Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Kalimantan Utara suku Dayak
Monumen Telur Pecah
- 10 Oktober 2018

Monumen Telur Pecah – Cerita Rakyat Kalimantan Utara

Lelaki Gagah itu bernama Ku Anyi. Ia pemimpin suku Dayak Kayan, dari Puak Ma- Afan. Ia sosok ternama yang sangat dihormati segenap anggota sukunya. Anggota suku yang dipimpinnya berdiam di tepi Sungai Payan. Mereka hidup damai dan tidak kekurangan. Daerah hunian mereka subur. Hutan di sekitar kediaman mereka banyak dihuni hewan-hewan buruan. Aneka ikan melimpah jumlahnya di Sungai Payan.

Ku Anyi hidup berkecukupan. Tetapi, masih ada satu keinginannya yang sangat dirindukannya. Ia ingin memiliki anak. Meski telah tua usianya, tak putus-putusnya ia berdoa, memohon kepada Tuhan agar dikaruniai keturunan.

Pada suatu hari Ku Anyi berburu. Seperti biasanya, anjing kesayangannya diajaknya turut serta. Ku Anyi ternama piawai berburu. Namun, hari itu ia tidak menjumpai seekor pun hewan buruan. Entah mengapa. Padahal, hutan yang dijelajahinya banyak dihuni hewan-hewan buruan. Hingga sore tiba, takjuga seekor hewan buruan pun didapatkannya.

Di tengah keheranannya, mendadak Ku Anyi dikejutkan dengan suara keras gonggongan anjingnya. Itu pertanda anjingnya melihat sesuatu. Bisa jadi, sesuatu itu hewan buruan. Bergegas ia menghampiri, bersiap ia melepaskan senjata berburunya. Ia melihat anjingnya menyalak pada sesuatu yang terdapat pada serumpun bambu petung. Ku Anyi semakin bersiaga dan berhati-hati mendekati rumpun bambu betung itu. Namun, bukan hewan buruan yang ia lihat, melainkan sebilah bambu dan sebutir telur.

“Telur apa ini?” gumam Ku Anyi pada dirinya sendiri. Sejenak ia melihat ke sekelilingnya. Tidak dilihatnya siapa pun juga. “Siapa pula yang meletakkan telur dan bilah bambu di tempat ini?”

Sejenak menunggu, Ku Anyi akhirnya membawa sebilah bambu dan telur itu kembali ke rumahnya.

“Apa yang engkau bawa, suamiku?” tanya istri Ku Anyi ketika melihat Ku Anyi pulang.

Ku Anyi memberikan sebilah bambu dan sebutir telur. Katanya, “Hanya ini yang kudapatkan hari ini. Aku tidak melihat seekor hewan buruan pun di hutan.”

Istri Ku Anyi lalu menyimpan sebilah bambu dan sebutir telur itu di atas para-para dapurnya.

Malam itu hujan turun deras sekali. Kilat dan petir menggelegar berulang-ulang. Angin bertiup sangat kencang hingga rumah Ku Anyi berderak- derak terkena tiupannya.

Ku Anyi dan istrinya tertidur lelap. Mendadak mereka dikejutkan suara tangis bayi. Keduanya serentak terbangun. Keduanya sejenak berpandangan setelah merasa suara tangisan bayi itu berasal dari dapur rumah mereka.

“Suara tangisan bayi itu berasal dari dapur,” kata istri Ku Anyi. “Bayi siapa?”

Ku Anyi mengangkat kedua bahunya.

Ku Anyi dan istrinya bergegas menuju dapur. Terperanjatlah keduanya mendapati dua bayi di dapur mereka!

Bayi lelaki berasal sebilah bambu betung dan bayi perempuan berasal dari sebutir telur. Permohonan Ku Anyi dan istrinya telah dikabulkan Tuhan. Kini, Ku Anyi dan istrinya telah mempunyai anak. Tidak hanya seorang, melainkan sepasang.

Ku Anyi memberi nama Jau Iru untuk bayi lelaki itu. Guntur besar artinya. Adapun untuk bayi perempuan itu, diberinya nama Lamlai Suri.

Ku Anyi merawat dan mengasuh Jau Iru dan Lamlai Suri dengan baik. Keduanya mencurahkan cinta dan kasih sayang mereka untuk dua anak itu. Keduanya juga mengajarkan berbagai keterampilan ketika Jau Iru dan Lamlai Suri semakin besar.

Jau Iru tumbuh menjadi pemuda gagah. Ia seperti mewariSi kegagahan Ku Anyi. Ia pintar dan terampil dalam berburu. Berbagai keterampilan lainnya ia kuasai dengan baik, wajahnya tampan. Sementara Lamlai Suri tumbuh menjadi gadis yang cantik. Berkat didikan ibu angkatnya, ia terampil menguasai berbagai keterampilan wanita. Setelah Jau Iru dan Lamlai Suri dewasa, keduanya dinikahkan Ku Anyi.

Waktu terus berjalan. Ku Anyi semakin tua. Ia merasa sudah waktunya untuk mundur dari jabatannya selaku pemimpin suku. Ia lalu mengangkat Jau Iru sebagai penggantinya. Segenap anggota suku Dayak Kayan menyambut gembira penunjukkan itu. Mereka senang dipimpin Jau Iru yang gagah, berani, lagi piawai dalam berbagai keterampulan itu.

Jau Iru memimpin dengan baik, adil, dan bijaksana. Suku Dayak Kayan menjadi suku besar yang terpandang. Suku yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Wilayah kekuasaan suku Dayak Kayan terus meluas. Mereka menjadi suku yang kuat. Warga suku hidup berkecukupan, ekonomi mereka tertata dengan baik.

Anak keturunan Jau Iru kemudian mendirikan kerajaan yang diberi nama Kesultanan Bulungan. Nama kerajaan itu berasal dari kata bulu tengon yang berarti bambu betulan. Asal usul kerajaan itu di kemudian hari diabadikan dalam wujud monumen yang diberi nama Monumen Telur Pecah.

 

 KESABARAN DALAM BERDOA DAN MEMOHON KEPADA TUHAN AKAN MEMBUAHKAN KEBAIKAN DI KEMUDIAN HARI.

sumber: https://dongengceritaanak.com/monumen-telur-pecah-cerita-rakyat-kalimantan-utara/#respond

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU