Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Pakaian Daerah Istimewa Yogyakarta Jogja
Pakaian Adat D. I. Yogyakarta
- 6 Oktober 2014

Berikut ini secara singkat diuraikan berbagai jenis pakaian adat Yogyakarta, terutama yang dikenakan di dalam keraton, yang disarikan dari buku “Pakaian Adat Tradisional Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta”, yang disusun oleh Wibowo, H. J., dkk (1990), terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya:

1.Pakaian Abdi Dalem

Abdi dalem adalah seluruh pegawai atau karyawan keraton, yang umumnya tinggal di sekitar keraton. Pakaian mereka terdiri dari dua macam, yakni Sikep Alit danLangenarjan.

Perangkat pakaian Sikep Alit terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken (dengan kancing dari tembaga atau kuningan yang disepuh emas, berjumlah 7 hingga 9 buah), penutup kepala destar, keris model gayaman (diletakan di peinggang sebelah kanan belakang), selop hitam, topi pet hitam dengan pasmen emas. Pakaian model ini dikenakan untuk keperluan sehari-hari.

Sementara pakaian model Langeran merupakan seperangkat pakaian dengan perlengkapan kain batik, baju bukakan yang yang dibuat dari bahan laken warna hitam, kemeja putih dengan kerah model berdiri, destar sama dengan model pakaianSikepan Alit, keris model ladrangan atau gayman, dipakai di pinggang sebelah belakang kanan, dasi berwarna putih model kupu-kupu, serta selop berwarna hitam. Jenis pakaian ini pada umumnya dikenakan pada waktu malam untuk menghadiri suatu pertemuan dan jamuan makan malam dalam satu pesta khusus.

2.Pakaian Dinas

Pakaian Dianas terdiri dari tiga jenis, yakni Pakaian AgengPakaian Pethok, danPakaian Tindakan. Berikut hanya akan dijelaskan jenis-jenis Pakaian Ageng, yang merupakan pakaian dinas harian para pejabat di lingkungan keraton.

Pakaian Ageng merupakan seperangkat pakaian adat yang berupa model jas laken berwarna biru tua dengan kerah model berdiri, serta dengan rangkapan sutera berwarna biru tua, yang panjangnya mencapai bokong, lengkap dengan ornamen kancing-kancing bersepuh emas. Celananya sendiri berwarna hitam. Topi yang dikenakan terbuat dari bahan laken berwarna biru tua, dengan model bulat-panjang, dengan tinggi 8 cm.

Pakaian Ageng yang dikenakan oleh masing-masing pejabat, memiliki sedikit perbedaan sebagai penanda strata dan fungsi mereka. Berikut adalah para pejabat di lingkungan keraton dan perbedaan atribut yang mereka sandang:

  1. Pakaian bupati bertitel pangeran diberi plisir renda emas lugas lebar 1 cm, dipasang secara teratur di tepi kerah. Pada semua bagian tepi jas diberi hiasan renda dengan bordiran motif bunga padi.
  2. Pakaian bupati bertitel adipati “song-song jene” (payung kuning) mirip pakaian bupati bertitel pangeran, hanya terdapat sedikit hiasan bordiran pada bagian bawah kerah tidak melingkar secara penuh, tetapi ada jarak sekitar 8 cm.
  3. Pakaian bupati bertitel adipati mirip pakaian adipati “song-song jene”. Perbedaannya terletak pada hiasan bordiran pada bagian bawah kerah.
  4. Pakaian bupati bertitel temanggung seperti pakaian adipati, dengan perbedaan pada bordiran sebelah bawah, yang panjangnya hanya 2/3 dari ukuran lingkaran jas.
  5. Pakaian patih seperti pakaian tumanggung, tetapi bordiran di bagian depan panjangnya sampai 3 ½ cm sampai bagian bawah kancing.
  6. Pakaian kepala distrik (wedana) mirip pakaian patih, tetapi dengan bordiran bagian depan dan bagian belakang dan ujung lengan hanya 2 cm lebarnya dari plisir.
  7. Pakaian kepala onder distrik (asisten wedana), mirip pakaian patih, tetapi bordiran bagian depan dan bagian belakang dan ujung lengan hanya 2 cm lebarnya dari plisir.
  8. Pakaian mantri polisi seperti pakaian kepala onder distrik, tetapi tana plisir di bagian depan dan tanpa bordiran bunga padi pada bagian kerahnya.

 

  • Pakaian Prajurit Jagakarya

Prajurit Jagakarya mengenakan seperangkat pakaian celana lurik ogal-agil (di bawah lutut), baju dalam warna oranye, sepatu model pantofel dari kulit warna biru tua, bajusikepan bahan dari kain lurik, mengenakan sarung tangan warna biru tua, mengenakan ikat kepala hitam dan topi  model “celeng mogok”, ditumpangi topi model songkok hitam bersyap, dan dengan keris model mataraman.

  • Pakaian Manggala Yudha

Prajurit Manggala Yudha mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri atas celanaogal-agil berwarna hitam yang disebut celana panji-panji, kain model sapit urangmotif parang, sepatu pantofel hitam dari kulit, kaos kaki berwarna putih, boro motifcindhe yang ujungnya dihias dengan rumbai-rumbai benang emas, baju beskap hitam yang pada tepinya dihias dengan garis motif daun dari bahan benang emas, mengenakan tutup kepala iket balangkon gaya mataraman, yang ditutup dengan songkok hitam yang memakai tutup di belakang, mengenakan keris model beranggah gaya mataraman.

  • Pakaian Mantijero

Prajurit Mantrijero mengenakan sperangkat pakaian yang terdiri atas baju lurik, celana tanggung bahan lurik, sepatu pantofel hitam dari kulit, kaos kaki putih pajang, boro motif cindhe, yang pada bagian bawahnya dihiasi dengan rumbai-rumbai warna emas. Mengenakan topi songkok hitam model minak jinggo, sarung tangan putih, dan membawa pedang panjang.

  • Pakaian Prajurit Bugis

Prajurit Bugis mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri dari baju kurung warna hitam, celana berwarna hitam, sepatu kulit pantofel berwarna hitam, sepatu pantofel kulit berwarna hitam, mengenakan sarung rangan putih, memakai lonthong cindhe, dengan kamus timang berwarna hitam bahan dari beludru berhias benang emas, mengenakan keris model gaya mataraman yang disematkan di depan.

  • Pakaian Prajurit Patangpuluh

Pakaian Ptangpuluh mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri dari clana panjang berwarna putih dan celana pendek warna merah ditutupi sayak beludru hijau, dikencangkan dengan lonthong cindhe dan kamus beludru hitam yang bagian tepinya diberi hiasan benang emas. Baju dalamnya berwarna merah panjang dan bagian luar baju sikepan lurik patangpuluh. Mengenakan sepatu model bongkop  kulit berwarna hitam dan kaos kaki panjang. Mengenakan selempang sedong beludru dihias kretep emas melintang di baju sikepan, topi songkok hitam, dan memegang pedang panjang.

Berbagai jenis pakaian di atas hanya mewakili sedikit saja dari kekayaan khasanah sandang Yogyakarta, khususnya di dalam keraton. Profil pakaian di atas, belum mencakup yang dikenakan Sultan dan keluarganya, juga belum mencakup ritual-ritual khsusus, yang pada umumnya memiliki tata-aturan berbusana yang tersendiri, seperti pernikahan, kematian, sunatan, dan lain sebagainya.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/979/pakaian-adat-d-i-yogyakarta

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline