Sebagai salah satu daerah tempat pusat perkembangan agama Islam di Jawa adalah Kota Cirebon yang kaya dengan tradisi-tradisi bernuansa Islami. Salah satu keseniaan yang sampai sekarang masih sering dipertunjukkan adalah kesenian Buroq. Satu bentuk seni yang awalnya diperkenalkan oleh Sunan Gunung Jati sebagai sarana silaturahmi ketika beliau mengajak masyarakat berkumpul sambil memberikan dakwah Islam. Buroq adalah “hewan bersayap” yang disebut dalam Al Quran sebagai tunggangan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Cerita mengenai buroq ini dikembangkan dalam imajinasi berupa hewan berbentuk kuda bersayap dengan kepala wanita cantik yang berkerudung. Dalam perkembangannya, kesenian buroq ini menjadi sebuah pagelaran untuk kirab diyakini mulai dikembangkan pada tahun 1934 oleh seniman bernama abah Kalil di Desa Kalimoro, kecamatan Babakan, Cirebon. Kesenian buroq digunakan sebagai arak-arakan untuk acara khitanan, khata...
Batik Macan Ali ini cukup memiliki kesamaan yang hampir serupa dengan batik Banjar Balong. Keduanya memiliki tipe motif yang hampir sama yang secara keseluruhannya memberikan satu-kesatuan pola batik yang indah. Filosofi dan nilai dari batik ini pun juga hampir sama dimana keberadaan pohon hayat sebagai simbolisme penyeimbang dan penghubung yang perlu dijaga. Keberadaan hubungan secara vertikal antara batin kita dengan TuhanNya dan keberadaan hubungan secara horizontal batin kita dengan alam semesta dan lingkungannya. Sumber: https://infobatik.id/batik-macan-ali/
Batik Banjar Balong memiliki tata susun dengan posisi yang telah tertera pada bagian penjelasan memberikan konotasi tentang keberadaan pohon hayat. Pohon hayat yang terdapat di tengah yang diapit oleh kanan-kiri sepasang lar (Motif Garuda), samping atas kana-kiri dan dilingkupi meru, menandakan akan keberadaan simbolisme pohon hayat yang terjaga ketat. Terdapat dua simbolisme pohon hayat. Secara struktur Motif Pohon Hayat yang tengah melingkupi 6 Motif Pohon Hayat memberikan konotasi filosofi tentang cermin hubungan dan keseimbangan yang berlapis. Sehingga, Motif Pohon Hayat ini perlu dijaga secara mikrokosmos (batik kita yang terlukis sebagai pohon hayat pada posisi tengah) dan secara makrokosmos (alam semester dan lingkungannya yang terlukis sebagai pohon hayat bagian yang melingkari). Pada Batik Banjar Balong juga terdapat Motif Seekor Burung Garuda. Terdapat bentuk simbolik garuda ini diilhami oleh mitos Hinduisme, yaitu bu...
Batik Sawat Pengantin merupakan batik kelas atas, yang dahulu sering dipakai oleh keluarga keraton Cirebon. Juga sering dikenakan pasangan pengatin, hal ini karena filosofi batik Sawat Pengantin yang dipercaya bisa melindungi kehidupan pemakainya. Kata Sawat berarti sayap atau dalam bahasa Cirebon disebut Lar . Sebagian masyarakat pada zaman dahulu berpendapat bahwa kata Sawat berasal kata “Sahwat”. Batik Sawat Pengantin terdiri dari dua pola atau motif , yang pertama motif pohon hayat dikelilingi motif lidah dan motif meru. Pola yang kedua adalah pohon hikayat dikelilingi motif lidah, motif lar (garuda), dan motif meru. Motif lidah api yang terdapat pada batik sawat ini tersusun secara gradasi dan menjadi puncak motif meru yang melingkupi motif lainnya. Motif pohon hayat seolah dikelilingi oleh motif lain seolah menjaga keseimbangan hubungan kosmos secara vertikal dan horisontal. Motif Batik...
Motif Jalak Ireng ini, meskipun tidak ada motif jalaknya (karena terbang entah kemana) tetapi warna hitam pekatnya langsung mengingatkan dengan warna hitam burung jalak. Batik ini merupakan produk cantingan girilayu yang terkenal dengan ukel dan ceceknya. Motif ini merupakan motif kontemporer dengan hiasan bunga dan variasi motif yang menjadi satu dan tidak ada unsur motif utama yang dominan dalam batik tersebut. Namun unsur bunga, cecek dan ukel yang menjadi ciri khas tersebut mampu dilukis dengan indah dan mampu saling melengkapi satu dengan motif yang lain. Motif ini dibatik oleh Ibu Kasiyem yang sudah puluhan tahun bergelut dengan dunia batik tulis. Ada juga potongan motif sekar jagad yang juga dilukiskan di dalam bagan bawah batik tulis ini sebagai variasi agar batik ini lebih memiliki karakter yang unik dan elegan di dalam motif-motifnya. Beralih kepada segi pewarnaan, warna hitam menjadi dominan karena memang war...
Nama Ukel Gading tersebut juga bukan hanya nama, karena sudah turun temurun Batik Girilayu terkenal dengan hiasan atau isen-isen ukel dan cecek yang begitu rapi dan merupakan ciri khas Batik Girilayu itu sendiri. Dari maknanya kami ambil filosofi bahwa motif tesebut adalah motif ukel yang begitu mahal, seperti gading yang memiliki kekuatan untuk menunjukkan karakter kemewahan batik tersebut. dan benar saja, dalam sekali melihatnya, batik tersebut sudah mampu memikat kita dari auranya. Kembali ke dalam motifnya, motif ukel khas Girilayu yang juga sudah terkenal karena ukel satu langkahnya, maksudnya adalah ukel yang tidak putus ketika membatiknya garis ukelnya. Sebenanya motif keseluruhan batik ini lebih pantas disebut motif Wahyu Tumurun dilihat dari unsur-unsur motif utamanya. Namun, kami ingin lebih menekankan kehalusan ukel dalam batik tersebut. Sumber: https://infobatik.id/batik-solo-batik-tulis-klasik-ukel-gading...
Ornamen tersebut diberi nama Kumudawati, yang sarat dengan kedalaman makna dan ajaran filsafat Jawa. Ajaran filsafat Jawa itu diaplikasikan pada ornamen Kumudawati pada singup Pendhapa Ageng tersebut, dibuat agar orang-orang tidak hanya menjadikannya sebagai tontonan, tapi juga tatanan dan tuntunan sebagai orang Jawa. Tepat di tengah pendopo ageng tersebut kita bisa melihat 8 kotak lukisan batik dengan warna yang berbeda. Itulah lukisan batik Kumudawati. Sedikit kita ungkap makna dari warnanya saja dulu ya. Kuning bermakna mencegah rasa kantuk, biru mencegah datangnya musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi atau stress, putih mencegah pikiran kotor atau negatif, orange mencegah ketakutan, merah mencegah kejahatan dan ungu mencegah pikiran jahat. Kata kumuda berarti bunga-bunga teratai putih, sedangkan wati memiliki arti jagad; rahsa , juga cahaya atau s...
Batik motif Garuda Pengalasan. Dari namanya saja sudah keren, begitu juga dengan batiknya. hasil karya para pengrajin batik Desa Girilayu ini memang terbilang istimewa, karena dari motifnya sendiri memiliki unsur yang lengkap sebagai batik kontemporer meskipun memiliki tema klasik. Tema klasik terlihat dari dominannya warna sogan yang berkombinasi dengan warna hitam. Warna khas sogan ini memberikan identitas bahwa warna klasik masih tetap diminati oleh para kolektor maupun pecinta batik tulis. Beralih kepada motifnya, unsur utama batik tulis ini adalah burung garuda yang digambarkan memiliki ekor yang panjang dan memanjang setengah lingkaran mengitari ekor dan sayap unsur burung tersebut. motif garuda terlihat berbeda karena motifnya terlihat seperti memiliki mahkota. Sumber: https://infobatik.id/batik-solo-batik-girilayu-motif-garuda-pengalasan/
Terdiri dari ornamen utama yang berbentuk empat bulatan lonjong dibuat menyerupai bentuk bunga (kembang), sehingga motif ini dinamakan Kawung Kembang. Ornamen utama yang terdiri dari bulatan lonjong terdapat isen motif berbentuk garis diletakkan pada setiap ujung bulatan kawung. Di tengah-tengah antara bulatan kawung satu dengan yang lainnya terdapat isen motif yang berbentuk deretan titik dengan arah melingkar, serta membentuk lingkaran yang kecil dan empat titik yang berada di luar lingkaran tersebut. Komposisi warna pada motif Kawung Kembang terdiri dari warna putih, putih kekuningan sebagai warna ornamen utama, merah soga sebagai warna kontur dan hitam untuk warna latar pada motif Kawung Kembang. Sumber: https://infobatik.id/batik-solo-bentuk-ceplok-kawung-kembang-cengkeh/