Di Sumba Barat, persiapan upacara tarik batu dilakukan lebih rumit dan memerlukan persiapan matang karena obyek yang ditarik adalah batu kubur yang berukuran besar dan sangat berat. Di lokasi asal batu, beberapa tukang kayu yang dalam istilah lokal disebut monipelu membuat kuda-kuda ( tenan ) berupa dua gelondong kayu bulat utuh yang ukurannya disesuaikan dengan batu yang akan ditarik. Kedua ujung kayu disatukan dan dibentuk menyerupai kepala kuda. Walaupun tenan berbentuk kepala kuda, namun secara simbolis tenan melambangkan perahu sebagai kendaraan yang akan membawa kubur batu. Bahan kayu yang digunakan terbuat dari kayu kameti yang bersifat lentur dan tidak mudah patah. Di atas tenan diberi kerangka kayu berbentuk empat persegi panjang mengelilingi batu, sebagai tempat pegangan paaung watu dan untuk meletakkan paji dan bendera. Paji adalah bentangan kain berwarna putih, sedangkan bendera (regi khobu) berupa kain-kain tenun motif asli Sumba yang merupakan s...
Pada zaman dahulu, dekat Sungai Gega, ada sebuah kampung yang antara lain dihuni oleh seorang pemuda. Pemuda itu namanya Lopi. Tibalah suatu malam di bulan pernama, masa tiada pekerjaan di kebun, musim kemarau panjang hingga banyak sungai yang mengering, pepohonan banyak yang berguguran daunnya, dan rerumputan banyak yang kering gersang. Oleh karena masa dan musim kemarau yang panjang, anak-anak dan pemuda-pemudi di kampung sehari-harian hanyalah tidur makan. Usai makan mereka hanya bermain biji leke, bermain gasing, dan kemiri. Suatu hari, seorang pemuda, Lopi namanya, mengajak anak-anak dan para pemuda itu. Katanya, "Jika Saudara-saudara setuju, dari pada kita menganggur, lebih baik besok kita mencari udang di sungai. Banyak udang di sungai Gega yang saya sendiri lihat." Ajakan pemuda yang bernama Lopi itu, benar-benar sangat ditanggapi dan diterima oleh banyak orang sekampung itu. Dini hari berikutnya, mereka pergi ke Sungai Gega. Yang p...
Dulu ada kisah tentang Kera dan Musang. Keduanya bersahabat karib. Karena akrabnya, keduanya kerap bersama-sama pergi. Makan dan minum sering bersama-sama. Jika Kera kelaparan karena belum memperoleh makanan, Musang memberikannya seperti juga Kera melayaninya jika saat belum ada makanan. Keduanya belum pernah berkelahi, karena kedua makhluk ini sangat akrab. Musang sakit Kera memijatnya, Kera sakit Musang memijitnya. Suatu hari, keduanya pergi ke hutan dan tampak jejak babi. Bekas kaki itu tercecer di bawah pohon kenari. Keduanya saling mengajak untuk membuat perangkap di situ. Setelah sepakat, keduanya pulang ke rumah masing-masing. Masing-masing membuat perangkap di rumah. Kera berusaha, demikian juga Musang. Mereka membuat perangkap yang kuat karenanya mereka menebang aur dan jenis kayu yang kuat, diikat dengan tali yang dipilih sendiri, tali ijuk. Sehari penuh keduanya mengerjakan perangkap. Sejak pagi, keduanya memikul perangkap menuju pohon kenari...
Teman-teman mari kita mengenal sebuah dongeng dari Pulau Sawu yang berjudul "Menghilangnya Dua Putra Raja." Dongeng ini banyak diceritakan oleh orang-orang tua masyarakat Timor, Rote, Sumba dan Sawu. Biasanya mereka bercerita kepada anak-anaknya ketika waktu senggang. Dongeng "Menghilangnya Dua Putera Raja," adalah sebagai berikut. Dahulu kala hiduplah sebuah keluarga yang sangat miskin. Keluarga itu terdiri dari pasangan suami -istri dua orang anak yang masih kecil. Kehidupan keluarga hanya mengandalkan sebidang tanah warisan yang tidak luas. Tanah warisan itu sudah ditanami turun temurun, maka tanah itu sudah tidak subur lagi. Untuk membantu orang tuanya, kedua anak yang masih kecil itu bekerja. Pekerjaan yang mereka lalukan adalah menjadi pengembala kambing milik raja. Pada suatu sore, ketika mereka hendak mengandangkan kambing -kambing milik raja, turun hujan yang sangat lebat. Keduanya berlari untuk berteduh di sebuah pondok reyot. Pondok itu berantakan, diterjang...
Alkisah pengembaraan dua bersaudara yang bernama Hawu Ga dan Kika Ga. Keduanya adalah Putra Dewa (Penguasa) Langit. Kika Ga yang tua dan Hawu Ga adalah adiknya. Mereka tinggal sementara di Tanjung Sasar yang terletak di pantai utara Pulau Sumba bagian tengah.Di Tanjung Sasar ini mereka tinggal tidak lama. Keduanya memilih mengembara ke arah timur untuk mencari tempat tinggal yang diangga cocok. Mengapa mereka mencari tempat baru, tidak ada yang tahu sebabnya. Demikianlah, kedua bersaudara itu berlayar mengarungi lautanm luas dengan gelombang yang dahsyat. Sebagai pengembara, mereka terbiasa menempuh gelombang dan badai yang ganas. Bahkan, ada yang menceritakan bahwa gelombang dan badai bagaikan kawan mereka bermain. Setelah dua, tiga hari berlayar, mereka mendarat di Plau Raijua. Di pulau ini, ternyata, Hawu Ga tidak tinggal lama. Dia ingin meneruskan berlayar ke arah timur. Sementara itu, Kika Ga, kakaknya, tetap tinggal di Raijua. Hawu Ga yang meneruskan perjalanan akhirny...
Di pinggir sebuah hutan tinggallah seekor kera tua yang telah berpengalaman. Di tengah hutan tersebut mengalirlah sebuah sungai yang deras airnya. Ditepi sungai, dekat, dekat dengan tempat tinggal kera tua itu, tinggal pula seekor penyu. Setiap hari kera itu pergi minum air di tepi sungai. Si Penyu itu juga biasa mandi-mandi di dalam sunai itu setiap hari. Kedua jenis binatang ini sering bertemu di pinggir sungai itu. Karena itulah maka keduanya saling berkenalan dan sekaligus bersahabat. Di seberang sungai, berdekatan dengan tempat tinggal mereka, ada sebuah kebun buah-buahan, kepunyaan seorang petani. Di dalamnya tumbuh berbagai jenis pohon buah-buahan seperti jeruk, sawo, mangga, dan lain-lain. Rumah pemilik kebun sangat jauh dari tempat itu. Di dalam kebun pak tani itu juga ada sebuah pohon manga yang sangat lebat buahnya. Saat itu buah-buahan mangga itu sedang bermasakan. Warna buahnya kemerah-merahan, ditimpa sinar matahari. Setiap pagi bila kera bangun dari tidurnya,...
Pada jaman dahulu kala ada seorang nenek tua yang sangat terkenal akan kejahatannya. Tinggalnya terpencil jauh dari kampung. Ia sangat dibenci oleh masyarakat sekampungnya. Namanya Balla Dili, Dinamakan demikian karena telinganya sangat lebar, hampir selebar daun keladi. Pekerjaannya sehari-hari ialah mencuri dan sekali-sekali bila perlu ia menyihir orang lain. Sering kali juga ia mengambil atau mencuri hewan dan anak-anak kecil. Karena sebab diatas itulah,maka ia diusir oleh orang-orangnya sekampung. Pada suatu hari nenek Balla Dilu pergi mengambil air minum. Mata air itu berada sedikit jauh dari rumahnya. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia bertemu dengan 2(dua)orang anak kecil sedang menggembalakan kambing-kambingnya di tengah-tengah padang rumput. Kedua anak itu bernama Lobo Kepalu dan Medho Kepalu. Kebetulan pula udara mendung hari itu, dan tampaknya segera akan turun hujan. Lobo Kepalu dan Medho Kepalu bergegas=gegas membawa kambing-kambingnya ke rumah karena takut...
Babba adalah nama yang diberikan kepada seorang anak oleh masyarakat sekelilingnya atau oleh orang-orang yang sudah mengenalnya. Demikian juga ayah dan ibunya biasanya dipanggil Ina Babba dan Ama Babba. Umur Babba ketika itu baru saja mencapai 12 tahun. Setiap hari ia mengembalakan kambingnya di lereng bukit yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Nama keluarga Babba yang sebenarnya adalah Ama Aji dan Ina Aji. Nama Babba diberikan kepada keluarganya itu karena perilaku dan budi bahasa mereka yang tidak pada tempatnya. Oleh sebab itu tetangga-tetangganya, handai taulannya menyebut mereka dengan nama Babba. Nama Babba berasal dari kata Babe, yakni suatu negeri di dalam sebuah dongeng di pulau Sabu yang mengingatkan orang pada keadaan masa silam dalam negeri itu ketika berkecamuk suatu peperangan dimana orang Babe yang dilanda perang itu berbicara tak tentu arah dan tujuannya antara satu sama lainnya., apabila mereka bertemu. Suatu keadaan yang kacau balau yang menyebabkan banyak t...
Pada jaman dahulu di suatu tempat di pulau Timor berdiam dua orang suami isteri yang sudah tua. Mereka mempunyai dua orang anak, yang kakak bernama Ton dan yang adik bernama Funan. Mereka sangat miskin namun orang tua itu dapat memelihara kedua anak tersebut dengan baik. Setelah keduanya menjadi dewasa maka mereka pun ikut membantu oarang tuanya dalam megerjakan berbagai-bagai pekerjaan. Pada suatu hari raja mereka mengeluarkan pengumuman dari dalam istana yang ditujukan kepada seluruh rakyat. Isi pengumuman tersebut ialah: "Kepada barang siapa yang berhasil menemukan dan mendapatkan kain Cina yang paling indah maka kepadanya akan dikawinkan dengan putri raja. Putri tersebut sangat cantik. Selain itu kepada yang bersangkutan dipercayakan dan kan dinobatkan menjadi raja muda dan memerintah sebagian dari wilayah kerajaannya. Berkenaan dengan pengumuman raja tersebut maka seluruh rakyat kecuali mereka yang tua-tua dan anak-anak, berlomba-lomba mencari kain yang dikehendaki oleh raj...