Pada muJanya Datu Bakkak dan Puang Balabassi datang dari Batu BQlong. Datu Bakkak menuju ke Palopo, sedangkan Puang Balabassi ke Gandang. Pada saat keduanya akan berpisah, mereka buat satu kesepakatan kata "Sekarang telah tiba masanya kita berpisah. Akan tetapi, sebelum bepisah, kita akan mengadakan satu kesepakatan, satu persetujuan yang berguna untuk keturunan kita di masa yang akan datang dengan membuat satu tanda pengenal sehingga walaupun berjauhan kita mudah bertemu dalam satu suasana . yang menggembirakan". Sesudah mengandakan persetujuan, mereka ber pisah di Batu Bolong. Datu Bakkak ke Palopo, sedangkan Puang Balabassi ke Gandang.
Pada waktu Puang Balabassi sudah berada di Gandang, ia mulai berkebun dan menanam buah Kaisek. Dalam waktu yang tidak lama tanaman pohon Kaisek itu mulai berbuah. Ia sering pergi melihatnya, baik pada pagi hari maupun pada sore hari. Dan ... benarlah Kaisek itu sudah berbuah. Beberapa hari kemudian, Puang Balabassi ke kebun melihat tanaman itu dan dilihatnya buah Kaisek itu sudah mulai menguning. Keesokan harinya dia pergi lagi melihat buah Kaisek yang menguning itu untuk diambilnya. Tapi, apa yang terjadi, temyata buah yang sudah kuning itu tidak ada. Entah siapa yang mengambilnya.
Lalau ia berkata, "Nanti sore saya akan datang menunggui buah yang masih muda, siapa tahu ada Iagi orang yang datang hendak mengambil buah itu. Sesudah terpancar sinar matahari di ufuk timur dilihatnya ada tujuh orang di atas pohon Kaisek sedang memetik buah. Puang Balabassi berteriak menegur ketujuh orang di atas pohon Kaisek katanya, "Sekarang baru kuketahui orang yang datang mengam bil buah Kaisek milikku ini. Lekas turun!" Enam dari ketujuh orang di atas pohon Kaisek itu segera melompat ke daerah Buntu Batu, sedangkan yang seorang perlahan-lahan turun dari atas pohon Kaisek tersebut.
Setelah putri yang molek itu sampai ke tanah Puang Balabassi berkata, "Saya akan peristrikan putri yang molek ini" jawab putri itu, "Saya tak mau mempersuamikan engkau, sebab saya ini anak Dewata. Lalu kata Puang Balabassi, "Saya juga anak Dewata. Lihat pohon Kaisek yang saya tanam ini, kau datang mengambilnya tanpa saya tahu. Itulah sebabnya saya harus memperistrikanmu. Lalu putri cantik molek itu menjawab, "Saya ini anak Dewata, sudah pasti engkau tak mampu menuruti hukum dan laranganku", Kata Puang Balabassi, "Apa artinya hukum dan laranganmu itu, tidak berat bagi saya"
Putri yang cantik molek itu menjelaskan, katanya "Apabila ada orang yang berkata kurang sopan kepadaku didenda dengan menyem belih seekor ayam. Kalau ada orang yang memfitnahku, dia harus ditindak dengan menyembelih seekor kerbau". Jawab Puang Balabassi, "Hukum dan larangan itu tidak berat bagi saya untuk menanggungnya." Demikianlah putri yang cantik molek itu diperlakukan oleh Puang Balabassi sehingga dapat diperistrikan. Tidak berapa lama kemudian, sesudah kawin putri yang cantik molek itu melahirkan seorang anak laki-Jaki. Pada saat anak itu sudah mulai bermain-main, ayahnya membelikan sebuah mainan gasing yang terbuat dari emas, lalu diberikan kepadanya.
Pada suatu saat ayah, Puag Balabassi, pergi ke kolong rumah untuk memeras susu kerbau. Ketika ia memerah susu kerbau, tiba-tiba anaknya kencing di atas rumah dan mengalir ke bawah. Karena terkejut, Puang Balabassi berteriak di kolong rumah, katanya, "Anak di atas ini hanya akan mendatangkan penyakit saja." Dengan segera istrinya menjawab, katanya: "Lihatlah, ternyata engkau tak mampu menuruti hukum dan laranganku. Marilah dan ambillah anakmu ini sebab saya akan naik kembali ke langit". Sesudah berkata demikian, istri Puang Balabassi itu menghilang lalu berangkat naik ke langit.
Sesudah Puang Balabassi selesai memeras susu kerbau, ia naik ke rumah dan ... istri yang dikasihinya itu sudah tak ada. Benar-benar sudah berangkat ke langit. la sudah meninggalkan anaknya. Sepeninggal istri Puang Balabassi, anaknya selalu saja menangis mencari ibunya. Puang Balabassi berusaha untuk menenteramkan hati anaknya, tetapi tak dapat karena yang dicari oleh anak itu adalah ibunya. Karena Puang Balabassi sudah tak tahan melihat anaknya selalu menangis dan sudah kurus, ia berkata dalam hatinya, "Lebih baik anak ini saya tinggalkan untuk sementara, lalu saya naik ke langit memanggail ibunya supaya kembali ke dunia".
Sesudah duduk sejenak di samping sumur, Puang Balabassi meminta air minum sedikit kepada pembantu rumah ngga itu, katanya, "Mohon berikan air minum sedikit, saya ingin minum". Pembantu rumah tangga itu mengarahkan periannya kepada Puang Balabassi supaya... mudah memgambil air dari perian itu. Pada saat perlan itu diarahkan kepada Puang Balabassi, dia menjatuhkan gasing emas permainan anaknya ke dalam perian itu. Kemudian, pembiUntu rumah tangga itu kembali ke rumah menuang air minum yang dibawanya. Dengan tak diketahui keluarlah gasing emas permainan anak Puang Balabassi dari dalam perian tempat air tersebut.
Istri Puang Balabassi datang dan melihat ada gasing emas dalam tempat pengumpulan air minum, lalu bertanya, "Eh, :.:; kah ada orang di sumur?" Jawab pembantu, "Ada seorang laki-laki di samping sumur". Lalau, istri Puang Balabassi itu berkata, "Gasing emas ini adalah mainan anakku di dunia. Panggil orang itu supaya naik ke rumah". Pembantu rumah tangga itu memanggil Puang Balabassi. Ketika Puang Balabassi sampai di atas rumah, dia dipersilakan duduk. Tidak lama kemudian istrinya datang menjemputnya serta berkata, "Mengapakah Puang datang ke langit ini?" Jawab Puang Balabassi, "Saya datang karena anak kita di dunia sudah kurus, selalu menangis mencari ibunya. siang malam dia menangis."
Latu istrinya berkata, "Bersabar sajalah dan tenangkan hatimu. Dulu memang sudah saya katakan bahwa saya tak man memper suamikanmu sebab hukum dan laranganku sangat berat. Padahal itulah yang engkau lakukan." Kembali sajalah ke dunia sebab tak mungkin lagi engkau tinggal di langgit ini. KembaHlah merawat dan memelihara anak kita itu dengan baik. Nanti kalau sudah ada Lobok, sepupunya, barulah ia turun mengambil dan memperistrikannya. Mendengar pesanan istrinya itu, segeralah Puang Balabassi kembali ke dunia melakukan segala apa yang telah· dipesan oleh istrinya, serta membawa pulang gasing emas anaknya.
Semakin lama semakin bertambah besarlah anak Puang Bala bassi hingga menjadi seorang putri yang elok parasnya seperti rupa ibunya yang sekarang tetap tinggal di langit. Tidak lama kemudian datanglah Lobok, sepepupunya dari langit memperistrikannya sesuai dengan pesan ibunya dahulu pada saat Puang Balabassi naik ke langit. Dalam perkawinan dengan Lobok, sepupunya itu, mereka dikaruniai tiga orang anak, semuanya putri. Anak yang pertama diberi nama Manggoana, yang kedua bernama Patoden Manik, dan yang ketiga bernata Lando Beluek.
Ketika ketiganya sudah besar, anak bungsu yang bernama Lando Beluek selalu mandi ke sungai bersama dengan Manggoana dan Patoden Mank, kakaknya. Rambutnya yang rontok pada saat mandi selalu dililitkan pada rumput yang ada di pinggir sungai. Melihat kebiasaan ketiga putri yang cantik molek itu, ibunya ber ata kepada mereka, "Bila kamu mandi ke sungai dan ratnbut kalian ada yang rontok usahakan supaya masukkari ke dalam sebuah limau,. kemudian hanyutkan ke dalam sungai supaya sepupumu di Palopo dapat melihatnya. Siapa tahu kalau ada sepupu kalina laki-laki tentu merka akan datang kemari setelah melihat rambut kalian dalam limau yang hanyut sampai ke Palopo."
Mulai saat itulah mereka memasukkan rambut mereka ke dalam sebuah limau, lalu dihanyutkan melalui sebuah sungai yang mengalir ke Palopo. Tidak berapa lama kemudian, terdengar bahwa rambut mereka sudah sampai di Palopo disaksikan oleh Datu Bakkak, saudara kandung Puang Balabassi, ayah kandung Manggoana, Patoden Manik, dan Lando Beluek. Pada saat Datu Bakkak melihat limau itu terapung apung di laut yang makin mendekar ke tepi pantai, ia memanggil semua anaknya lalu katanya, "Hai kamu sekalian, saya melihat satu tanda terapung-apung di laut dan makin mendekat ke pantai. Betlomba lombalah pergi mengambilnya dan siapa yang mendapatkannya, dialah yang akan pergi ke Gandang memperistrikan orang yang berambut panjang itu".
Mendengar ajakan orang tuanya itu, berlomba-lombalah ketiganya, yaitu Tammausak, Lawedde, dan Pajarangan menjemput Iimau tersebut, lalu dibawanya ke darat. Mereka membelai limau itu dan ... tampak ciCla rambut yang sangat panjang di dalamnya. Mereka mulai mengukumya dan diketahui panjangnya tujuh belas depa, enam ratus jengkal belum termasuk yang melilit dan yang terurai ke tanah. Datu Bakkak berkata, "Pergilah kamu sekalian mencarinya ke hulu sungai tempat tinggal orang yang berambut panjang itu." Ketiga anak itu berangkat menyusur sungai mencari orang yang berambut panjang.
Di dalam perjalanan mereka bemyayi-nyanyi dengan lagu daerah yang berbunyi, "Benna Beluek te Matin, beluakna Manggoana, rundunna Patode Manik, Sapulo Pitu Dappanan, Annan Ratu Dangkananna, sengakpa tocialikna anna Merraroekna". Tidak lama kemudian, mereka sampai di Gandang, terns duduk bersila di lantai sebuah lumbung. TibaAiba mereka terlihat oleh pemilik rumah, lalu ditanya, "Apa sebabnya kalian datang ke sini?" Jawab mereka, "Orang tuaku menyuruh kami datang mencari orang yang berambut panjang yang dihanyutkan dalam buah limau". Ketika pemilik rumah mendengar jawaban itu, dia segera melayani mereka dengan baik. la menyiapkan . makanan bagi mereka.
Ketika makanan telah siap, mereka dipanggil naik ke rumah,_ Akan tetapi, hanya dua orang datang, yaitu Tammausak dan Lawedd¢k, sedangkan adiknya yang bemama Pajarangan masih ada di luar. Pada saat · kedua kakaknya sedang makan, Pajarangan pergi. Sesudah kedua · kakaknya selesai makan, barulah mereka mencari dan me-rrianggil Pajarangan, adaknya. Pada sore hari barn Pajarangan datang senditi.. Kemudian, kata ibunya, "Apa sebabnya engkau berlaku demikian: Kedua kakakmu sudah bersusah payah mencarimu, padahal engkau sengaja bersembunyi". Pajarangan berdiam diri saja, sedangkan kedua kakaknya telah sampai di Palopo. Disampaikannya kepada ibunya bahwa Pajarangan tidak ada Gandang. Padahal Pajarangan masih tetap, berada di Gandang.
Mereka saling mengirimkan tanda, katanya, "Kita akan mengam , bil tanduk kerbau yang panjangnya sedepa, dipotong, barn disambdng'' kembali. Kalau ia dapat menyambungnya kembali, dialah yang akah. kawin di Gandang, tetapi bilamana ia tidak mampu rnenyambungnytt kembali, ia harus kembali ke Palopo. Pada saat tanduk kerbau itu datang. · diantar orang dari Palopo, tanduk kerbau itu akan dimasak · bersarna · sama dengan daging babi yang gemuk dan besar, yang ukurannya satu 1 depa panjangnya. Tiap-tiap orang menyuruh hamba sahayanya pergi mencari Malea Rara supaya ditipiskan dan diikat erat-erat. Supaya makin erat, kedua belah ujung Malea Rara itu ditarik dengan kekuatan . dua ekor kerbau, kemudian di jemur sampai kering. Sesudah Malea·.; Rara itu kering, lalu direndam hingga menjadi lembek kembali. Sesudah\ lembek betul, Malea Rara itu disambung dengan ikatan yang erat. . lalu kedua ujungnya ditarik oleh dua ekor kerbau hingga bertambah erat lalu dikeringkan kernbali sehingga sulit untuk dibuka siapa pun.
Ketika Malea Rara sudah diikat erat-erat dengan sambungan yang sangat kuat dan baik, barulah dikirim ke Gandang untuk dibuka. Apabila orang di Gandang mampu membuka ikatan Malea Rara berarti Pajaranganlah yang harus tinggal di sana, tetapi bila mereka tidak mampu, Pajarangan harus kembali ke Palopo. Pada saat Malea Rara sampai di Palopo mulai direndam sehingga menjadi lembek dan apabila dijemur menjadi kering sehingga sangat sukar dibuka. Jadi jelas bahwa Tammausak dan Lawedde tak mampu membuka dan menyambung kembali Malea Rara itu. Karena T mmausak dan Lawedde belum mau mengaku kalah, mereka berpesan ke Gandang supaya menyediakan seekor kerbau untuk diadu di Rante Kaluak. Pajarangan memilih seekor kerbau yang kecit'serta masih menyusu, lalu dipisahkan dari induknya selama tujuh hari. Sesudah sampai tujuh hari lamanya anak kerbau itu terpisah dari induknya, mulailah diantar ke Rante Kaluak untuk diadu dengan kerbau milik Tammausak dan Lawedde dari Palopo. Pada bagian kepala kerlba kecil itu diikatkan sebuah benda tajam sebagai pengganti tanduk kerbau yang asli.
Tujuh hari sesudah kedua belah pihak menyediakan kerbau yang akan diadu itu, mereka berangkat menuju Rante Kaluak tempat mengadu kerbau tersebut. Tak lama kemudian Tammausak dan Lawedde dari Palopo dengan Pejarangan dari Gandang bertemu di Rante Kaluak. Kerbau dari Palopo cukup t>esar, tanduknya sepanjang satu depa, sedangkan kerbau dari Gandang masih kecil dan masih menyusu. Tammaus dan Lawedde mengejek Pajarangan !<arena kerbau yang disediakari adalah kerbau yang masih menyusu. Setelah tiba waktu yang ditentukan, Pajarangan masuk ke Rante Kaluak membawa kerbaunya yang sudah tak dapat ditahan lagi melihat kerbau besar dari Palopo yang diantar oleh Tammausak dan Lawedde. Kedua belah pihak melepaskan kerbaunya ke lapangan Rante Kaluak.
Kerbau kecil . milik Pajarangan itu berlari sekuat tenaga rnene mui kerbau besar dari Palopo karena dianggap induknya. Anak kerbau itu masuk menyuruk di antara kedua kaki kerbau besar itu. Kemudian, rnengangguk-anggukkan kepalanya bagaikana anak kerbau yang rnenyusu. Karena di atas kepalanya diikatkan benda tajam, perut kerbau besar itu kena tusukan benda tajam sehingga mengeluarkan darah. Tak lama kemudian, kerbau besar yang panjang tanduknya satu depa itu rebah dan mati pada saat itu juga. Lalu, kata Tammausak kepada Pajarangan, adiknya, katanya, "Tujuh malam yang akan datang kita akan bertemu lagi di Rante Kaluak ini. Cari sejumlah ayam yang .sama bunyinya, sama bulunya, dan sama wama sisiknya".
Pajarangan kembali ke Gandang lalu menyediakan sejumlah ayam yang sama bunyinya, sama wama bulunya, dan sama pula wama sisiknya. Sesudah genap tujuh malam menyediakan sejumlah ayam yang . bunyi, bulu, dan sisik yang sama berangkatlah Pajarangan ke Rante Kaluak menemui Tammausak dan Lawedde, kakaknya, yang akan datang dari Palopo. Sesudah ke:dua belah pihak berada di Rante Kaluak, Pajarangan mengambil ·sejumlah a:yam dari keranjang yang sarila bunyinya, sarna warna bulunya, dan sama warna sisiknya, lalu diserahkan kepada kedua kakaknya, yaitu Tammausak dan Lawedde. Kedua kakaknya mulai menyapu-nyapu sejumlah ayam yang dibawa oleh Pajarangan, adiknya, Clari Gandang. Anak ayam itu sama wama buh.mya, warna sisiknya, serta sama pula bunyinya, ciak, ciak, ciak, ciak tidak ditemukan perbedaan satu dengan yang lain. Jadi jelas bahwa Tammausak dan Lawedde dikalahkan oleh Pajarangan, adiknya.
Berkatal'\1J dan Lawedde, "Dengan demikian, adik ·. Pajarangan yang berhak kawin dengan Lando Beluek, sepupu kita di Gandang. Engkaulah yang berbahagia, beruntung untuk membtiat perkampungan d! daerah Gandang bagi keturunanmu kelak kemudian hari."
Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=k08CCwAAQBAJ&printsec=frontcover&output=reader&hl=id&pg=GBS.PA10
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...