CERITA PULAU TIMBUN MATA ( SHUT EYE ISLAND) Dalam kepulauan Indonesia yang terbentuk dari Sabang sampai Merauke terdapat Pulau Borneo ( Kalimantan). Pulau Kalimantan memiliki berbagai sungai yang luas dan ladang sawah yang tak kalah luasnya. Terdapat kearifan lokal di ladang sawah nan luas yang dapat terlihat yaitu orang-orangan sawah untuk menghindari burung dan ayam saat musim panen tiba. Petani membuat nya dengan melekatkan benang pada orang-orangan sawah dan menggerakannya seolah-olah petani yang sedang menjaga hasil panen. Aktivitas ini diadopsi dari bagaimana cara petani buta menghindari ayam dan burung saat panen tiba. Cerita rakyat : Pulau Timbun Mata Pada suatu hari, dalam sebuah desa kecil di Pulau Timbun Mata, hidup sang kakek yang buta dengan cucu n...
Suku Dayak Lundayeh merupakan salah satu sub-suku Dayak yang mendiami wilayah Kalimantan, tepatnya di kawasan Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan terdapat pula di negara tetangga, yakni di Malaysia. Suku Dayak Lundayeh sendiri memiliki tradisi yang cukup unik pada adat istiadat pernikahannya, yakni Tradisi Purut. Tradisi Purut sendiri sudah lama dikenal oleh masyarakat Lundayeh, bahkan sampai sekarang tradisi tersebut masih berlangsung walaupun sedikit telah berevolusi mengikuti perkembangan global. Tradisi tersebut dilangsungkan ketika mempelai laki-laki berkeinginan untuk menikahi mempelai perempuan yang berasal dari suku Dayak Lundayeh, keluarga dari pihak perempuan akan mengajukan permintaan yang harus dipenuhi oleh keluarga besar dari pihak laki laki sebelum adat pernikahan dilaksanakan. Permintaan yang biasa diajukan meliputi Guci antik, Mandau (Senjata Tajam khas Kalimantan), Gong, Mesin Jahit, manik-manik, dan sebagainya. Dibalik semua itu, Tradisi Purut menyembuny...
Pada tahun 1810-an, Kesultanan Berau terpecah menjadi dua kesultanan, yang salah satunya adalah Kesultanan Sambaliung. Perpecahan ini terjadi karena pada generasi ke-9, Aji Dilayas sebagai raja Berau memiliki dua anak penerus berbeda ibu. Setelah wafatnya Aji Dilayas, Kerajaan Berau secara bergantian dipimpin oleh keturuan kedua penerus tersebut. Karena konflik dan perbedaan antara kedua pihak inilah Kerajaan Berau terpecah. Kesultanan ini pertama kali dipimpin oleh seorang keturunan dari raja pertama Kerajaan Berau, bernama Sultan Alimuddin. Sultan ini sendiri memiliki julukan Raja Alam. Kesultanan ini awalnya terletak di daerah yang bernama Tanjung Redeb. Namun daerah kesultanan ini musnah setelah Sultan Alimuddin ditangkap dan daerah Tanjung Redeb dibakar oleh Belanda. Setelah Sultan Alimuddin yang diasingkan ke Makassar kembali ke Berau dan mendirikan Kesultanannya di daerah Kampung Tembunan.
Kisah Meninggalnya Raja Bunu Ada sebuah kisah tentang Raja Bunu yang telah lama menderita penyakit kronis. Dari waktu ke waktu, penyakit yang dideritanya semakin parah. Segala macam usaha sudah dicoba oleh keluarga kerajaan untuk menyembuhkan Sang Raja. Namun tak pernah membuahkan hasil. Raja Sangen serta Raja Sangiang yang merupakan saudara kandung dari Sri Baginda Raja Bunu, memutuskan untuk meminta bantuan Nyai Jaya dan Mangku Amat yang sangat tersohor sebagai tabib yang mampu mengobati berbagai macam penyakit, konon menurut kabar yang tersiar dengan ilmu kesaktiannya mereka dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Kedua saudara kandung Raja Bunu meminta Pangeran Paninting Tarung, putra kandung Raja Bunu, untuk pergi menjemput Nyai Jaya serta Mangku Amat yang menetap di pinggir Telaga Mantuk. Cerita Rakyat Dari Kalimantan Wafatnya Raja Bunu Pangeran Paninting Tarung segera pergi menuju tempat tinggal kedua tabib ter...
Monumen Telur Pecah – Cerita Rakyat Kalimantan Utara Lelaki Gagah itu bernama Ku Anyi. Ia pemimpin suku Dayak Kayan, dari Puak Ma- Afan. Ia sosok ternama yang sangat dihormati segenap anggota sukunya. Anggota suku yang dipimpinnya berdiam di tepi Sungai Payan. Mereka hidup damai dan tidak kekurangan. Daerah hunian mereka subur. Hutan di sekitar kediaman mereka banyak dihuni hewan-hewan buruan. Aneka ikan melimpah jumlahnya di Sungai Payan. Ku Anyi hidup berkecukupan. Tetapi, masih ada satu keinginannya yang sangat dirindukannya. Ia ingin memiliki anak. Meski telah tua usianya, tak putus-putusnya ia berdoa, memohon kepada Tuhan agar dikaruniai keturunan. Pada suatu hari Ku Anyi berburu. Seperti biasanya, anjing kesayangannya diajaknya turut serta. Ku Anyi ternama piawai berburu. Namun, hari itu ia tidak menjumpai seekor pun hewan buruan. Entah mengapa. Padahal, hutan yang dijelajahinya banyak dihuni hewan-hewan buruan. Hingga sore tiba, takjuga seekor hewan buruan...
BENAYUK adalah salah satu legenda dari Kalimantan Utara tepatnya di desa Menjelutung Kab. Tana Tidung, Beberapa narasumber menceritakan legenda Asal Usul ini dengan banyak versi dan variasi Benayuk adalah sebuah kampung yang dimana masyarakatnya tidak pernah meninggal, sakit dsb. Karena di kampung tersebut terdapat sebuah pohon yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Untuk lebih jelasnya simak cerita Benayuk berikut ini. Di hulu sungai sesayap tepatnya di desa Menjelutung terdapat dua kerajaan kuno yang berdiri pada awal abad ke 3 M bernama kerajaan Tidung Incabung dan kerajaan Benayuk, kerajaan ini memiliki hubungan erat&nb...
Ada seorang raja bernama Raja Bunu yang telah lama menderita penyakit kronis. Dari waktu ke waktu, penyakit yang dideritanya semakin parah. Segala macam usaha sudah dicoba oleh keluarga kerajaan untuk menyembuhkan SangRaja. Namun tak pernah membuahkan hasil. Raja Sangen serta Raja Sangiang yang merupakan saudara kandung dari Sri Baginda Raja Bunu, memutuskan untuk meminta bantuan Nyai Jaya dan Mangku Amat yang sangat tersohor sebagai tabib yang mampu mengobati berbagai macam penyakit, konon menurut kabar yang tersiar dengan ilmu kesaktiannya mereka dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati.Kedua saudara kandung Raja Bunu meminta Pangeran Paninting Tarung, putra kandung Raja Bunu, untuk pergi menjemput Nyai Jaya serta Mangku Amat yang menetap di pinggir Telaga Mantuk.Pangeran Paninting Tarung segera pergi menuju tempat tinggal kedua tabib tersohor tersebut. Sayangnya, kedua tabib sakti sedang meninggalkan kediamannya.Pangeran Paninting Tarung kembali ke istana keraja...
Tari blunde atau disebut juga dengan tari blundik juga merupakan tarian dari Kalimantan Utara. Tarian tradisional Bulungan ini dikatakan hampir sama dengan tari enggang dari Suku Dayak namun tidak menggunakan bulu enggang akan tetapi hanya tangan saja. Untuk kostum, para penari menggunakan ikat kepala, baju kebaya dan tapih atau kain yang dipakai sampai menutupi lutut. Tarian ini konon diciptakan oleh Datuk Perdana dan syairnya memakai bahasa Kayan Pimping. Kemudian, syair diciptakan kembali dalam bahasa Melayu oleh Datuk Abdul Aziz dengan judul Pinang Sendawar. Sumber : https://budayalokal.id/tarian-kalimantan-utara/
Raja Bunu tengah sakit. Semakin bertambah hari semakin bertambah parah penyakit yang dideritanya. Sang raja hanya bisa berbaring di ranjangnya tanpa berdaya. Para tabib istana telah berupaya untuk menyembuhkan sang raja, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil. Para tabib dan ahli pengobatan dari berbagai daerah juga telah didatangkan. Tetapi, mereka juga tidak bisa menyembuhkan penyakit yang diidap Raja Bunu. Segenap warga kerajaan berduka. Begitu pula dengan rakyat. Mereka berdoa dan berharap, Raja Bunu akan segera kembali sehat seperti semula. Kesedihan juga dirasakan Raja Sangen dan Raja Sangiang. Keduanya adalah saudara kandung Raja Bunu. Mereka berduka melihat saudara kandung mereka tak berdaya akibat penyakit yang dideritanya. Suatu hari Raja Sangen dan Raja Sangiang kembali menjenguk Raja Bunu. Keduanya membawa berita penting. Setiba di istana kerajaan, mereka menemui anak sulung Raja Bunu. Pangeran Paninting Tarung, namanya. “Paninting Tarung,” kat...