×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tata Rambut

Elemen Budaya

Pakaian Tradisional

Provinsi

DI Jogjakarta

Sanggul Ukel Tekuk - Jogja - DI Jogjakarta - Tata Rambut

Tanggal 18 Apr 2018 oleh hallowulandari .

UKEL TEKUK
 
1.      Pengertian
Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton  Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban).yang menjadi pembeda dalam penggunaannya adalah ragam accessories serta pakaian yang dikenakan. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga.
 
Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut:
 
a) Putri remaja
Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggunakan:
Memakai ukel tekuk dengan hiasan peniti ceplok ditengah dan peniti renteng di kanan dan kiri sanggul.
Memakai kain garis miring dengan model tanpa baju (pinjung kencong).  Sanggul dipakai waktu menhadap raja pada hari ulang tahun raja (wiosan).
 
b) Putri dewasa
Memakai ukel tekuk dengan hiasan sebagaimana pada putrid remaja.
Memakai kain dengan semekan.
Memakai kebaya pendek tanpa bef.
Memakainya sebagai pakaian sehari-hari dalam keraton.
Memakai kain seredan. Putri yang sudah menikah.
Memakai ukel tekuk dengan hiasan pethat emas dan bunga ceplok jebehan.
Memakai kain batik wiron.
Memakai kebaya beludru/sutra panjang dengan pelisir pita emas dan memakai peniti susun tiga.
Sanggul ini dipakai pengiring raja ketika menghadiri resepsi diluar keraton.
 
c) Inang pengasuh
Memakai ukel tekuk tanpa hiasan.
Memakai kain batik tanpa wiron dan memakai semekan.
Tidak memakai baju.
Memakai sampir barong dan wedung atau paturon barong.
 
2.      Makna sanggul
Dalam uraian terdahulu telah dijelaskan penggunaan sanggul menurut umur dan keperluan. Kaum wanita yang memakai sanggul sekarang menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia remaja dan mulai menginjak masa kedewasaannya. Hal ini juga merupakan perlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya yang berarti ia sudah layak menjadi ibu rumah tangga.
 
3.      Aksesoris
Bentuk aksesoris untuk putri remaja adalah:
1.Mengenakan Peniti Ceplok di tengah sanggul, serta peniti pada bagian sisi kiri dan kanan rambut.
2. Mengenakan kain garis miring dengan model tanpa baju
3. Sanggul ini dikenakan di hari ulang tahun raja (wiosan)
 
Bentuk aksesoris untuk putri dewasa (gadis) adalah :
1.Mengenakan Peniti Ceplok di tengah sanggul, serta peniti renteng pada bagian sisi kiri dan kanan rambut.
2.Menggenakan kain dengan semekan, mengenakan kebaya 
      tanpa bef.
3. Dipakai sehari-hari.
 
Bentuk aksesoris untuk putri dewasa yang telah menikah adalah :
1.Ukel tekuk dengan hiasan pethat emas dan bunga ceplok jebehan
2.Mengenakan kain batik wiron seredan, memakai kebaya beludru atau sutra panjang dengan pelisir pita emas dan memakai peniti susun emas
3. Sanggul ini dikenakan pada saat mengiringi raja ketika menghadiri resepsi diluar keraton.
 
Untuk inang pengasuh adalah :
1. Memakai ukel tanpa hiasan.
2. Memakai kain batik tanpa wiron dan memakai semekan, tidak mengenakan baju, mengenakan sampir barong dan wedung atau paturon barong.
 
Aksesoris yang lebih umum digunakan adalah menggunakan Ceplok Jebehan yang terdiri dari:
1.      Ceplok, digunakan pada tengah sanggul bagian atas
2.      Dua tangkai Bunga Jebehan yang menjuntai kebawah, dipasang pada bagian kiri dan kanan sanggul.
3.      Pethat bentuk Gunung, dipasangkan pada bagian atas sanggul (diantara sanggul dang sunggaran)
 
4. Peralatan yang digunakan
a)      Sisir (sisir yang salah satu ujungnya melengkung untuk keperluan membuat sunggar).
b)      Minyak rambut.
c)      Cemara 100-125 cm.
d)     Jepitan dan harnal
e)      Hairnet yang terbuat dari bahan nilon.
f)       Karet pengikat rambut.
 
5. Cara membentuk sunggaran
a)      Rambut pada kedua sisi (diatas telinga) disisir kearah atas dan tengah. Setelah rapi rambut diikat menjadi satu dibagian tengah belakang kepala.
b)      Setelah rambut diikat, sedikit dilonggarkan pada kedua sisi untuk mendapatkan bentuk sunggar yang dimaksud. Bantuan ibu jari dan keempat jari yang lain menjepit rambut pada rambut dikedua sisi dilakukan, dengan menarik keluar sedikit, tanpa dipaksakan.
 
6. Cara membuat sanggul
a)      Ikatan rambut yang sudah disatukan mulai dibentuk menjadi sanggul.
b)      Pertama kali adalah pembuatan lingkaran pertama pada sebelah kiri.
c)      Arah rambut menjuntai ke bawah, tepat pada garis pertumbuhan rambut, arahkan rambut ke bagian atas, membuat setengah lingkaran, menuju ikatan rambut.
d)     Sampai pada gerakan ini sudah terlihat satu buah lingkaran pada sebelah kiri.
e)      Posisikan rambut untuk membuat lingkaran sebelah kanan dengan cara membawa rambut tersebut ke batas pertumbuhan rambut disebelah kanan.
f)       Arahkan ujung rambut ke bagian tengah sanggul ke arah kanan, lalu menuju ke atas, ke tempat ikatan rambut. Ujung rambut diikatkan pada pangkal ikatan dan dikencangkan dengan menggunakan jepit rambut.
g)      Bagian lingkaran kedua dibalik arahnya, sehingga posisi bagian atas sanggul menjadi satu.
h)      Ambil lungsen yang sudah dipersiapkan untuk diikatkan tepat ditengah sanggul sebagai penguat sanggul.
 
Berbeda dengan sanggul ukel konde yang berasal dari Solo, sanggul ukel tekuk adalah jenis sanggul yang lazim digunakan dalam lingkup keraton Jogja. Termasuk permaisuri, selir, putri raja dan para inang pengasuh atau emban Dalam penggunaannya, yang membedakan adalah ragam aksesoris serta pakaian yang dikenakan. 
 
Apabila seorang wanita menggunakan sanggul jenis ini, artinya ia telah lepas dari dunia kanak-kanak dan mulai menginjak masa dewasa. Sekaligus merupakan perlambang bahwa gadis tersebut ibarat bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Maka seorang gadis telah beranjak dewasa, ia diharapkan mampu memikul tugas serta tanggung jawab dan layak dianggap sebagai ibu rumah tangga. 
 
Bentuk sanggul ukel tekuk saat ini sudah banyak digunakan secara luas. Tidak hanya di lingkungan keraton saja. Tetapi juga seluruh masyarakat umum di Yogyakarta.
 
Ornamen atau Perhiasan 
Perhiasan yang dipakai adalah Ceplok Jebehan yang terdiri dari :
  1.     Pada bagian tengah sanggul agak keatas dipasang cepl
  2.     Pada kiri kanan sanggul dipasang dua tangkai bunga jebehan yang menjuntai kebawah. 
  3.     Pada bagian atas sanggul dipasang pethat berbentuk gunung.
 
Cara Membentuk Sanggul
  1.  Rambut pada kedua sisi (diatas telinga) disisir kearah atas dan tengah.Setelah rapi rambut diikat menjadi satu dibagian tengah belakang kepala.
  2. Setelah rambut diikat,sedikit dilonggarkan pada ketua sisi untuk mendapatkan bentuk sunggar yang dimaksud.Bantuan ibu jari dan keempat jari yang lain menjepit rambut pada rambut kedua sisi dilakukan,dengan menarik keluar sdikit,tanpa dipaksakan.
  3.  Menyangggul ikatan rambut yang sudah disatukan mulai debentuk menjadi sanggul.
  4.  Pertama kali adalah pembuatan lingkaran pertama pada sebelah kiri.
  5. Arah rambut menjuntai kebawah,tepat pada garis pertumbuhan rambut, arahkan rambut kebagian atas,membuat setengah lingkaran ,menuju ikatan rambut.
  6.  Sampai pada gerakan ini sudah terlihat satu buah lingkaran pada sebelah kiri.
  7.  Posisikan rambut untuk membuat lingkaran sebelah kanan dengan cara membawa rambut tersebut kebatas pertumbuhan rambut disebelah kanan.
  8. Arahkan ujung rambut kebagian tengah sanggul kearah kanan,lalu menuju keatas,keemapat ikatan rambutan.Ujung rambut diikatkan pada pangkal ikatan  dan dikencangkan dengan menggunakan jepit rambut.
  9. Bagian lingkaran kedua dibalik arahnya,sehingga posisi bagian atas sanggul menjadi satu.
  10. Ambil lungsen yang sudah dipersiapkan untuk  diikatkan tepat ditengah sanggul sebagai pengaut sanggul.
 
Cara Membuat Sanggul Ukel Tekuk:
https://www.youtube.com/watch?v=gyPGo_DekUI
 
Sumber:
  1. http://www.dewisundari.com/berbagai-macam-sanggul-jawa/
  2. http://adityawanda94.blogspot.co.id/2014/01/sanggul-tradisional.html
  3. http://yunidbest.blogspot.co.id/2012/02/ukel-tekuk-di-yogyakarta.html

DISKUSI


TERBARU


Budaya adat bet...

Oleh Rizka Vivi Aurelia | 18 May 2024.
Seni pertunjukan dan Makanan khas betawi

Perkenalkan Saya Rizka Vivi Aurelia, Saat ini saya berusia 21 tahun, saya ingin mengikuti perlombaan dari budaya indonesia. semoga hasil dari editing...

Batik

Oleh Admin | 17 May 2024.
batik

....

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Makanan Khas Je...

Oleh Yaemmm | 10 May 2024.
Makanan daerah

Horog-Horog adalah makanan khas Jepara sebagai sumber karbohidrat dapat menjadi pengganti nasi. Bahan utamanya adlah tepung yang terbuat dari pohon a...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...