Beksa Golek Menak Disebut juga Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide Sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Sri Sultan Hamengku Buwana IX sangat terkesan menyaksikan pertunjukan wayang golek dari Kedu itu. Maka dibenak beliau timbul ide untuk menarikan wayang golek itu di atas pentas. Beksa Golek Menak bersumber dari cerita Menak Cina. (Sumber: http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/2010/12/kekayaan-tari-klasik-gaya-yogyakarta.html)
Tari Bedhaya Angron Akung yang bersumber dari cerita Panji yang muncul di sekitar abad XIII-XIV lalu. Tari Bedhaya ini mengisahkan penyamaran tokoh sentral cerita Panji, yaitu Raden Panji Inu Kertapati yang hendak mencari Dewi Anggraeni yang hilang entah ke mana perginya. merupakan salah satu tarian kebanggaan Kadipaten Pura Pakualaman yang diciptakan oleh Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (KGPAA) Paku Alam II (1829—1858) dan direkonstruksi/digubah kembali pada masa KGPAA Paku Alam VIII (1937—1998). Tarian ini biasanya dipagelarkan di Bangsal Sewatama Pakualaman untuk menyambut tamu-tamu kehormatan Pura Pakualaman dan dalam rangka memperingati ulang tahun Sri Paku Alam. (Sumber: http://tembi.net/peristiwa-budaya/tari-bedhaya-angron-akung-kisah-penyamaran-raden-panji-inu-kertapati)
Bedaya Babar Layar, merupakan salah satu yasan dalem (hasil karya) Sunan Paku Buwono II. Jadi, bisa diperkirakan berapa kira-kira umur tarian tersebut. Yang jelas sudah seabad lebih tarian ini tidak terdengar beritanya (dalam arti dipentaskan). Bedaya Babar Layar menjadi salah satu pusaka tari yang diuri-uri (dilestarikan) Kasultanan Ngayogyakarta bersama Bedaya Semang dan Bedaya Rambu. Itu terjadi semenjak Mataram pecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Di Yogyakarta Bedaya Babar Layar disempurnakan lagi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II. Keberadaan Bedaya Babar Layar tertulis di dalam manuskrip yang tersimpan di perpustakaan keraton Yogyakarta. Bedaya Babar Layar tercium keberadaannya ketika K.R.T. Mangkuwinata ( R. B Sudarsono, M. Hum) membaca kitab kuna tersebut. Dari situ timbul keinginan untuk kembali menghidupkan bedaya tersebut. Bersama sang istri Nyi R. Pujaningsih ( Th. Suharti, M. Sn.) naskah kuna tersebut dicermati. Se...
Jamasan pusaka merupakan tradisi masyarakat jawa merawat benda-benda pusaka, benda bersejarah, termasuk benda-benda yang memiliki tuah atau yang diyakini memiliki kekuatan. Jamasan pusaka juga bisa diartikan mencuci atau memandikan benda pusaka. Pusaka diyakini memiliki kekuatan seperti gong, keris, tombak, kereta pusaka dan berbagai jenis usaka lainnya. Jamasan pusaka ini merupakan peristiwa yang sakral dan dilakukan hanya pada waktu tertentu saja. Biasanya jamasan pusaka dilakukan hanya sekali setahun pada bulan suro. Oleh karena itu terdapat makna dan tujuan luhur yang ditanamkan pada tradisi yang sakral ini. Tradisi jamasan pusaka ini dilakukan pada setiap bulan Suro, karena dalam bulan ini merupakan bulan paling sakral bagi orang Jawa. Di mana orang Jawa harus lebih banyak melakukan mawas diri, evalusasi diri, dan waspada. Karena memang kenyataanya dalam bulan suro ini seringkali terjadi peristiwa yang meberikan makna mendalam. Tujuannya dari tradisi jama...
Yogyakarta merupakan salah satu tempat di Indonesia dengan kekayaan budaya yang melimpah-ruah, termasuk dalam hal pakaian adat. Butuh berlembar-lembar halaman untuk mengurai, baik dari sisi jenis, waktu pemakaian, cara pembuatan, material, atau bahkan simbol dan filosofi di baliknya. Di dalam Keraton Yogyakarta, berbagai kekayaan khasanah sandang masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta, masih hidup secara alami dalam keseharian manusianya. Berikut ini secara singkat diuraikan berbagai jenis pakaian adat Yogyakarta, terutama yang dikenakan di dalam keraton, yang disarikan dari buku “Pakaian Adat Tradisional Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta” , yang disusun oleh Wibowo, H. J., dkk (1990) , terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya: 1.Pakaian Abdi Dalem Abdi dalem adalah seluruh pegawai atau karyawan keraton, yang umumnya tinggal di sekitar keraton. Pakaian mereka terdiri dari dua...
Dewi Sri awalnya adalah seorang putri yang disihir menjadi ular akibat ulah keserakahan manusia. Dewi Sri bisa kembali menjadi wujud manusia karena pertolongan seorang petani. Oleh karena itu, Dewi Sri memberikan panen yang berlimpah kepada petani. Hingga kini, Dewi Sri dikenal sebagai Dewi Padi dalam tradisi budaya Jawa.
Kain tradisional Indonesia yang satu ini sudah berkali-kali hampir di-klaim oleh negara tetangga kita. Padahal, jika kita telusuri, jelas-jelas akar kata batik adalah dari bahasa Jawa. Batik berasal dari kata “ amba ” yang dalam bahasa jawa artinya menulis dan “ titik ” yang artinya titik. Pada awalnya batik dibuat di atas kain mori lalu digambar dengan menggunakan lilin dengan canting. Motif atau corak batik bukan hanya sekedar indah, namun juga mengandung berbagai lambang dan makna masing-masing. Beberapa motif batik batik bahkan hanya digunakan oleh keluarga keraton. Batik tak melulu hanya batik jogja. Ada juga batik solo, batik pekalongan , batik cirebon, batik banyumas, batik bali, dan lainnya.
Pernah mendengar istilah aksara Jawa? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa aksara Jawa adalah "aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga ;". Aksara Jawa dikenal juga sebagai Hanacaraka dan Carakan, adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah di Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa Sasak. Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara Bali. Aksara Jawa adalah sistem tulisan Abugida yang ditulis dari kiri ke kanan. Setiap aksara di dalamnya melambangkan suatu suku kata dengan vokal / a / atau / É" / , yang dapat ditentukan dari posisi aksara di dalam kata tersebut. Penulisan aksara Jawa dilakukan tanpa spasi ( scriptio continua ). Dibandingkan dengan alfabet Latin , aksara Jawa juga kekurangan tanda baca dasar, seperi titik dua, ta...
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa ini sering diidentikkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walaupun m...