"Allamungang Batu Di Luyo" adalah satu situs sejarah bentuk perjanjian yang saat ini masih dapat ditemui. Menurut sejarah dahulu dibuat oleh federasi 14 Kerajaan lokal di daerah Mandar pada sekitar abad XVII, yang terdiri dari dua bagian besar kelompok kerajaan yaitu, kerajaan di "Pitu Ulunna Salu" Tujuh Hulu Sungai dan "Pitu Baqbana Binanga" Tujuh Muara Sungai. Keempatbelas kerajaan ini (Pitu Baqbana Binanga) : Balanipa, Sendana, Banggae, Pamboang, Mamuju, Tappalang, dan Binuang dengan diwakili oleh "Tomepayung" Raja kerajaan Balanipa yang kedua (putra I Manyambungi "Todilaling"). (Pitu Ulunna Salu) : Tabulahan, Rantebulahan, Mambi, Aralle, Bambang, Matangnga, Tabang dan diwakili oleh "Londong Dehata".
Berikut ini adalah isi perjanjian "Allamungan Batu Di Luyo" :
Tallemi mannurunna pineneang
(Jelaslah garis keturunan)
Upasambulo-bulo ana appona di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga
(Aku satukan anak cucu di Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga)
Nasa’bi Dewata diaya, Dewata diong, Dewata di kanang, Dewata di kaeri
(Disaksikan penguasa di langit, penguasa di bumi, penguasa di utara, penguasa di selatan)
Dewata di olo, Dewata di woe, menjarimi passemandarang
(Penguasa di timur, penguasa di barat, jadilah Mandar bersatu)
Tandisappa tandiatonang, maallonang mesa
(Tak berjarak tak berbatas, sebantal bersama)
Mallate samballa, siluangang sambu-sambu, sirondong langi-langi
(Dalam selembar tikar, saling memakaikan kain, menggelar tudung bersama)
Tassipande pio’dong, tassiparundu pelango
(Bersaji nasi lunak, tanpa minuman pahit)
Tassipelei di panra, tassipelei di apiangang
(Susah senang dipikul bersama)
Sipatuppu di ada, sipalete di rapang
(Menjunjung tinggi adat, memegang teguh petitih)
Ara tuo di Pitu Ulunna Salu, ara mate di muane arana Pitu Babana Binanga
(Prinsip hidup (bersama) di Pitu Ulunna Salu, prinsip mati mulia di Pitu Babana Binanga)
Sapu tangang di Pitu Ulunna Salu simbolong di Pitu Babana Binanga
(Pitu Ulunna Salu mengikat kepala, Pitu Babana Binanga menyanggul rambut (nya))
Pitu Ulunna Salu memmata di sawa, Pitu Baba Binanga memmata di mangiwang
(Bagai piton menjaga sarangnya itulah Pitu Ulunna Salu, bagai hiu yang mengintai lautnya itulah Pitu Babana Binanga)
Sisarapai mata malotong anna mata mapute
(Bagai biji mata, hitam dan putihnya yang tak akan berpisah)
Anna sisara Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga
(Seperti itulah Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga)
Mua diang tomangipi mangirang, mambbattangang tomu-tommuane
(Jika seorang (perempuan) telah bermimpi mengandung bayi lelaki)
Namappasisara Pitu Ulunna Salu Pitu Babana Binanga
(Kelak akan menggoyahkan Pitu Ulunna Salu, Pitu Babana Binanga)
Sirumungngi’i anna musessei, pasungi anana
(Berkumpullah, belah perutnya, keluarkan janinnya)
Anna muanusangi sau di uwai tammembali.
(Hanyutkan ke derasnya air yang tak akan kembali)
Source: http://www.kompadansamandar.or.id/sejarah/369-isi-assitaliang-perjanjian-allamungan-batu-di-luyo.html
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.