Menara Suar Tukong Hill Balikpapan
Penjajahan Belanda selama 350 tahun tentu meninggalkan bekas luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, dibalik badai muncullah pelangi, begitupula dengan menara suar yang merupakan salah satu peninggalan penjajahan tersebut. Tempat ini juga pernah menjadi saksi bisu perebutan kekuasaan Belanda oleh Jepang karena ambisi untuk mengusai minyak di Balikpapan. Hingga saat ini, Menara Suar Tukong Hill masih menjadi navigasi pelayaran wilayah perairan Balikpapan.
Terletak dekat dengan Pelabuhan Semayang yang merupakan salah satu gerbang masuk Kalimantan Timur dan Lapangan Merdeka yang sudah seperti alun-alun kota minyak ini, akses menuju menara suar cukuplah mudah. Dari arah Lapangan Merdeka masuk ke wilayah Kampung Pelayaran hingga menemukan Cafe Puncak. Lalu, jalan paving blok curam menanjak yang cukup sempit akan menemani hingga terlihat papan bertuliskan nama dari manara ini. Sebelum sampai ke tempat tersebut, juga ada cagar budaya makam dari putra Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-19 yang baru ditemukan 10 tahun belakangan ini. Untuk mengunjungi menara suar ini transportasi yang dianjurkan adalah sepeda dan sepeda motor. Warga yang ramah juga akan menyambut dengan hangat siapa saja yang bertanya arah menuju kesana.
Setelah perjuangan mendaki selesai, buku tamu menanti untuk diisi oleh pengunjung sebagai pendataan administrasi. Beberapa rumah kecil juga terlihat mendampingi menara suar. Seorang penjaga akan mempersilahkan pengunjung menaiki tangga yang terdapat di bangunan 3 lantai tepat di belakang menara. Pengunjung juga bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai cagar budaya ini melalui penjaga tersebut. Terdapat bendera yang berkibar dengan gagahnya di tiang sehingga pengunjung akan merasa seperti berada di puncak gunung. Dari atas bangunan itulah penikmat pemandangan dan pecinta budaya dapat menyaksikan denyut nadi kehidupan Kota Balikpapan.
Memanjat ke atas menara setinggi 30 m memang dilarang mengingat vitalnya fungsi navigasi dan kurangnya peralatan keamanan. Pemandangan yang disuguhkan dari bangunan yang merupakan salah satu titik tertinggi di Balikpapan memang tidak perlu diragukan. Teluk Balikpapan tempat berlabuhnya kapal-kapal, Pantai Melawai yang membentang, masyarakat yang bersantai di Lapangan Merdeka, pusat perbelanjaan Balikpapan Center, dan hamparan kristal biru hanyalah sebagian pemandangan yang akan membuat pengunjung takjub. Di sisi lain, pelabuhan penyebrangan feri, hutan mangrove, kilang minyak Pertamina, lengkap dengan kilauan matahari terbenam juga akan menyapa. Tidak lupa semilir angin sepoi-sepoi siap menyempurnakan memori.
Menara Suar Tukong Hill Balikpapan menyuguhkan paket lengkap cagar budaya untuk belajar, berwisata, menikmati keindahan alam, atau bahkan sekedar mengisi waktu luang dengan akses sangat terjangkau. Tempat seperti ini tentunya akan lebih dikenal dan maju dengan usaha dari semua elemen masyarakat, terutama warga sekitar pada khusunya, dan warga Indonesia pada umumnya. Papan penunjuk perlu dipasang berikut dengan penerangan dan fasilitas penunjang lainnya. Menara suar bersejarah yang bahkan masih dimanfaatkan hingga kini ini sangatlah sayang jika suatu saat akan rusak atau tenggelam dari peradaban. Mari kunjungi dan lestarikan cagar budaya!
#OSKMITB2018
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.