Anak
217 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Baruklinting
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Senjata pusaka berupa tombak yang dimiliki oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Cerita mengenai munculnya pusaka ini tertulis dalam Babad Mangir dan juga merupakan cerita lisan yang populer di kalangan masyarakat sekitar Bantul, Yogyakarta dan Madiun. Menurut versi tulis, saat ada persiapan pesta di Desa Mangir, tersebutlah Ni Rara Jlegong, seorang gadis dari Desa Jlegong yang meminjam pisau milik Ki Ageng Mangir Wanabaya. Saat meminjamkannya, Ki Ageng Mangir berpesan jika sudah selesai digunakan, pisau tersebut tidak boleh diletakkan di sembarang tempat, apalagi sampai terlangkahi oleh perempuan. Setelah menyanggupinya, gadis tersebut memakai pisau tersebut untuk membuat basung. Namun, setelah selesai, gadis itu menaruh pisaunya di bawah tikar dan tanpa sadar ia mendudukinya. Pisau tersebut pun lenyap, masuk ke dalam perutnya dan menyebabkan ia hamil.  Saat mengetahuinya, Ki Ageng Mangir meninggalkan desa untuk bertapa karena tak kuasa menahan malu. Sama halnya dengan Ni Rar...

avatar
Nanda Ghaida
Gambar Entri
Nasi Tim
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bahan Beras 250 gram dicuci bersih, direndam selama 1 jam Daging ayam 150 g, dipotong kotak Bumbu Bawang merah 1 buah Bawang putih 2 siung dicincang halus Merica Pala Garam Daun salam   Cara membuat Beras dicuci, ditanak hingga setengah matang. Daging ayam dimasukkan, dicampur dengan beras setengah matang. Bumbu-bumbu dihaluskan. Alat penanak nasi diisi air kira-kira 1/3 bagian. Kemudian panci yang  berisi nasi dimasukkan kedalam alat penanak nasi dan direbus hingga masak   Sumber: Murdijati Gardjiton Dkk. 2017. Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

avatar
Iraa Rachmawati
Gambar Entri
Sanggul Ukel Tekuk - Jogja - DI Jogjakarta - Tata Rambut
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

UKEL TEKUK   1.      Pengertian Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton  Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban).yang menjadi pembeda dalam penggunaannya adalah ragam accessories serta pakaian yang dikenakan. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga.   Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut:   a) Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggu...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sanggul Gelung Tekuk - Jogja - DI Jogjakarta - Tata Rambut
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sanggul gelung tekuk / Sanggul Ukel Tekuk adalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban). Pembeda dalam penggunaan sanggul ini adalah ragam aksesoris serta pakaian yang dikenakan.   Namun, sekarang penggunaan sanggul ukel tekuk sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam artian tidak hanya di pakai oleh keluarga keraton saja, namun sudah dipakai masyarakat luar keraton. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini dihiasi dengan bunga jebehan dan tusuk gunungan yang menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga.   Sumber: http://sanggul-sanggul.blogspot.co.id/2010/...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Luweng - Bantul - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Alat memasak yang satu ini bentuknya mirip dhingkel, hanya saja lebih panjang. Artinya, lubangnya lebih dari satu, bisa dua atau tiga memanjang ke belakang. Jadi sekali memasak, bisa dipakai untuk dua atau tiga masakan sekaligus. Sementara bara api yang dimasukkan dalam luweng itu hanya melalui satu mulut, yaitu di bagian depan. Itulah sebuah tungku tradisional yang disebut dengan luweng. Umumnya luweng juga berbentuk U memanjang ke belakang. Bisa dibuat permanen atau sementara. Tungku jenis ini sering digunakan untuk memasak partai besar, baik untuk keperluan hajatan maupun warung, seperti jualan gudeg, sambal goreng, atau lainnya. Dibuat permanen jika digunakan dalam waktu lama. Biasanya luweng yang bersifat permanen ini, dibuat dari batu bata merah yang dipoles atau dilumuri dengan adonan tanah liat atau semen, sehingga lebih kuat. Sementara yang bersifat sementara seringkali dijumpai saat masyarakat mempunyai hajatan. Bentuknya sederhana, hanya terbuat dari bat...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kuwali - DI Yogyakarta - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengguna kuwali hanya tinggal para pedagang makanan, seperti soto dengan label soto kuwali, pedagang gudheg, bubur, dan lainnya. Sementara warga pedesaan yang menggunakan alat ini tinggal sebatas di kala ada keperluan hajatan saja. Kuwali, kwali atau dalam bahasa Indonesia disebut belanga, adalah sebuah alat masak yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa tempo dulu. Namun sekarang, keberadaan alat ini telah diganti oleh peralatan yang lebih modern, seperti panci, dandang, magiccom, ricecooker, dan sejenisnya. Tentu saja peralihan barang ini karena modernisasi dan akibat perkembangan zaman. Kuwali setidaknya masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa sebelum kemerdekaan RI hingga di tahun 1970-an. Bahkan, istilah ini telah terekam dalam kamus Jawa “Boesastra Djawa” karangan WJS. Poerwadarminta tahun 1939. Hal itu membuktikan bahwa barang ini jamak digunakan oleh masyarakat Jawa, khususnya, kala itu, sebagai peralatan untuk memasak sayur atau air, sepe...

avatar
Oase
Gambar Entri
Pengaron - Parangtritis - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Ada sebagian masyarakat di Jawa menyebut pengaron sebagai kemaron. Bentuk pengaron seperti kuali. Bedanya, bagian bawah pengaron datar, agar mudah diletakkan di tanah atau lantai. Diameter bagian alas lebih kecil dibandingkan dengan bagian atas. Pengaron juga mirip silinder. Sementara bagian atas berdiameter lebih besar dan mempunyai bibir melingkar selebar sekitar 5 cm. Pengaron juga umumnya terbuat dari tanah liat atau gerabah. Pengaron biasa dipakai setelah dibakar, seperti peralatan dapur lain yang terbuat dari tanah liat. Ada dua macam pengaron, yakni pengaron besar dan pengaron kecil. Untuk pengaron kecil, warga Parangtritis, Kabupaten Bantul, menyebutnya dengan kabaran. Disebut pengaron besar jika diameter lingkaran bagian atas sekitar 50 cm, tingginya 27 cm, dan disebut pengaron kecil (kabaran) jika diameter lingkaran bagian atas sekitar 35 cm serta tingginya 19 cm. Alat dapur yang satu ini multifungsi. Bisa untuk “ngaru” nasi, tempat air bersih, tempat...

avatar
Oase
Gambar Entri
Keren - Bantul - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wujud tungku jenis ini sepintas mirip dengan anglo, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama ternyata ada perbedaan. Bahannya sama terbuat dari tanah liat. Bentuk dan ukuran juga hampir sama. Yang membedakan adalah tanpa adanya sarangan di tungku yang berjenis keren ini. Boleh jadi, keren ini perpaduan antara dhingkel dan anglo. Tungku jenis keren menggunakan bahan bakar berupa kayu, sabut kelapa, “blarak” (daun kelapa kering), bilah bambu, dan sejenisnya. Bahan bakar seperti ini juga digunakan pada tungku jenis dhingkel. Bedanya, kalau dhingkel terbuat dari susunan batu bata merah yang berbentuk U, keren terbuat dari tanah liat. Keren lebih praktis dipindah dibandingkan dengan dhingkel. Sama dengan anglo, keren juga ada yang kecil dan besar. Keren kecil sering dipakai untuk memasak sehari-hari, keren besar biasanya hanya untuk keperluan memasak dalam jumlah besar, misalnya saat ada hajatan selamatan, pernikahan, dan lainnya. Walaupun keberadaan...

avatar
Oase
Gambar Entri
Gethuk
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sore-sore padhang bulan, ayo kanca padha dolanan Rene-rene bebarengan, rame-rame e dha gegojegan Kae-kae rembulane, yen tak sawang kok ngawe-awe Kaya-kaya ngelikake, kanca kabèh aja padha turu sore Gethuk, asale saka tela Mata ngantuk, iku tambane apa Ah ala gethuk, asale saka tela yèn ra pethuk, atine rada gela Aja ngono mas, aja aja ngono Kadhung janji mas, aku mengko gela Gek Kepriye Duh kaya ngene rasane Anake wong ora duwe Ngalor ngidul tansah diece Karo kanca kancane Pye pye pye pye ya ben rasakna Pye pye pye pye rasakna dewe Pye pye pye pye ya ben rasakna Pye pye pye pye rasakna dewe Besuk kapan aku bisa Urip kang luwih mulya Melu nyunjung drajating bangsa Indonesia kang mulya Pye pye pye pye mbuh ra weruh Pye pye pye pye mbuh ra ngerti Pye pye pye pye mbuh ra weruh Pye pye pye pye mbuh ra ngerti   Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-di-yogyakarta.html

avatar
Sobat Budaya