masyarakat adat
134 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Penja
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Barat

Penja adalah sejenis ikan yang berukuran sangat kecil yang biasanya ditemukan diperairan laut Sulawesi Barat dan hulu sungai mandar. Dikatakan bahwa umur ikan penja tidaklah panjang dan panjang tubuh ikan ini sekitar 1cm-2cm. Penja yang masih segar bisa langsung dimasak dan bisa juga diberi garam dan dijemur sehinggah akan bertahan lama dan bisa dikirim ke tempat jauh. Bagi sebagian masyarakat mandar yang berada dirantaun, ikan ini bisa menjadi pelepas rindu ke tanah kelahiran mandar loh guys. Ikan ini biasanya dimasak dengan berbagai macam rempah-rempah.dan tentu saja memiliki rasa yang enak dan lezat.   Bisa dibeli di: Warung Haji Ridwan Jalan Andi Depu Polewali Mandar   source:http://www.dattebasa.com/2017/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html  

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Pupuq mandar
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Barat

Pupuq Mandar adalah lauk yang sangat lumrah kita temui saat acara budaya di Mandar, kuliner yang terbuat dari campuran ikan, kelapa dan bumbu ini dibentuk dalam rupa geometri segitiga kemudian dididihkan dalam minyak. Rasanya yang cukup lezat, gurih dan khas menjadikannya sebagai favorit bagi setiap orang. Pupuq sepertinya sudah menjadi lauk yang wajib ada dalam sebuah “kappar” seolah tidak lengkap rasanya jika lauk yang satu ini tak hadir. Dahulu pupuq dibuat dari ikan sepenuhnya, dengan sedikit campuran kelapa, tapi kemudian proses pembuatannya bergeser dengan ditambahkannya kelapa dalam bahannya, hal ini dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, dimana diketahui bahwa harga ikan yang kadang mahal membuat pupuq menjadi ditekan biaya bahannya. Pupuq yang asli ikan sepenuhnya tanpa campuran kelapa juga sebenarnya cukup enak, tetapi mungkin lebuh berat karena semua bahannya dibuat dari 95% bahan ikan. Penambahan unsur “kelapa” di pupuq Mandar saat ini secara...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Sayyang Pattu'du
Ritual Ritual
Sulawesi Barat

Tradisi  Sayyang Pattu'du  atau "kuda menari" adalah tradisi syukuran terhadap anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Alquran sebanyak 30 juz. Syukuran itu dilakukan dalam bentuk arakan keliling kampung dengan menggunakan seekor kuda yang menari di bawah lantunan irama para pengiringnya. Tradisi ini selain dipakai dalam rangkah khataman Alquran, juga bisa dijumpai pada acara pernikahan ( tokaweng ). Masyarakat Mandar meyakini khataman Alquran dan prosesi adat  Sayyang Pattu’du  punya pertalian erat. Bahkan, tidak sedikit orang Mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat rela datang kembali ke kampung halamannya demi mengikuti tradisi  Sayyang Pattu'du . Sumber: https://news.okezone.com/read/2016/02/18/340/1315004/mengenal-lima-tradisi-unik-suku-mandar-di-sulawesi-barat?page=1

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Siapa Dan Bagaimana Suku Mandar?
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Zaman Prasejarah Permulaan Generasi Pertama Manusia. Tersebutlah dalam kitab-kitab suci bangsa Timur Tengah bahwa Adam, yang dianggap sebagai manusia pertama dan Nabi pertama, mulai mengembangkan generasinya bersama Siti Hawa, Nenek Moyang Manusia yang ditemukan kembali setelah didamparkan di daerah India dari Surga. Generasi berikutnya mulai melahirkan beberapa kelompok Bangsa. Bangsa Semetik kemudian menurunkan Bangsa Arab dan Israel yang selalu berperang. Kabarnya perpecahan kedua bangsa ini dimulai sejak Nabi Ibrahim. Bangsa Syam yang kemudian dikenal sebagai ras Aryan, menurunkan Bangsa Yunani dan Roma yang menjadi cikal bakal Eropa (Hitler merupakan tokoh ras ini yang ingin memurnikan bangsa Aryan di samping Bangsa Braminik yang chauvinistic dan menjadi penguasa kasta tinggi di agama Hindu), Nordik, Patan, Kaukasian, Slavia, Persia (Iran) dan India Utara (semisal Punjabi, Kashmir dan Gujarat) berkulit putih serta bule-bule lain sebangsanya. Bangsa Negroid menurunkan bang...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Allamungan Batu Di Luyo
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Barat

"Allamungang Batu Di Luyo" adalah satu situs sejarah bentuk perjanjian yang saat ini masih dapat ditemui. Menurut sejarah dahulu dibuat oleh federasi 14 Kerajaan lokal di daerah Mandar pada sekitar abad XVII, yang terdiri dari dua bagian besar kelompok kerajaan yaitu, kerajaan di "Pitu Ulunna Salu" Tujuh Hulu Sungai dan "Pitu Baqbana Binanga" Tujuh Muara Sungai. Keempatbelas kerajaan ini (Pitu Baqbana Binanga) : Balanipa, Sendana, Banggae, Pamboang, Mamuju, Tappalang, dan Binuang dengan diwakili oleh "Tomepayung" Raja kerajaan Balanipa yang kedua (putra I Manyambungi "Todilaling"). (Pitu Ulunna Salu) : Tabulahan, Rantebulahan, Mambi, Aralle, Bambang, Matangnga, Tabang dan diwakili oleh "Londong Dehata". Berikut ini adalah isi perjanjian "Allamungan Batu Di Luyo" : Tallemi mannurunna pineneang (Jelaslah garis keturunan) Upasambulo-bulo ana appona di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga (Aku satukan anak cucu di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga) Nasa&rsqu...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Ilmu Pelet Dan Doti Mandar
Ritual Ritual
Sulawesi Barat

'' Tambako tuo di lita, tuo leppang. iyyau na porannu na pobalisa I Cicci pandeng mawarraq, nasengaq na salili di lalang tindo na. Barakkaq kumpayakum''. Ini adalah salah satu contoh penggalan mantra pelet/pengasihan dalam komunitas masyarakat Mandar. Lalu seperti apa ilmu pelet ditinjau dari kacamata kekinian? Masihkah kemudian relevan untuk dilestarikan, ataukah harus dibuang jauh karena kita sudah lebih mengedepankan logika dan otak dalam berpikir? Membincang soal ilmu pelet dan yang berkaitan dengan dunia supranatural maka siapa yang tidak mengenal suku Mandar, tidak kemudian membanggakan suku ini sebagai suku yang paling hebat soal dunia yang selalu tidak bisa dilogikakan ini. Namun hampir semua orang di jazirah Sulawesi mengenal suku Mandar sebagai suku yang identik dengan ilmu yang tak kasat mata ini. Entah mengapa hal tersebut dapat terbentuk di persepsi orang-orang. Pencitraan adalah hal yang terbentuk dari pengalaman dan hal ini telah berlaku dan...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Sayoang dalam Lontaraq Pattodioloang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Sayoang, daerah pegunungan yang berada dalam wilayah kecamatan Alu kabupaten Polewali Mandar, saat ini menjadi salah satu desa di kecamatan Alu bersama-sama dengan desa Alu, desa Kalumammang, desa Puppuring, desa Mombi dan kelurahan Petoosang. Wilayahnya yang berada jauh dari ibukota kecamatan dan letaknya yang cukup sulit dijangkau membuat Sayoang jarang disebutkan. Warga di desa Sayoang terkenal dengan komoditas penghasil  gula aren terbaik di kecamatan Alu. Jika berbicara mengenai Sayoang zaman dahulu kala maka wilayah ini juga cukup terkenal dan berbatasan dengan wilayah kerajaan Alu. Sayoang memiliki Tomakaka, yang biasa disebut “Tomakaka Sayoang”, jauh sebelum munculnya istilah Maraqdia di wilayah Mandar maka sebelumnya dikenal Tomakaka, Tomakaka sendiri adalah orang yang dituakan dan dianggap sebagai pemimpin di wilayah tersebut. Entah mengapa tidak pernah didengar tentang “Maraqdia Sayoang” mungkin ini ada kaitannya dengan penaklukan kerajaan...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Bahasa Koneq-Koneqe, Akulturasi Budaya Bugis di Daerah Mandar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Bahasa Koneq-koneqe merupakan khas dari daerah Campalagian. Sampai saat ini mendengar contoh bahasa koneq-koneqe ditelinga juga belum pernah sama sekali saya dengar, namun dari penelusuran kepustakaan mari kita lihat beberapa contoh bahasa ini : Itu kutu'o  : di situ Ini kone'e : ada di sini Riya' koro'o  : ada disitu Panteng   : ember Mio' : kelapa Cuki   : kucing Maca'bu  ; harum; wangi Maca'bu  : manis Sapapaummu  : Sa'buloako : {kasar} Pole  : datang Allao  : pergi Ammuning  : kembali; pulang Allao lauling  : pergi pulang Allao leleng  : bepergian Aghama : ada apa Pole indoko  : dari mana [kasar] Pole inrokie  : dari mana [halus] Accaule  : bermain Meskipun saya bukan ahli bahasa tapi coba kita lihat perbeda...

avatar
Fennec_fox
Gambar Entri
Upacara Adat Cakkuriri Kerajaan Sendana Di Desa Puttada
Ritual Ritual
Sulawesi Barat

Upacara adat ini sangat langka, betapa tidak upacara hanya dilaksanakan satu kali dalam lima tahun dan merupakan satu-satunya acara tradisi yang diselenggarakan dan berhubungan dengan kerajaan Sendana. Acara yang dilaksanakan oleh pihak Pappuangang Puttada di desa Puttada, kecamatan Sendana ini didahului oleh ritual membunyi-bunyikan alat musik, beragam alat musik tradisi tampak, mulai dari calong, rebana, kecapi, dan alat musik serupa suling, uniknya acara pendahuluan ini dilakoni oleh kaum hawa atau ibu-ibu, dengan meletakkan dan membakar dupa sebelumnya. Acara pertama didahului dengan pemotongan hewan kerbau (manggere’ terong), ritual yang hampir ditemui dalam acara-acara tradisi kuno yang ada di Mandar, Sulawesi Barat, seperti Massumaya yang dilakukan oleh masyarakat adat di Mosso, salah satu banua kaiyyang di kerajaan Balanipa,  pemotongan hewan berukuran besar biasanya menunjukkan skala kebesaran acara yang dilaksanakan. Tahun ini upacara adat Cakkuriri...

avatar
Fennec_fox