menu cumi, cumi di kedai ini diolah dengan cara direbus dalam kuali tanah dengan gaya masak mirip dengan saat memasak ikan dengan kuah khas Mandar (bau peapi) Cara Memasak Bau Peapi: Bahan Cumi 1 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air, saring 3 sdm minyak untuk menumis Haluskan 7 butir bawang merah 4 siung bawang putih 4 buah cabai merah keriting 2 cabai merah besar 2 cm kunyit ½ sdt merica butiran 1 sdt garam 1 lembar daun salam 2 cm lengkuas , memarkan 1 batang serai, memarkan 300 ml air 1 sdt gula pasir Cara Membuat Bersihkan cumi, potong-potog sesuai selera Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai sampai harum dan matang. Masukkan ikan tongko...
Jepa merupakan makanan khas Suku Mandar Sulawesi Barat yang sampai saat ini masih di konsumsi oleh masyarakat dan kerap dikonsumsi sebagai pengganti makanan pokok yakni nasi. Beberapa sumber menuturkan, Jepa muncul di masa-masa daerah tersebut mengalami kekeringan dan kelaparan. Jepa terbuat dari sagu atau singkong yang di parut kemudian diperas dan diambil ampasnya. Setelah kering ampas dicampur dengan parutan kelapa setengah tua dan ditambah sedikit garam untuk membuat rasa lebih enak. Setelah tercampur merata, kemudian dibentuk seperti lempengan bundar dan tipis di atas wajan yang terbuat dari batu atau dalam Bahasa Mandar disebut "Panjepangang". Panjepangang terdiri atas dua piringan, piringan 1 digunakan untuk meletakkan jepa dan piringan 2 sebagai penutup yang diletakkan bertumpuk diatas jepa yang dibakar. Selanjutnya jepa dibakar diatas tungku dari tanah liat menggunakan sabut. Selempeng Jepa diberi harga Rp.1000. Jepa berbentuk lempengan bundar dan tipis berwar...
Rumah Boyang adalah rumah tradisonal dari Sulawesi Barat. Bahan bakunya berupa kayu dan identik dengan warna hitam serta seperti rumah panggung. 1. Struktur dan Arsitektur Rumah Boyang Seperti halnya kebanyakan rumah adat di provinsi lainnya di Indonesia, rumah Boyang ini juga merupakan rumah adat berstrukturkan rumah panggung yang tersusun dari material kayu-kayuan. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat ini ditopang oleh beberap tiang-tiang yang terbuat dari kayu balok berukuran besar setinggi 2 (dua) meter. Tiang-tiang tersebut akan menopang lantai sekaligus juga atapnya. Pada tiang rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah, melainkan hanya ditumpangkan disebuah batu datar guna mencegah kayu cepat melapuk. Mengingat struktur dari rumah adat ini berupa rumah panggung, maka rumah adat dari suku Mandar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) buah tangga, satu di bagian depan dan satunya lagi berada di bagian belakang rumah. Tangga-tangga tersebut mempunyai anak tangga y...
ABSTRACT Mappandesasi ritual is an oral folklore tradition, a folklore which form is a compiled of oral and non-oral elements. Oral tradition connects generation of past, present and future. Oral tradition inherited from generation to generation, in everyday life, thoughts, sayings, and behavior of individual or group is the real implementation of the text. This research is a qualitative-descriptive research and uses deep interview and observation method. The result of this research show that the ritual is usually performed before fishermans goes fishing, as a gesture of asking for safety and fortune to the sasi guardian and also performed after fishing to thank the sasi guardian for granting them safety and fortune. In mappandesasi ritual, the people prepare some equipment as a ritual medium. It consist of cattle, beke, and mannu as the sacrificial animal. Keywords: ritual, sasi, fisherman, and Mandar ABSTRAK Ritual mappandesasi me...
Samba` Paria adalah seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama adiknya di sebuah rumah panggung di tengah hutan di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Pada suatu hari, Raja Mandar bersama beberapa orang pengawalnya menculik Samba` Paria. Mengapa Raja Mandar menculiknya? Lalu bagaimana nasib Samba` Paria selanjutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Samba` Paria berikut ini. Alkisah, Di daerah Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik jelita bersama seorang adiknya yang masih berumur sepuluh tahun. Kedua kakak beradik itu adalah yatim piatu. Mereka hidup rukun dan saling menyayangi. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung peninggalan orang tua mereka yang berada di tengah hutan belantara, jauh dari permukiman penduduk. Dari kejauhan, rumah mereka hampir tidak kelihatan, karena selain tertutupi pepohonan rindang di sekitarnya, juga diselubungi oleh tanaman paria (pare) yang menjalar mulai dari tiang, tangga, dinding, hingga ke atap rumahnya...
Pada muJanya Datu Bakkak dan Puang Balabassi datang dari Batu BQlong. Datu Bakkak menuju ke Palopo, sedangkan Puang Balabassi ke Gandang. Pada saat keduanya akan berpisah, mereka buat satu kesepakatan kata "Sekarang telah tiba masanya kita berpisah. Akan tetapi, sebelum bepisah, kita akan mengadakan satu kesepakatan, satu persetujuan yang berguna untuk keturunan kita di masa yang akan datang dengan membuat satu tanda pengenal sehingga walaupun berjauhan kita mudah bertemu dalam satu suasana . yang menggembirakan". Sesudah mengandakan persetujuan, mereka ber pisah di Batu Bolong. Datu Bakkak ke Palopo, sedangkan Puang Balabassi ke Gandang. Pada waktu Puang Balabassi sudah berada di Gandang, ia mulai berkebun dan menanam buah Kaisek. Dalam waktu yang tidak lama tanaman pohon Kaisek itu mulai berbuah. Ia sering pergi melihatnya, baik pada pagi hari maupun pada sore hari. Dan ... benarlah Kaisek itu sudah berbuah. Beberapa hari kemudian, Puang Balabassi ke kebun melihat t...
Rumah adat Mandar berbentuk panggung yang terdiri atas tiga bahagian, sama ”Ethos Kosmos” yang berlaku pada etnis Bugis Makassar. Bagian pertama disebut ”tapang” yang letaknya paling atas, meliputi atap dan loteng. Bagian kedua disebut ”roang boyang”, yaitu ruang yang ditempati manusia, dan bagian ketiga disebut ”naong boyang” yang letaknya paling bawah. Demikian pula bentuk pola lantainya yang segi empat, terdiri atas ”tallu lotang” (tiga petak). Petak pertama disebut ”samboyang” (petak bagian depan), petak kedua disebut ”tangnga boyang” (petak bagian tengah) dan petak ketiga disebut ”bui’ lotang” (petak belakang). Rumah Adat Mandar disebut ”boyang”. dikenal adanya dua jenis boyang, yaitu : ”boyang adaq” dan ”boyang beasa”. ”Boyang adaq” ditempati oleh keturunan bangsawan, sedangkan ”boyang beasa” ditempati oleh orang bias...
POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Tradisi gotong royong seperti pepatah ini mungkin sudah usang di kota-kota yang makin sibuk dan makin individualis. Namun, tradisi yang memupuk semangat kebersamaan antarsesama warga ini tetap langgeng di tengah kehidupan Suku Mandar di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kebersamaan itu terlihat ketika warga Kelurahan Wattang membangun kapal atau rumah berbobot puluhan ton. Dengan kerja sama secara bergotong-royong, rumah panggung ini dengan mudah diangkat dan digeser pemiliknya ke tempat yang dikehendaki. Ratusan warga tersebut beramai-ramai mendatangi rumah milik Naharuddin di lingkungan Mambulilling, Kelurahan Wattang, Jumat pekan lalu. Tanpa diupah atau dibayar sepersen pun, mereka datang secara sukarela untuk membantu mengangkat dan memindahkan rumah sejauh empat meter dari lokasi saat ini. Untuk meminta bantuan warga, pemilik hajatan tak perlu repot mengundang warga secara khusus di rumahnya...
Sokkol lameaju merupakan sebuah makanan khas masyarakat suku mandar. Sokkol lameaju ini biasanya dibuat ketika masyarakat mandar lagi mengadakan acara keluarga,bahkan juga dalam keseharian ketika lagi dalam kesulitan mendapatkan beras. Bahan yang digunakan dalam membuat sokkol lameaju tersebut yaitu: lameaju/ubi, kacang hijau,kelapa. Cara Pembuatan: Ubinya diparut kemudian di kukus bersama dengan kacang hijaunya dan diberikan kelapa parut sedikit kemudian diberi sedikit garam biar terasa nikmat rasa asinnya. Sokkol lameaju ini sangat bermanfaat kepada orang yang mempunyai penyakit gula dan juga sebagai pengganti beras. Sumber : https://orauros.blogspot.co.id/2016/05/tradisi-yang-ada-di-suku-mandar.html