|
|
|
|
Aksara Jawa Tanggal 03 May 2015 oleh Ridwan Sadli. |
Pernah mendengar istilah aksara Jawa? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa aksara Jawa adalah "aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga;". Aksara Jawa dikenal juga sebagai Hanacaraka dan Carakan, adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah di Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa Sasak. Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara Bali.
Aksara Jawa adalah sistem tulisan Abugida yang ditulis dari kiri ke kanan. Setiap aksara di dalamnya melambangkan suatu suku kata dengan vokal /a/ atau /É"/, yang dapat ditentukan dari posisi aksara di dalam kata tersebut. Penulisan aksara Jawa dilakukan tanpa spasi (scriptio continua). Dibandingkan dengan alfabet Latin, aksara Jawa juga kekurangan tanda baca dasar, seperi titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru, dan tanda hubung.
Orang Jawa umumnya mengurutkan aksara jawa dengan urutan hanacaraka yang merupakan Lima aksara pertama. Urutan tersebut membentuk sebuah puisi yang terdiri dari empat bait yang mengisahkan tokoh cerita rakyat bernama Aji Saja yang menceritakan bagaimana terciptanya aksara Jawa. Puisi tersebut diceritakan sebagai berikut: Hana caraka (terdapat 2 utusan) Data sawala (Mereka berselisih pendapat) Padha Jayanya (mereka sama kuatnya) Maga bathanga (keduanya jadi batang/mati).
Namun pengurutan ini memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak menjelaskan posisi aksara lainnya terutama Mudra dan Mahaprana.Selain itu, pengurutan diatas juga berbeda jauh dengan urutan asli aksara Jawa dengan kaidah bahasa Sansekerta.
Aksara Jawa sampai sekarang masih diajarkan di sekolah-sekolah wilayah berbahasa Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, sebagai bagian dari muatan lokal kelas 3 hingga 5 SD.Walaupun demikian, penggunaan sehari-hari, seperti dalam media cetak atau televisi, masih sangat terbatas dan terdesak oleh penggunaan aksara Latin yang lebih mudah diakses. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom yang menggunakan aksara Jawa. Namun selain itu, usaha-usaha revivalisasi hanya bersifat simbolik dan tidak fungsional, seperti pada penulisan nama jalan. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya pengembangan ortografi dan tipografi aksara, serta digitalisasi komputer yang sulit dilakukan karena kompleksitas aksara Jawa.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Jawa
https://kbbi.web.id/aksara
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |