Ritual
Ritual
Ritual Sulawesi Tenggara kaki gunung Siontapina, Kabupaten Buton
3 - Upacara Tutura
- 20 Mei 2018
Bagi masyarakat Buton Sulawesi Tenggara, hutan ibarat Tuhan di dunia. Adalah tempat menyediakan berbagai sumber daya alam, kayu atau hasil buruan yang sangat menguntungkan pihak manusia. Hutan dianggap sebagai lokasi yang sangat sakral.
 
Masyarakat adat Buton memegang teguh dan menganggap bahwa hutan harus dijaga dan dilestarikan. Merusak hutan artinya membuat malapetaka dan merendahkan martabat sang pencipta.
 
 
Karenanya, masyarakat Buton memiliki sebuah tradisi untuk menghormati hutan, dengan melakukan upacara Tutura. Atau pemberian sesajen bagi hutan. Kegiatan tersebut dipercaya agar hutan dapat terus menjadi penyangga kehidupan masyarakat Buton.
 
 
Untuk pelestarian hutan di Kepulauan Buton, masyarakat setempat mempercayakan kepada warga adat Siontapina. Yang bermukim di kaki gunung Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka melestarikan hutan dengan ritual adat yang digelar di puncak Gunung Siotapina setiap tahun.
 
Ratusan masyarakat berbondong-bondong mendaki gunung Siontapina. Dari segala penjuru Pulau Buton mulai dari Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Utara, dan Buton Tengah, hadir untuk menunaikan acara adat Tutura di gunung Siontapina yang dibungkus hutan belantara.
 
Mereka menapaki pegunungan Siontapina untuk mencapai puncak yang jaraknya sekitar 50 kilometer dari kaki gunung. Membawa seluruh perlengkapan tutura yang terdiri dari berbagai macam makanan khas Buton. Ritual tahunan di Puncak Gunung Siontapina ini dilaksanakan selama tiga hari.
 
Masyarakat Buton, mempercayai pelaksanaan ritual tutura tersebut adalah arahan yang dipercayai secara turun temurun dari Sultan Buton, bernama La Ode Himayatuddin Muhamad Saidi atau biasa disebut Oputa Sangia Yikoo.
 
Arahan tersebut muncul karena sebelumnya Gunung Siontapina adalah benteng Laode Himmayatuddin Muhammad Saidi Ibnu Sulthaani Liyaluddin Ismail.
 
“Dalam penekanan Muhammad Sadi Ibnu masyarakat perlu  menjaga kelestarian hutan untuk menunjang aktivitas kehidupan masyarakat pengikutnya. Hutan ini dulu dinamakan sebagai Kaombo dan sekarang menjadi hutan adat,” kata kepala Adat Siontapina, La Denggela.
 
Pria ini disebut oleh masyarakat setempat adalah Bonto Kabumbu Siontapina. Atau penjaga hutan Siontapina. Ia menjelaskan, dalam acara adat tutura di Siontapina terdapat dilaksanakan oleh rumpun Wasuamba, Labuandiri, Lawele dan Kamaru. 
 
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa dalam ritual Siontapina dilasnakan dengan tiga jenis budaya yaitu Sambure’a, Sangka dan Pemutaran Payung.
 
“Setelah semuanya berakhir maka semua masyarakat berdoa agar hutan tetap menjadi penopang kehidupan kita. Semoga hutan ini dan di seluruh Indonesia bisa lestari dan terjaga. Karena di situ ada sumber kehidupan kita,”
 
 
Sumber:
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/973356-menjaga-hutan-dengan-ritual-adat-khas-masyarakat-buton

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa