Peristiwa permaisuri Raja Jambi ditawan Raja Johor menggemparkan orang banyak. Para dubalang merasa sangat terpukul. Raja mereka nampak sangat masygul karena istri yang dicintainya ditawan musuh. Bagi para dubalang tak terlupakan tantangan Raja Johor. "Kalau memang orang Jambi itu jantan, rebut dan jemputlah ke Johor!" Tantangan itu mengimbau mereka, para dubalang, untuk segera berbuat. Untunglah kemudian raja mereka mengambil kebijaksanaan mengumpulkan para dubalang dari seluruh pelosok negeri Jambi. Tak mengherankan dalam waktu yang cukup pendek para dubalang telah berkumpul di Jambi, ibu negeri kerajaan. Tapi sayang seorang di antaranya tidak hendak datang. Dubalang yang tak hendak datang itu ialah Datuk German Tembaga, dubalang maha hebat Sembilan Kota. Datuk German Tembaga sengaja tak hendak datang, karena beliau merasa tak enak diperlakukan musuh yang tidak semena-mena itu. Orang tua itu sudah mengerti apa sebabnya raja mengumpulkan dubalang-dubalang negeri Jambi itu. Beli...
Marga Sungai Tenang tanahnya subur dengan hutan lebat terbentang sesayup-sayup mata memandang. Negeri ini di diami penduduk para petani yang ulet. Tanahnya berbukit-bukit rendah dengan lereng memanjang, dan di bawahnya sungai-sungai kecil berbatu-batu putih amat cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Sebagai sebuah marga, negeri yang elok ini diperintah seorang pemimpin yang disebut pemuncak. Bilangan negeri yang termasuk dalam daerah marga ini amat hormat dan patuh kepada pemimpin mereka itu. Masing-masing negeri dikuasai dan diperintah oleh ninik mamak yang terpilih di antara yang paling terpandang. Begitulah kehidupan terus berlangsung jalan kedamaian yang seronok berkat kebijaksanaan pemimpin mereka Pemuncak Alam Negeri Sungai Tenang. Sebagai seorang pemuncak, beliau amat berhasil menjalankan tugasnya. Namun satu hal yang mengacau pikirannya ia sudah tua tetapi belum beranak seorang jua pun. Untunglah, dalam suasana yang demikian, tiba-tiba datang seorang perantau dari...
Marga Sungai Tenang tanahnya subur dengan hutan lebat terbentang sesayup-sayup mata memandang. Negeri ini di diami penduduk para petani yang ulet. Tanahnya berbukit-bukit rendah dengan lereng memanjang, dan di bawahnya sungai-sungai kecil berbatu-batu putih amat cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Sebagai sebuah marga, negeri yang elok ini diperintah seorang pemimpin yang disebut pemuncak. Bilangan negeri yang termasuk dalam daerah marga ini amat hormat dan patuh kepada pemimpin mereka itu. Masing-masing negeri dikuasai dan diperintah oleh ninik mamak yang terpilih di antara yang paling terpandang. Begitulah kehidupan terus berlangsung jalan kedamaian yang seronok berkat kebijaksanaan pemimpin mereka Pemuncak Alam Negeri Sungai Tenang. Sebagai seorang pemuncak, beliau amat berhasil menjalankan tugasnya. Namun satu hal yang mengacau pikirannya ia sudah tua tetapi belum beranak seorang jua pun. Untunglah, dalam suasana yang demikian, tiba-tiba datang seorang perantau dari...
Daerah Serampas dan Sunagi Tenang, pada zaman dahulu, terkenal dengan penduduknya yang menguasai ilmu-ilmu gaib, seperti kebal tahan senjata. Bila ada seseorang yang akan meninggalkan negeri, pergi merantau, berarti orang tersebut telah tahan uji. Tahan akan senjata tajam, tahan tikam, tahan pancung, menguasai segala macam silat. Kalau belum mempunyai ilmu-ilmu tersebut mereka tak hendak meninggalkan negeri mereka itu. Tidak mengherankan apabila pada masa itu orang-orang negeri Serampas dan Sungai Tenang tak suka merantau, dan agak tertutup dari segala kemajuan. Sekali peristiwa, ada seorang pendekar negeri Rawas singgah di Serampas dalam perjalananya menuju Kerinci. Pendekar itu bermaksud bermalam di sana. Oleh orang Serampas ia diperlakukan sebagai seorang tamu yang harus dihormati. Maka ditawarkan supaya ia bersedia bermalam di salah sebuah rumah seorang pendekar negeri Serampas yang terpandang. Tetapi sungguh diluar dugaan, pendekar negeri Rawas itu dengan angkuh m...
Desa Sandaran Agung terletak di pinggir danau Kerinci yang bening airnya. Pinggir sebelah barat mencecah (menyentuh) sampai bertemu dangan air danau. Batu-batu besar menyembul di bagian tepi tanah yang berumput itu. Pada pagi, tengah hari dan petangnya pinggir desa itu ramai oleh manusia yang akan mandi atau akan mencuci apa-apanya. Waktu itu hari tengah hari. Seorang wanita membimbing anak lelakinya menuju tepi danau hendak mandi. Di rumah anak perempuannya ditinggalkannya sedang masih tidur. Umur anak perempuan itu baru tiga tahun. Waktu anak itu berumur dua tahun kepalanya terbentur batu dan bekas lukanya nampak sempai sekarang. Ibu muda beserta anak lelaki itu setelah sampai di tepi danau teruslah mandi. Panas yang mencucuk-cucuk kulit menyebabkan mereka berleha-leha sepuasnya, berendam di air danau yang sejuk itu. Si ibu berenang ke sana kemari. Si anak, lelaki yang baru berumur lima tahun itu tak pula hendak ketinggalan. Ia berenang agak ke tengah. Makin ke tenga...
Baginda seorang raja yang gagah berani, raja negeri Tujuh Koto, puteranya enam orang, yang semuanya laki-laki, benar-benar anak kesayangan yang selalu dibanggakan beliau. Keenam anaknya itu selalu dibawanya serta pergi perang. Baginda sendiri tidak lagi berapa sudah ia berlaga di medan perang melawan musuh-musuhnya, dan biasanya selalu menang. Dalam pemikirannya, mempunayi anak laki-laki itu memang suatu keberuntungan yang amat membanggakan. Sebabnya karena anak laki-laki dapat membantu memerangi musuh di medan perang. Mungkin karena kepercayaan yang demikian, baginda tidak menginginkan anak perempuan, bagaimana kalau terjadi hal yang sebaliknya bertentangan dengan keinginannya itu? Baginda bertekad akan membunuhnya. Tapi beruntunglah istrinya tak melahirkan seorang anak perempuan jua pun. Namun suatu saat jalan hidup manusia akhirnya akan diwarnai juga oleh yang Maha Esa. Yang Maha Esa jugalah yang menguasai segala sesuatunya. Negeri Tujuh Koto belum juga usai dari peperangan....
Seorang diantara tiga orang yang berasal dari negeri Si Guntur Minangkabau, membangun negeri tempat tinggal di Suko Berajo. Namanya Tuan Putri Syarifah Alam yang disayangi rakyatnya. Beliau mempunyai dubalang-dubalang yang gagah berani dan sakti-sakti. Semuanya sanggup berbenteng dada berpagar betis demi keselamatan rajanya wanita yang cantik dan ayu itu. Susur-salur makanya sang ratu sampai ke Suko Berajo tanah Jambi, dimulai dari rasa takut ayahandanya yang selalu dibayang-bayangi kehendak serakah raja negeri. Si Guntur yang hendak menyunting putrinya itu. Pada hal jelas-jelas Putri Syarifah Alam tak ingin dipersunting raja serakah itu. Dan karena sudah terdesak, berangkatlah bapak dan anak itu melarikan diri menyusuri aliran sungai Batang Hari hingga sampai di Suko Berajo. Datuk Dubalang putih, demikian nama ayahanda Putri Syarifah Alam merasa senang di negeri baru itu. Apalagi kemudian putrinya diperdaulat disana diangkat sebagai raja. Sudah lama Putri Syarifah Alam menj...
Sumber : Arsip Senjata Kota Jambi Senjata Tombak ini memang sangat dikenal oleh sebagian besar suku-suku yang ada di nusantara, senjata tombak ini dikenal oleh suku-suku nusantara sebagai salah satu senjata yang banyak fungsinya. Terkecuali dengan penduduk suku Jambi. Walaupun begit, tombak khas Jambi ini memiliki beberapa keunikan pada bentuk senjata tersebut. Dibagian tangkai gagang pegangan paling pangkal tombak ini biasanya ikut di runcingkan seperti pada bagian atas tombaknya. Setelah di runcingkan bagian bawahnya, kemudian pada tangkai yang dekat dengan mata tombak itu diberi semacam penadah. Anda bisa melihat bentuk wujud dari penampakan senjata tradisional Jambi pada gambar yang telah dicantumkan di atas. Sumber :https://www.cintaindonesia.web.id/2018/01/lengkap-senjata-tradisional-provinsi.html
Tari Serengkuh dayung adalah tarian daerah yang berasal dari Kota Jambi. Pen c ipta tarian ini be lum diketahui, akan tetapi telah ditata ulang oleh Aini Rozak pada tahun 1990 . Tari Serengkuh Dayung menggambarkan perasaan searah setujuan da n rasa kebersamaan dalam segala hal. T ari serengkuh dayung ini dibawakan hanya oleh penari putri. sumber :http://www.tradisikita.my.id/2016/03/10-tari-tradisional-jambi.html