Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Kalimantan Timur Bulungan
Asal Muasal Suku Bulungan
- 25 Desember 2018
ejarah terbentuknya sebuah Masyarakat di Kalimantan timur, Khususnya Bulungan tidak lepas dari cerita Legenda asal-usul keberadaan mereka. Cerita-cerita yang berisi tentang kisah orang-orang terkemuka diantara mereka maupun peristiwa-peristiwa penting lainnya disampaikan dari mulut kemulut selama beberapa generasi. Hal ini dapat dipahami karena Suku Bulungan pada dasarnya adalah suku bangsa penutur (menyampaikan sebuah peristiwa dengan cara dilisankan, Oral Tradition), oleh karena itu, mereka tidak memiliki abjad atau alfabet tersendiri, setelah agama islam masuk dan berkembang di Bulungan serta dipeluk oleh mayoritas suku Bulungan, barulah mereka mengenal tulis-menulis huruf arab murni maupun huruf Jawi (arab-melayu). 
 
Konon cerita asal-usul suku Bulungan dimulai dari kisah kehidupan Ku Anyi, Ku Anyi adalah seorang kepala Suku Dayak Hupan (Dayak Kayan Uma Apan) mereka tinggal di hilir Sungai Kayan, mula-mula mendiami sebuah perkampungan kecil yang penghuninya hanya terdiri atas kurang lebih 80 jiwa di tepi Sungai Payang, cabang Sungai Pujungan. 
 
Hingga masa tuanya Ku Anyi ternyata belum dikaruniai seorang anak. ketika suatu hari, pada saat Ku Anyi berburu di hutan, ia mendengar suara aneh. Anjing berburunya menyalak keras kearah sebatang bambu betung dan sebutir telur diatas pohon Jemlai. Karena rasa penasarannya, bambu betung dan sebutir telur tersebut dibawanya pulang dan diletakan di perapian dapur. Keesokan harinya kedua benda tersebut berubah menjadi dua sosok bayi mungil laki-laki dan perempuan. Akhirnya, Ku Anyi dan Istrinya memberikan nama Jau Iru yang artinya “si Guntur Besar” pada bayi laki-laki dan Lemlai Suri pada bayi perempuan tersebut, keduanya dipelihara dengan baik hingga dewasa. 
 
Peristiwa aneh ini oleh masyarakat dinamakan Bulongan (bambu dan telur), pada perkembanganya menjadi Bulungan. Versi lainnya menyebutkan Bulungan berasal dari perkataan “ Bulu Tengon”, karena perubahan dialek dari bahasa bulungan kuno ke bahasa melayu menjadi Bulungan. sebutan ini digunakan sampai saat ini. 
Karena keduanya bukan saudara Kandung maka merekapun dinikahkan oleh Jua Anyi. Sejak itu keturunan dari pasangan Jau Iru dan Lemlai Suri menjadi pemimpin suku beturut-turut mulai dari Putranya Jau Anyi kemudian Paren Jau, Paren Anyi, Putri Pren Anyi yaitu Lahai Bara yang bersuamikan Wan Peren. 
 
Pada masa pemerintahan Lahai Bara, menurut penuturan sumber Tradisonal masyarakat suku Bulungan, terjadi sebuah peristiwa ajaib, ini terjadi pada saat kematian ayahnya Paren Anyi tiba, Peren Anyi berpesan pada putrinya Lahai Bara untuk menguburkan jenasahnya didalam sebuah peti (Lungun) kearah hilir sungai Kayan. 
Ternyata, saat kematian Paren Anyi tidak seorang pun warga menyimpan perahunya didaratan. Oleh karena itu Lahai Bara berjalan dari pesisir berputar hingga kearah hilir sungai kayan sambil menyerat dayung (besai) miliknya sambil meyeret Lungun atau peti mati ayahnya. 
 
Riwayat lain menyebutkan bahwa lahai bara meyeret dayungnya mulai dari tepi sebelah barat menuju tepi sebelah timur Tanjung Sungai Payang, dari situ putuslah tanah bekas goresan dayung tersebut.
 
Akibatnya, terjadi sebuah keajaiban, bekas seretan dayung Lahai Bara tersebut justru membelah kawasan tersebut dan menghasilkan sebuah daratan baru yang dinamakan Pulau Mayun (Pulau Hanyut). (Pulau ini terletak di muara sungai Batang di Hulu kampong Long Pelban, tempat ini kemudian dianggap keramat oleh para bagsawan Bulungan, akibatnya seorang Controleur van Bulungan bernama Mayers (1921-1922) mengirim sebuah ekspedisi untuk membongkar kawasan pekuburan batu yang terdapat ditempat tersebut dengan tujuan agar kawasan itu dapat dilalui oleh bangsawan Bulungan, namun tidak begitu lama iapun diserang penyakit yang hebat sehari kemudian iapun meninggal dunia). 
 
Selain itu ada pula peninggalan lain, sumber tradisional Bulungan menyebutkan ada sebuah Mandau (parang tradisonal suku dayak) yang bernama Batu Besi Kelu yaitu sejenis obsidian, batu kaca berwarna kehitaman yang terbentuk dari lahar cair yang cepat membeku. Ada pula yang meyebut Batu Besi Kelu merupakan serpihan dari pecahan batu Meteor.
 
Generasi selanjutnya adalah setelah Lahai Bara adalah Simun Luwan. Simun Luwan memiliki dua orang anak yaitu Sadang dan adik perempuannya yaitu Asung Luwan 
Pada masa Sadang tercatat tahun pemerintahannya terjadi pada 1548-1555, sesuai catatan Datuk Mansur. Dari periode inilah babak baru suku Bulungan yang pada masa itu bernama Uma Afan di Mulai, yaitu terjadinya pernikahan antara Datuk Mancang, konon seorang Pengeran Brunai dengan Asung Luwan terjadi, dari keturunan dari keduanya inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Bulungan
 
Sumber : http://muhammadzarkasy-bulungan.blogspot.com/2009/09/asal-usul-nama-suku-bulungan-dalam.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline