jawa tengah
92 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
5_Kisah Kera dan Bangau
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tenggara

Di sebuah hutan yang berada di pinggiran pantai tinggallah seekor kera yang menginjak remaja. Kera itu bertubuh tinggi, bulu-bulunya hitam, bermata tajam, gigi-giginya pun sangat tajam. Setiap hari kera bermain-main dengan sahabatnya, bangau. Bangau adalah seekor anak bangau yang masih kecil, bulunya putih, berkaki dan berpauh langsing. Pada suatu siang mereka bermain-main di bawah pohon bakau di tepi pantai. Kera merasa lapar karena sejak pagi perutnya belum terisi makanan. Ketika si kera melihat laut yang terbentang di hadapannya, timbul dalam pikirannya untuk mengajak bangau mencari ikan untuk makan siang. “Bangau, ayolah kita turun ke laut. Di sana banyak ikan. Bukankah kita belum makan siang?” Ajak kera. “Tidak mau! Aku takut, aku masih kecil, kera!” Jawab bangau memperlihatkan ketakutannya. “Mengapa takut? Bukankah ada aku? Kalau kamu tidak mau aku akan menggigitmu!” Ancam kera sambil membuka mulutnya, berpura-pura akan mengigit Bang...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Bangun Hijau dan Bangun Merah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tenggara

Bangun Hijau tinggal bersama ayahnya. Ibunya telah meninggal ketika gadis itu masih kecil. Bangun Hijau mempunyai teman sebaya yang tinggal tak jauh dari rumahnya, bernama Bangun Merah. Bangun Merah tinggal bersama dengan ibunya. Ayahnya telah meninggal sejak gadis itu masih kecil. Setiap hari Bangun Hijau dan Bangun Merah bermain-main bersama, pergi ke sawah atau sungai bersama-sama. Kadang berjalan-jalan ke hutan atau bermain seharian di atas bukit. Mereka terlihat sangat akrab. Suatu hari, Bangun Merah sedang duduk di atas batu di bawah pohon rindang. Tak jauh dari situ Bangun Hijau berjongkok memetik bunga-bunga kecil berwarna kekuningan. “Untuk apa bunga-bunga itu? Warnanya jelek, baunya tidak sedap!” kata Bangun Merah dengan ketus. “Bangun Merah, bunga-bunga ini sangat indah. Aku akan menaruhnya di rumah. Aku dan ayah sangat menyukainya. Bunga-bunga kecil ini mengingatkan kami pada ibu. Ibu suka menaruh bunga-bunga ini di atas meja tempat tidurku dan...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Secara Universal rumah tinggal di kalangan suku bangsa Tolaki disebut Laika (Konawe) dan Raha (Mekongga) yang berarti “rumah” dan ada juga istilah yang menunjukan rumah seperti poiaha. Bangunan ini berukuran luas, besar, dan berbentuk segi empat terbuat dari kayu dengan diberi atap dan berdiri diatas tiang- tiang besar yang tingginya sekitar 20 kaki dari atas tanah. Bangunan ini terletak disebuah tempat yang terbuka di dalam hutan dengan dikelilingi oleh rumput alang-alang. Pada saat itu bangunan tingginya sekitar 60-70 kaki. Dipergunakan Sebagai tempat bagi raja untuk menyelenggarakan acara-acara yang bersifat seremonial atau upacara adat. Suku Tolaki dan suku Wolio merupakan dua suku yang sangat menonjol di pulau Sulawesi Tenggara yang menerapkan sistem nilai budaya ketika membangun suatu rumah untuk ditinggali ataupun rumah untuk berkumpul, yang disebut dengan pembagian secara kosmologi alam dan pembagian yang mengacu pada analogi tubuh. Tampak dari atas...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Landa
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laikan landa, yakni jenis rumah tinggal yang didirikan di tengah-tengah atau di pinggir kebun dan didiami oleh satu keluarga. Rumah ini ditempati selama proses pengolaan kebun sampai selesai. Setelah selesai panen dan padi sudah selesai disimpan di lumbung padi (o’ala), rumah ini biasanya ditinggalkan, jadi laika ini bukan tempat tinggal permanen.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Patande
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laika patande adalah jenis rumah yang didirikan titengah-tengah kebun sebagai tempat istirahat. Bentuk konstruksi bangunannya lebih kecil daripada laika landa di atas.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Laika Walanda
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Laika walanda adalah jenis rumah panjang. Laika walanda juga dikenal dengan rumamh pesangrahan yaitu rumah yang biasanya digunaka oleh orang-orang Belanda untuk bersantai seperti berdansa ataupun pesta. Pada ruang tengah sepanjang rumah ini ada runag kosong, sedang dibagian kiri dan kanan terdapat ruang istirahat yang lantainya setinggi pinggang dan berpetak-petak. Model rumah ini seperti asrama memanjang.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/rumah-adat-sulawesi-tenggara/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Upacara Tutura
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Bagi masyarakat Buton Sulawesi Tenggara, hutan ibarat Tuhan di dunia. Adalah tempat menyediakan berbagai sumber daya alam, kayu atau hasil buruan yang sangat menguntungkan pihak manusia. Hutan dianggap sebagai lokasi yang sangat sakral.   Masyarakat adat Buton memegang teguh dan menganggap bahwa hutan harus dijaga dan dilestarikan. Merusak hutan artinya membuat malapetaka dan merendahkan martabat sang pencipta.     Karenanya, masyarakat Buton memiliki sebuah tradisi untuk menghormati hutan, dengan melakukan upacara Tutura. Atau pemberian sesajen bagi hutan. Kegiatan tersebut dipercaya agar hutan dapat terus menjadi penyangga kehidupan masyarakat Buton.     Untuk pelestarian hutan di Kepulauan Buton, masyarakat setempat mempercayakan kepada warga adat Siontapina. Yang bermukim di kaki gunung Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka melestarikan hutan dengan ritual adat yang digelar di puncak Gunung Siotap...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Kalo (Kalosara)
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

“Kalo” adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi osara (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).   Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah simbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bint...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Adat Pernikahan Suku Tolaki
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara, dimana di sulawesi tenggara terdapat 4 suku yaitu Muna, Buton, Tolaki dan Wolio.   Suku Tolaki mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. Masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunan Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut.   Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membela...

avatar
Sobat Budaya