Rebo Pungkasan adalah tradisi masyarakat desa Wonokromo yang diselenggarakan pada hari rabu terahir bulan sapar (Nama bulan kedua dalam kalender jawa) dengan simbol utama Lemper ( Makanan tradisional ) raksasa dengan panjang 2,5 meter dan diameter 90 cm yang diarak setelah pembacaan doa oleh bupati Bantul menuju Balai Desa Wonokromo yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer.Lemper raksasa tersebut diangkat oleh 4 orang menggunakan tandu dan diiringi oleh prajurit Bregade Lombok Abang ( prajurit kraton yogyakarta, namun dalam perayaan ini hanya masyarakat yang menyerupai bregade lombok abang ), kemudian dibelakangnya disusul oleh pasukan oncor ( orang yang membawa obor tradisional ), lalu dibelakangnya ada gunungan yang berisi hasil bumi masyarakat, dan paling belakang ada iring-iringan kesenian tradisional dari masyarakat seperti drum band prajurit kraton, drum band masyarakat, hadroh, dan lain-lain.Setelah Lemper Raksasa sampai di Balai Desa Wonokrom...
Tradisi Klotekan ini berasal dari Tanah Jawa dan Bali yang dilakukan dengan memukul lesung, kentongan dan/atau batang pohon kelapa pada saat gerhana bulan atau Matahari. Tradisi ini sudah mulai luntur, namun masih dilakukan di Gunungkidul, Jogjakarta. Seperti yang dituturkan oleh sesepuh dari Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Mbah Jo, "Masyarakat disini percaya tentang fenomena gerhana matahari dan bulan ialah adanya raksasa yang memakan matahari,". "Kami mempersiapkan teropong dan kentongan untuk melestarikan tradisi dari nenek moyang ini. Tradisi ini dapat dimaknai dari sisi budaya, bahwa nenek moyang memiliki budaya yang kaya. Salah satunya tradisi kentongan ini," ujar Mbah Jo. Diceritakan bahwa pada zaman dahulu terdapat sesosok raksasa atau masyarakat Jawa biasa menyebutnya dengan sebutan 'Buto' yang bernama Kala Rahu. Kala Rahu merupakan anak dari Dewi Sinhika dan Maharsi Kasyapa. Rahu dengan Bathara Wisnu adalah satu ayah beda ibu sehing...
Ambarketawang adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Nama Ambarketawang memiliki arti bau harum yang memenuhi angkasa. Nama ini diambil dari nama pesanggrahan Sultan Hamengkubuwana I, yang terletak di desa ini. Menurut sejarah, akibat perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang memecah Kerajaan Mataram Islam menjadi Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunana Surakarta, dibangunlah Kraton Yogyakarta. Saat proses pembangunan kraton, untuk sementara Sultan Hamengkubuwana I dan keluarganya tinggal di sebelah barat kota Yogyakarta yang dikenal sebagai pesanggrahan Ambarketawang. Maka setelah pembangunan Kraton Ngayogyakarta selesai, Kraton Ambarketawang ditinggalkan, dan hanya dijaga oleh seorang Demang. Situs bekas Kraton itu dianggap keramat, sehingga setiap Kamis Pahing diadakan tirakatan. Pada bulan Jawa Sapar, diadakan upacara Saparan dengan acara pokok menyembelih bekakak, untuk memperingat...
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari 34 provinsi di Indonesia, Yogyakarta menyandang status sebagai daerah istimewa berkenaan dengan sejarah berdirinya provinsi ini pada masa lampau. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur , sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa). Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah mempunyai tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten Pakualaman. Daerah yang memp...
Nunjungan adalah nama sebuah dusun yang berada di Desa Ketitang, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Dari dusun inilah makanan tradisional yang berbahan mie menyebar di daerah jawa. Dan salah satunya adalah mie tektek dari Jogjakarta. Mi tektek merupakan nama yang unik. Disebut demikian, karena mie ini awal mulanya kebanyakan dijual dengan cara berkeliling menggunakan gerobak dan penjualnya membunyikan bunyi tek tek tek untuk mengundang pembeli. Jadilah, mie ini disebut mi tektek. Jaman dahulu mie tektek hanya dijual saat musim panen saja. Dari situlah warga mulai belajar membuat mi tektek. Di Jogja sendiri, mie tektek merupakan makanan yang cukup ikonik. Mi tektek ada yang dijajakan secara keliling dengan menggunakan gerobak, ada juga penjualnya mangkal di sebuah tempat. Mi tektek sendiri berbeda dengan kuliner berbahan mie lainnya seperti mie ayam. Yang menjadi khas sekaligus menjadi keunikan dari mie tektek adalah proses memasaknya yang hingga kini masih mempertahan...
MASJID SOKO TUNGGAL Masjid Soko Tunggal merupakan salah satu tempat ibadah umat Muslim yang memiliki keunikan tersendiri. Nama Soko tunggal berasal dari bahasa Jawa. Soko yang berarti penyangga dan Tunggal yang berarti satu. Jadi Masjid Soko Tunggal adalah masjid yang memiliki satu tiang penyokong di dalamnya. Masjid Soko Tunggal sendiri terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih tepatnya terletak di dalam kawasan kesultanan Yogyakarta. Masjid Soko Tunggal ini berada satu kompleks dengan objek wisata TamanSari. Jadi Anda bisa ke masjid ini sekaligus juga menikmati keindahan bangunan dari kompleks wisata Tamansari Masjid Soko Tunggal pertama kali dibangun pada tahun 1967. Dan pembangunan masjid berakhir pada 1972. Bangunan ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Masjid ini dirancang oleh R.Ngabehi Mintobudoyo. Bangunan Masjid Soko Tunggal mengambil gaya arsitektur yang bernama tajug. Tajug send...
Pengertian dan Sejarah Kuda Sembrani Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul termasuk desa yang paling selatan di D.I. Yogyakarta. Jarak dari pusat Kota Yogyakarta yaitu 20 km. Sebagai kecamatan yang cukup maju di daerah Kabupaten Bantul, akses transportasi mudah dijangkau. Kemudahan transportasi mendorong meningkatnya mobilitas sosial. Komposisi penduduk mayoritas orang Jawa asli. Sehingga, mereka masih menjaga warisan-warisan dari leluhur atau nenek moyang. Warisan tersebut berupa pusaka peninggalan yang diwariskan turun temurun. Semua yang diwariskan dijaga dengan baik sesuai tuntunan nenek moyang terdahulu. Kuda Sembrani adalah salah satu warisan nenek moyang yang diturunkan dari nenek moyang sejak berabad-abad lalu. Kuda Sembrani ini dijaga dan dirawat oleh Simbah Sayat. Ada dua macam Kuda Sembrani yang dirawat yaitu kuda betina yang berwarna merah dan kuda jantan yang berwarna hitam. Kuda Sembrani terbuat dari lulang atau kulit kuda asli dengan kara...
Bedhaya Angronakung tercatat sebagai sebuah tarian Agung Kadipaten atau Pura Pakualaman yang di ciptakan oleh K.G.P.A. Paku Alam II. Kehadiaran kembali tari inu merupakan hasil upaya penggalian yang dilakukan pada masa K.G.P.A.A. Paku Alam VIII (bertahta 1937-1998). Sejak saat itu sampai sekarang Bedhaya Angronakung di pagelarkab untuk menyertai peristiwa peristiwa khusus. Kata Angronakung berasal dari kata ron yang berarti daun dan akung yang berarti kasmaran atau tengah jatuh cinta. Tarian ini menceritakan tentang penggambaran Raden Panji Inu Kertapati sekaligus pertemuannya dengan Dewi Candrakirana. Bedhaya Angronakung merupakan ungkapan simbolis pengambaran Raden Panji Inu Kertapati dqlam menemukan jati diri atau hakekat kehidupan. Penggambarannya melalui penggambaran mencari pengganti Angreni kekasih yang bersedia mengorbankan diri untuk kebahagiaan bersama. Penari tidak di haruskan berpuasa,dalam persiapan melakukan tugasnya,tetapi melakoni suatu laku tirakat batin sebagai...
Indonesia terkenal dengan kekayaan kuliner tradisonalnya. Oleh karena itu, banyak masakan khas Indonesia yang disukai oleh masyarakat mancangera. Seiring dengan perkembangan makanan luar negeri yang menjamur di Indonesia, ada salah satu kuliner tradisonal asal Jawa Tengah yang tidak kalah menarik, yakni gudeg. Dengan tampilan sedikit lebih beda membuat gudeg menarik untuk dicoba. Sejarah gudeg berawal pada masa pembangunan kerajaan Mataram Islam. Dikarenakan membutuhkan lahan yang luas, maka pohon nangka dan kelapa yang mendominasi saat itu harus ditebang. Banyaknya nangka muda dan juga kelapa membuat para pekerja mencoba untuk mengolahnya menjadi masakan. Kala itu, buah nangka dan kelapa dimasak pada sebuah tungku besar yang terbuat dari logam. Teknik memasak waktu itu dinamakan “Hangudek”. Dari kata itulah nama gudeg dipakai. Salah satu pelopor gudeg di Yogyakarta adalah Ibu Djum. Beliau adalah tokoh yang dinilai telah mengangkat gudeg...