Hamis Batar merupakan sebuah ritual adat untuk menyambut musim panen jagung yang berasal dari Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur . Hamis batar dilaksanakan oleh masyarakat Belu sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta atas panen yang mereka peroleh.Dengan dipimpin oleh tetua adat, masyarakat akan mempersembahkan hasil panen jagung yang terbaik.Selain Kabupaten Belu, wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang, hingga Molo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, juga mengenal ritual adat serupa yang dinamakan hainiki pensufa . Hamis batar berasal dari bahasa daerah setempat hamis yang berarti "syukur" dan batar yang berarti "jagung". Sebelum upacara dimulai para kepala keluarga turun ke kebun masing-masing untuk memetik sebuah jagung termuda dan paling bagus.Setelah itu mereka berkumpul di tempat upacara dan diadakan seleksi jagung yang paling bagus.Jagung yang paling baik kemudian diletakkan di troman atau tiang agung yang terbuat dari tumpukkan b...
Proses 'pau boe' atau disebut sebagai prosesi kekuatan menyapa alam.Prosesi 'pau boe' dilakukan oleh sejumlah kepala suku dan yang dituakan, dengan menyembeli sejumlah hewan berupa ayam dan babi. Darah dan daging hasil sembelihan lalu disajikan dan dipersembahkan ke para penghuni alam di sejumlah titik altar sembahan. tradisi ini kerap dilakukan oleh masyarakat adat yang bermukim di kaki Gunung Lewotolo atau Ile Lewotolok atau masyarakat setempat menyebutnya Ile Ape yang terletak di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). sumbe r: https://news.okezone.com/read/2017/10/20/340/1799021/sejarah-murka-gunung-ile-lewotolok-dan-ritual-sapa-alam-usai-gempa-meneror-warga
Umat Katolik di Paroki Santa Maria Mater Dei,Oepoli, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, pekan lalu, menggelar Rogare atau doa untuk meminta hujan agar tanaman bisa tumbuh subur di atas lahan pertanian rakyat,,karena kondisi wilayah tersebut sudah sangat memprihatinkan.umat katolik setempat melakukannya dalam bentuk Rogare (bahasa latin) atau berdoa dengan intensi khusus meminta hujan turun ke bumi. Ogare atau masyarakat setempat menyebutnya Roga biasanya diawali dengan doa dan tapa selama tiga hari (senin-rabu) oleh tua adat atau pemimpin setempat di dalam Kapela Santu Reliqi Oepoli, sedang umat lainnya melakukan selama sembilan hari.yang unik dalam Doa Roga ini adalah tiap kutub memiliki pelindungnya masing-masing. Arah selatan adalah Nossa Senhora (Bunda Maria), Utara St Antonio Lagnio (St. Antonius Padua), Timur St Fransiskus Xaverius dan Barat St Don Louis IX. Dalam kegiatan Roga ini, peserta wanita memakai mahkota dari lingkaran batang dan da...
Halaik menganut animisme. Para pengikutnya mempercayai kekuatan alam dan menyembah pohon-pohon besar, bintang, bulan, dan matahari. Selama hidupnya, pengikut Halaik hanya mengenakan pakaian dari hasil tenun alami dan rambut lelaki diwajibkan gondrong. Di setiap rumah pengikut Halaik, dibuat sebuah tiang khusus sebagai tempat menyembah berhala. Tiang itu setiap harinya disembah dengan cara diberi makan berupa nasi dan daging. Halaik pantang dengan binatang-binatang laut. Penganut Halaik memiliki seorang raja atau pimpinan yang biasa disebut 'Deo Rai'. Uniknya, di saat meninggal, jasad raja ini dilarang dilihat oleh keluarga dekat, termasuk isteri anak raja. Hanya lima pengawalnya yang berhak memberi penghormatan terakhir pada sang raja. Mereka yang bertanggung jawab menguburkan Raja secara rahasia, bahkan warga yang melayat keluarga yang berduka tidak boleh tahu di mana sang raja dikuburkan. Usai dikuburkan, lanjut Ina, warga melakukan upacara adat selama satu m...
Suku Lio-ende yang tinggal di sekitar kawasan Danau kelimutu adalah masyarakat yang turut menjaga Danau Kelimutu. Masyarakat Suku Lio-Ende “percaya” bahwa Danau kelimutu merupakan tempat tinggal para arwah leluhur mereka sehingga masyarakat Suku Lio-Ende menganggap Danau Kelimutu adalah tempat yang sakral. Masyarakat juga diharuskan memberi penghormatan kepada para leluhur yang tinggal di Danau Kelimutu dan juga mensakralkan tempat tersebut. Salah satu bentuk penghormatan itu adalah dengan menggelar upacara penghormatan terhadap leluhur Danau Kelimutu yang disebut dengan Upacara Ka Dua Bapu Ata Mata Upacara ini dilakukan dengan cara menyajikan makanan khusus setelah panen (Pati Ka) kepada arwah leluhur yang konon menghuni 3 danau: Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nua Muri Koo Fai , dan Tiwu Ata Polo sebagai bentuk komunikasi dan penjagaan relasi dengan leluhur, alam semesta dan kekuatan adikodrati. Upacara Ka Dua Bapu Ata ini erat dengan kepercayaan masyarakat ter...
Di Sumba Barat, persiapan upacara tarik batu dilakukan lebih rumit dan memerlukan persiapan matang karena obyek yang ditarik adalah batu kubur yang berukuran besar dan sangat berat. Di lokasi asal batu, beberapa tukang kayu yang dalam istilah lokal disebut monipelu membuat kuda-kuda ( tenan ) berupa dua gelondong kayu bulat utuh yang ukurannya disesuaikan dengan batu yang akan ditarik. Kedua ujung kayu disatukan dan dibentuk menyerupai kepala kuda. Walaupun tenan berbentuk kepala kuda, namun secara simbolis tenan melambangkan perahu sebagai kendaraan yang akan membawa kubur batu. Bahan kayu yang digunakan terbuat dari kayu kameti yang bersifat lentur dan tidak mudah patah. Di atas tenan diberi kerangka kayu berbentuk empat persegi panjang mengelilingi batu, sebagai tempat pegangan paaung watu dan untuk meletakkan paji dan bendera. Paji adalah bentangan kain berwarna putih, sedangkan bendera (regi khobu) berupa kain-kain tenun motif asli Sumba yang merupakan s...
Upacara Ho’in Hoka’ Wekin Wolo atau upacara penyembuhan orang sakit dilakukan oleh tetua kampung atau pemangku adat yang biasa disebut ata kelake . Pihak-pihak yang terlibat dalam upacara ini adalah tetua adat/ ata kelake sebagai pemimpin upacara, keluarga besar sebagai simbol persatuan lahir batin, dan tuan tanah sebagai kunci utama dalam upacara adat. Jika si penderita sakit yakin penyakitnya disebabkan perseteruan, maka orang yang terlibat perseteruan itu turut hadir pada saat upacara dilangsungkan. Upacara Ho’in Hoka’ Wekin Wolo dilangsungkan di rumah orang yang menderita sakit. Upacara ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, acara Depa Dua (rentangan tangan- tombak) yang bertujuan untuk melihat penyebab orang tersebut menderita sakit. Penduduk wilayah Lewotala yakin bahwa bencana atau musibah yang dialami seperti penyakit yang tak kunjung sembuh, gangguan hama tanaman dan kekeringan ya...
Di Manggarai Timur (Matim), Flores NTT juga terdapat ritual adat yang juga digelar sekali dalam lima tahun. Masyarakat setempat menyebutnya, Kebhu . Ritual ini tidak dilakukan oleh semua suku di Matim, hanya di suku Lowa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba. Masyarakat etnik Rongga menyebutnya Limbu. Limbu itu pun bernama Tiwu Lea. Khebu tidak sama dengan unan-unan dan nundang padi . Khebu adalah prosesi penangkapan ikan di kolam atau muara. Namun, sbelum Khebu (menangkap ikan), terdapat beberapa ritual adat yang dilakukan. Minggu (29/10/2018) kemarin masyarakat dari suku Rongga kembali menggelar Khebu . Ratusan warga memadati Tiwu Lea, yang terletak di kampung Nangarawa, Desa Bamo, Kabupaten Manggarai Timur. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian acara Khebu , mulai dari prosesi adat hingga proses penangkapan ikan dan biota lainnya. Namun, tak semua yang hadir berasal dari keluarga suku Lowa, dari daerah lain turut hadir...
Sadok Nonga adalah tinju adat yang berasal dari budaya masyarakat desa Bantala. Tradisi ini sedari dulu dilakukan pada masa-masa akhir panen sebagai bentuk syukur terhadap berkat dari hasil panen. Sadok Nonga berasal dari kata Sadok dan Nonga. Dalam bahasa setempat (Lamaholot Dialeg Lewolema) s adok berarti tinju dan n onga berarti bakul tempat menampung padi yang terbuat dari anyaman daun lontar. Penamaan Sadok Nonga ini merujuk pada tindakan meninju yakni Sadok dan media yang digunakan sebagai sasaran meninju yakni Nonga . Kedua kata ini berasal dari bahasa Lamaholot dialeg Lewolema. Nonga atau wadah yang terbuat dari anyaman lontar ini diisi daun jerami yang dibawa oleh para pria disekitar mesbah batu persembahan yang berada di tengah-tengah kebun menuju ke pondok tempat penyimpanan padi. Para pria yang membawakan Nonga ini memanggil pria-pria di seputaran pondok untuk meninju Nonga dengan sekuat tenaga hingga Nonga tersobek. Tradisi ini...