengukur bayangan matahari. Di bawah jeruk, nanti akan diletakkan sebuah papan untuk menangkap bayangan matahari yang kemudian diikat dan diukurkan di tangan tetua adat yang memimpin upacara ini. Ketika bayangan matahari yang diukur hanya sampai di tengah antara pergelangan tangan dan siku, maka itu tandanya masa yang buruk untuk menanam...

avatar
Deni Andrian