Suku Lio-ende yang tinggal di sekitar kawasan Danau kelimutu adalah masyarakat yang turut menjaga Danau Kelimutu. Masyarakat Suku Lio-Ende “percaya” bahwa Danau kelimutu merupakan tempat tinggal para arwah leluhur mereka sehingga masyarakat Suku Lio-Ende menganggap Danau Kelimutu adalah tempat yang sakral. Masyarakat juga diharuskan memberi penghormatan kepada para leluhur yang tinggal di Danau Kelimutu dan juga mensakralkan tempat tersebut.
Salah satu bentuk penghormatan itu adalah dengan menggelar upacara penghormatan terhadap leluhur Danau Kelimutu yang disebut dengan Upacara Ka Dua Bapu Ata Mata
Upacara ini dilakukan dengan cara menyajikan makanan khusus setelah panen (Pati Ka) kepada arwah leluhur yang konon menghuni 3 danau: Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nua Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo sebagai bentuk komunikasi dan penjagaan relasi dengan leluhur, alam semesta dan kekuatan adikodrati.
Upacara Ka Dua Bapu Ata ini erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap legenda dari Danau Kelimutu. Masyarakat percaya bahwa jiwa atau arwah akan datang ke Danau Kelimutu setelah ia meninggal dan tinggal di kawah itu untuk selamanya.
Sebelum masuk ke dalam salah satu danau atau kawah, para arwah akan terlebih dahulu menghadap Konde Ratu, penjaga pintu masuk di Perekonde. Arwah tersebut masuk ke salah satu danau atau kawah yang ada sesuai dengan usia dan perbuatannya.
Maka, tidaklah aneh jika tempat yang “keramat” ini telah menjadi legenda yang berlangsung turun-temurun. Masyarakat setempat juga percaya bahwa tempat ini memang tempat yang disakralkan.
Upacara Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata dimulai dengan prosesi para partisipan ritual yang terdiri dari perwakilan masyarakat adat dan peserta lainnya baik dari kalangan pemerintah, TN Kelimutu, dan para wisatawan. Semua peserta prosesi menuju rute prosesi sekitar 700 meter ke arah Puncak Kelimutu dengan berjalan kaki dan diiringi musik tradisional Lio-Ende.
Semua peserta prosesi diharuskan mengenakan pakaian adat Lio-Ende. Kaum pria mengenakan kain sarung khusus hasil tenunan untuk lelaki (Luka) dan mengenakan destar dari berbahan batik (Lesu), serta tenun ikat (Semba) atau selendang. Sedangkan kaum perempuan memakai kain sarung tenun ikat (Lawo) dan baju adat (Lambu).
Para tetua adat (Mosalaki Pu’u) memimpin pelaksanaaan puncak ritual Pati Ka dari tempat yang khusus. Ritual diawali dengan pemberian makan kepada leluhur berupa sesajen yang terdiri dari daging babi, nasi beras merah, sirih pinang, dan moke (minuman yang terbuat dari aren). Para Mosalaki Puâu meletakkan sesajen di atas batu yang menjadi mesbah atau altar sesajian.
Ritual tersebut diiringi dengan pengucapan doa oleh seorang perwakilan mosalaki dan diakhiri dengan tarian Gawi Sodha oleh para Mosalaki Puâu sambil mengelilingi lokasi altar sesajian. Setelah prosesi ini selesai, upacara dilanjutkan dengan tari-tarian tradisionla dan nyanyian dari sanggar-sanggar seni yang ada di lingkungan masyarakat Lio-Ende.
Ritual ini tidak hanya memiliki keluhuran dari aspek cultural saja. Jika dilihat lebih dalam, kandungan nilai-nilai spiritual dan filosofis di dalam ritual ini mengambil peran yang sama dengan nilai cultural dari upacara ini.
Secara spiritual, masyarakat mencoba menunjukan kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan. Lainnya adalah penjagaan terhadap alam yang coba diwujudkan dengan pensakralan Danau Kelimutu sebagai cagar alam yang harus dilestarikan.
Kini, upacara ini memiliki potensi lain yaitu menarik wisatawan untuk menyaksikan dan ikut berkontribusi dalam ritual ini. Dengan demikian, upacara Pati Ka Dua Bapu Ata Mata memiliki potensi pariwisata.
Saat ini upacara ini dilaksanakan setiap tanggal 14 Agustus setiap tahunnya. Upacara ini juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat sebagai salah satu kearifan yang berpotensi mengangkat citra Danau Kelimutu itu sendiri.
sumber : http://www.wacana.co/2015/05/upacara-pati-ka-dua-bapu-ata-mata-nusa-tenggara-timur/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...