Candi Pari yang berdiri ditengah tengah desa Candi pari,Kecamatan Porong (15km arah selatan Sidoarjo)adalah satu-satunya candi peninggalan kerajaan Majapahit yang masih berpola utuh. berntuk sempurnanya berpola Candi Khmer (birma) dan Champa (Thailand).Hingga saat ini bentuk Candi Pari yang nyeleneh dari pola umum percandian Mojopahit itu belum ditemukan.Ciri khas pola bangunan candi Mojopahit selalu langsing pada bagian tubuh (tengah) dan trapesium pada bagian atap/mahkota dan selalu dibuat dari bahan batu emas.candi Pari yang dibuat oleh penguasa Mojopahit pada tahun 1293 Saka/1917 masehi ini berbentuk kubus,tanpa ada pembagian yang steorotif antar batur,tubuh dan mahkota. Satu-satunya ciri Mojopahit hanyalah bahannya yang terbuat dari batu merah.Panjang Candi Pari ini 16,86 m,lebar 14,10 m dan tinggi 13,40 m sehingga terkesan pendek dan lebar.Sementara pola umum Candi Mojopahit selalu berorientasi vertikal. Candi pari ini terdiri atas batur persegi empat,bagian barat...
CERITA GUMANSALANGI Untuk mendalami kebudayaan sangihe, sebaiknya memahami sastera lisan sangihe, sastera lisan sangihe adalah salah satu bukti peninggalan kebudayaan sangihe masa lalu yang masih dilestarikan sampai saat ini. Dari beberapa sastera lisan sangihe yang paling melegenda adalah cerita Gumansalangi. Dari cerita tersebut kita dapat melihat keberadaan sangihe dari penduduk mula-mula sampai terbentuknya kerajaan-kerajaan yang menjadi dasar terbentuknya sebuah suku yang dinamakan suku sangihe . Kisah Gumansalangi sebagai penduduk mula-mula tergambar secara utuh dalam “ Tamo ” karena tam...
Wayang Kulit Banjar adalah wayang kulit yang berkembang dalam budaya suku Banjar di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di Indragiri Hilir . Sejarah Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan ( Tjilik Riwut , 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit . Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama Raden Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar...
Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur . Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar . Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong, yaitu Cepot atau Astrajingga . Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak tertua Semar. Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor . Ciri fisik Sebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur penonton wayang , tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble . Dalam figur wayang kulit, Bagong membawa senjata kudi . Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar , Gareng , dan Petruk , ma...
Raja Jakobus Manoppo ialah raja Bolaang Mongondow yang pertama mendapatkan pendidikan di Hoofden School Ternate, karena ia telah dibawa oleh pedagang V.O.C. sesudah melalui persetujuan ayahnya raja Loloda Mokoagow (datu Binagkang). Jakobus Manoppo adalah raja ke-10 yang memerintah pada tahun 1691-1720, yang diangkat oleh V.O.C., walaupun pengangkatannya sebagai raja tidak direstui oleh ayahnya. Jakobus Manoppo pada saat dilantik menjadi raja beragama Roma Katolik. Pada zaman pemerintahan raja Cornelius Manoppo, raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah Bolaang Mongondow melalui Gorontalo yang dibawa oleh Syarif Aloewi, yang kawin dengan putri raja itu tahun 1866. Karena keluarga kerajaan sebelum raja Cornelius Manoppo memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk Bolaang Mongondow memeluk agama Islam juga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Over de Vorsten van Bolaang Mongondow...
Kaligrafi aksara Jawa merupakan kebudayaan Jawa warisan nenek moyang masyarakat Jawa. Tidak seperti batik yang kini sudah lestari, kaligrafi aksara Jawa bisa dikatakan terancam punah. Fan Page dan Group Kaligrafi Aksara Jawa di Facebook: Kaligrafi Jawa dan Kaligrafi Aksara Jawa. Twitter: @KaligrafiJawa Foto Relief Kaligrafi Aksara Jawa yang terbuat dari limbah kertas. Water resistant (tahan air). Bunyi: Kembang. Jika anda tertarik dengan produk ber-Kaligrafi Aksara Jawa, di Yogyakarta ada Rikswa Craft yang memproduksi Hiasan Dinding Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas. Produk Rikswa Craft ini juga dapat dijumpai di Mirota Batik Jl. Malioboro Yogyakarta. Anda juga bisa memesan nama anda untuk dibuat Relief Kaligrafi Aksara Jawanya. Sebaiknya anda memesan satu minggu sebelum datang ke Jogja, sehingga ketika sudah sampai di Jogja tinggal membawa pulang Relief Kaligrafi Aksara Jawa yang sudah anda pesan.
Gampar adalah permainan yang sangat khas, karena tidak semua daerah mempunyai permainan yang serupa. Gampar dimainkan dengan sebilah batu, dimana jumlah batu sama dengan jumlah pemainnya. Jadi masing-masing pemain mengumpulkan batu kojo -nya (Batu Jagoannya) untuk mereka gunakan, namun jika batu kojo susah didapat, biasanya kami menggantinya dengan bata bangunan, lebih bagus lagi jika ada bata beton warna hitam karena lebih kuat. Cara bermain: Pada prinsipnya permainan ini seperti permainan bowling, batu terlebih dahulu di lempar silih bergantian dengan diayun menggunakan kaki. Yang paling jauh adalah yang paling pertama melempar, giliran pun nanti mengurut sesuai dari hasil lemparan. Lalu semua kojo di jejer di depan para pemain dengan jarak hampir 5 – 10 meter, kesempatan mengayun kojo pertama jatuh kepada pelempar yang paling jauh mengayun kojo pada sesi sebelumnya. Jika kena sasaran sesuai kojo , Maka pemain yang mempunyai kojo tersebut...
Maen Po adalah salah satu aliran pencak silat yang berasal dari daerah Cianjur, tepatnya desa Cikalong --Cikundul (tempat awal mula berdirinya Cianjur) yang berada kini di kecamatan Cikalong Kulon. Lokasi ini dapat ditempuh melalui rute jalur alternatif dari Jakarta melalui Jonggol. Maen Po adalah seni bela diri yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Kebanyakan orang mengira bahwa aliran Cikalong ini adalah merupakan bela diri yang terinspirasi dari teknik perkelahian hewan mamalia terbang yaitu kalong (pteropus edulis) atau kelelawar besar berdasarkan pada kata dari aliran ini. Maenpo Cikalong sama sekali tidak mengambil bentuk atau terinspirasi dari hewan, Maenpo Cikalong adalah aliran bela diri pencak silat yang me...
SENI TRADISIONAL BANTENGAN adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans” yaitu tahapan pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan). Cikal bakal Seni Bantengan berkembang sejak jaman kerajaan Singasari (situs candi Jago – Tumpang) sangat erat kaitannya dengan Pencak Silat. Walaupun pada tersebut bentuk kesenian bantengan belum seperti sekarang, yaitu berbentuk topeng kepala bantengan yang menari. Gerakan tari yang dimainkan mengadopsi dari gerakan Kembangan Pencak Silat. T...