Ornamen
Ornamen
Alat Masak Daerah Istimewa Yogyakarta Bantul
Keren - Bantul - DI Yogyakarta - Peralatan Masak
- 19 April 2018

Wujud tungku jenis ini sepintas mirip dengan anglo, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama ternyata ada perbedaan. Bahannya sama terbuat dari tanah liat. Bentuk dan ukuran juga hampir sama. Yang membedakan adalah tanpa adanya sarangan di tungku yang berjenis keren ini.

Boleh jadi, keren ini perpaduan antara dhingkel dan anglo. Tungku jenis keren menggunakan bahan bakar berupa kayu, sabut kelapa, “blarak” (daun kelapa kering), bilah bambu, dan sejenisnya. Bahan bakar seperti ini juga digunakan pada tungku jenis dhingkel. Bedanya, kalau dhingkel terbuat dari susunan batu bata merah yang berbentuk U, keren terbuat dari tanah liat. Keren lebih praktis dipindah dibandingkan dengan dhingkel.

Sama dengan anglo, keren juga ada yang kecil dan besar. Keren kecil sering dipakai untuk memasak sehari-hari, keren besar biasanya hanya untuk keperluan memasak dalam jumlah besar, misalnya saat ada hajatan selamatan, pernikahan, dan lainnya.

Walaupun keberadaan tungku jenis keren mulai terdesak oleh kompor gas, namun sebagian masyarakat Jawa, terutama yang tinggal di desa, masih menggunakan keren sebagai alternatif untuk memasak. Salah satu alasan mereka menggunakan keren karena mereka (para wanita paruh baya yang ada di desa) kalau menggunakan kompor gas takut meledak. Selain itu, peralatannya mahal dan susah merangkainya komponennya.

Lepas dari berbagai alasan di atas, tungku keren ini merupakan salah satu ciptaan masyarakat Jawa di masa lampau yang masih bertahan hidup, meski kain redup.

Memasak dengan peralatan keren merupakan pilihan sederhana dari masyarakat Jawa, baik yang tinggal di pegunungan maupun dataran rendah, seperti pantai dan lembah. Bagi masyarakat kelas bawah, peralatan memasak seperti ini mudah diperoleh karena banyak dijumpai di pasar tradisional dan warung-warung dekat rumah. Harganya pun murah, hanya Rp 5.000 (untuk ukuran kecil) hingga Rp 10.000 (untuk ukuran besar).

Untuk kebutuhan bahan bakarnya, tidak perlu repot memikirkannya, karena banyak dijumpai di sekitar rumah tanpa harus membeli. Banyak bahan bakar yang bisa digunakan mulai dari “blarak” (daun kelapa kering), sabut kelapa, ranting-ranting bambu, belahan bambu, ranting-ranting pohon, dedaunan kering, serbuk gergajian, “kawul” (kayu bekas pasahan), tempurung kelapa, bonggol bambu, dan lain sebagainya.

Ciri utama bentuk keren adalah seperti anglo tanpa sarangan. Bagian atas berlubang besar untuk tempat api keluar, mulut samping juga besar tempat memasukkan bahan bakar. Di samping kanan kiri mulut keren ada lubang-lubang kecil, masing-masing berjumlah tiga berfungsi untuk sirkulasi udara. Di bibir atas keren ada tiga benjolan kecil berfungsi untuk meletakkan alat memasak yang ditaruh di keren, seperti panci, wajan, kwali, dan lainnya. Dengan demikian, udara selain lewat lubang-lubang kecil, juga bisa lewat sela-sela benjolan tadi.

Cara menyalakan api juga cukup sederhana. Beberapa bahan bakar kering dimasukkan ke keren lewat mulut keren yang ada di samping. Lalu api disulutkan pada sepucuk kertas atau daun kering, kemudian dimasukkan di sela-sela bahan bakar yang sudah ada di dalam keren. Sebentar kemudian api akan menyala dan membakar bahan bakar lain yang ada di keren.

Sebaiknya bahan bakar diselingi dengan bahan bakar yang tidak cepat habis terbakar, contohnya bonggol, “dhongklak” bambu atau bilahan kayu/bambu. Fungsinya agar tidak berulangkali memasukkan bahan bakar ke keren. Jika api sudah stabil, maka alat memasak bisa diletakkan di atas keren, misalkan hendak menanak nasi, maka kwali segera diletakkan di atas keren. Bisa juga untuk memancing nyala api menggunakan sedikit minyak tanah.

Apabila nyala api terlalu besar, maka bahan bakar di dalam keren bisa dikurangi, demikian sebaliknya jika kurang, bahan bakar bisa ditambah. Pengaturan api keren berfungsi untuk menjaga kestabilan api seperti yang diinginkan. Sebab jika tidak stabil, artinya terlalu besar atau kecil, masakan bisa “gosong” atau tidak segera masak.

Apabila api mati, bisa ditiup dengan mulut atau dengan bantuan kipas maupun “semprongan” (bambu berlubang). Itu bisa dilakukan apabila di dalam keren sudah ada “mawa” atau bara api. Jika belum ada, maka penyalaan api atau “cethik geni” bisa dilakukan ulang. Apabila di dalam keren sudah banyak abunya, maka sebaiknya abu dikeluarkan dulu. Abu ini bisa dipakai untuk pupuk tanaman atau digunakan untuk “asah-asah” (mencuci) perabotan memasak yang kotor. Biasanya sekarang sudah diganti dengan deterjen pencuci piring lainnya.

Itulah sekelumit pengertian tentang alat memasak tradisional yang disebut keren. Tentunya alat ini lama-kelamaan akan ditinggalkan dan hanya akan menambah koleksi museum, karena sudah tidak dianggap praktis lagi. Apalagi pendukung pemakainya yaitu si pembuat keren sudah tidak ada, entah mungkin tinggal satu dekade atau satu abad mendatang.



 

Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/keren/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa