Menurut cerita, tradisi berburu ikan paus di Lamalera sudah dimulai sejak abad XIV dan terus berlangsung hingga kini. Laut Sawu yang berada di antara Pulau Timor dan Pulau Lembata menjadi tempat para nelayan menangkap ikan paus.
Sumber makanan yang berlimpah yaitu plankton menjadikan laut Sawu sebagai tempat singgah gerombolan ikan paus yang datang dari kutub Selatan ke Samudera Pasifik.
Tradisi menangkap ikan paus ala Lamalera adalah atraksi yang luar biasa terutama bagi orang yang berasal dari luar daerah. Tradisi ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya tradisi yang ada di wilayah Nusantara bahkan dunia. Hanya dengan peralatan yang sangat sederhana seperti tempuling atau harpoon tradisional dan tali, ikan seberat 15-20 ton bahkan lebih dapat ditakhlukan oleh sekelompok nelayan dengan 2 atau 3 perahu tradisional yang relatif kecil dibandingkan dengan ikan yang mereka tangkap.
Keberanian dan pengalaman yang matang dari orang-orang pilihan atau yang sudah mewarisi keahlian dari orang tua merekalah yang bisa melakukan tradisi menangkap ikan raksasa ini.
Menurut Tokoh Muda Lamalera, Gregorius B., kegiatan menangkap ikan paus didahului dengan upacara ritual. Malam sebelum musim lefa sekelompok pemilik perahu mengadakan doa bersama di rumah adat masing-masing.
Hari pertama musim lefa ini disebut dengan nama upacara tebu nama fatta. Seluruh masyarakat kampung Lamalera berkumpul di pantai berpasir di depan Kapel (gereja kecil) Santo Petrus (kapel ini terletak di tengah-tengah rumah peledang yang dibangun sejajar dengan pantai) untuk bermusyawarah mengenai penangkapan ikan paus.
“Penangkapan ikan paus ini biasanya dimulai awal Mei dan berakhir akhir Oktober. Kegiatan ini diawali dan diakhiri deng-an upacara Misa (Ibadat dalam agama Katolik),” kata alumnus IKJ ini menjelaskan.
Goris menceritakan, dalam perburuan ikan paus, seorang lamafa atau sang pemburu adalah tokoh yang sangat sentral. Seorang lamafa biasanya diturunkan dari moyangnya atau juga seorang yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukan itu. Salah satu syarat dasar menjadi seorang lamafa harus mampu berdiri dengan seimbang dan kokoh di hamalolo atau anjungan terdepan pada paledang atau perahu tradisional.
Pemilik paledang atau tena alep yang digunakan untuk menangkap ikan paus memiliki tugas untuk membagi ikan paus hasil tangkapan itu. Ikan itu akan dipotong menurut bagian-bagian yang sudah ditentukan dan dibagikan kepada mereka yang terlibat dalam proses ini.
Selain dikonsumsi, daging Ikan paus juga akan dijual atau dibarter dengan bahan makanan lain dari desa-desa terutama di pegunungan. Sementara minyak ikan dapat digunakan sebagai bakar lentra dan juga dimanfaatkan sebagai obat yang dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.
Sumber : Forum hijau Indonesia
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
