Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Nusa Tenggara Timur Manggarai
So Inang So
- 6 Oktober 2014

“Mengapa begini jadinya bibi!” begitulah arti kata dari So Inang So. Permainan anak So Inang So berasal dari daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Permainan ini memang sangat mengasyikan jika dimainkan pada malam hari saat bulan terang.

Permainan So Inang So umumnya dimainkan anak-anak usia 6 sampai 12 tahun. Permainan So Inang So antara lain bermanfaat untuk belajar bergaul dan melatih kerjasama antarsesama teman agar terjalin rasa persatuan diantara mereka,

Permainan ini dimainkan oleh semua lapisan masyarakat. Untuk dapat bermain So Inang So, diperlukan tanah lapang atau halaman rumah yang cukup luas (kira-kira 6 x 6 m). Permainan ini tidak memerlukan peralatan khusus tetapi diiringi lagu pengiring sebagai beikut.

So Inang So

So so inang so a so amang so

Inang dalu cibai e amang dalu lamba e

Sa ri so a toe pening o-ne peti manuk

Ki o ko ki o ko ki o ko ki o ko ki o ko

Ki o ko ki ok

Cara bermain

Kumpulkan teman-temanmu sebanyak 20 orang laki-laki atau perempuan. Para pemain dibagi menjadi 3 peran. Seorang pemain berperan sebagai ayam jantan, seorang pemain lain berperan sebagai induk ayam dan lainnya berperan sebagaianak-anak ayam.

Dua orang anak yang memerankan anak ayam, berdiri berhadap-hadapan di tengah-tengah arena bertugas sebagai penawan. Kedua tangannya ke atas dan saling berpegangan. Ayam jantan, induk ayam dan anak-anak ayam lainnya berdiri membentuk barisan yang berjajar ke belakang. Kedua tangan memegang pinggang teman yang berada di depannya. Teman yang berada di barisan terdepan, tangannya bergerak bebas. Pemeran ayam jantan berdiri paling depan dan diikuti oleh induk ayam dan anak-anak ayam.

Bila para pemain meyanyikan lagu So Inang So barisan pun mulai berjalan. Mereka berjalan menuju ke arah dua peserta yang bertugas sebagai penawan. Sementara itu penawan mengulurkan kedua tangannya yang digunakan sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Semua peserta harus melewati pintu tersebut. Ketika lagu pengiring permainan sampai pada kata kioki kiok dan barisan yang paling belakang sudah masuk, maka kedua penawan menangkapnya. Bersamaan dengan itu, lagu kioki kiok dihentikan.

Demikian seterusnya sampai tinggal dua peserta yang belum tertawan, yaitu ayamjantan dan induk ayam. Ketika induk ayam dapat ditawan pula, semua anak ayambersorak-sorai. Ayam jantan segera menoleh ke belakang. Ketika mengetahui indukayam tidak ada dibelakangnya, ayam jantan marah dan berusaha untuk mendapatkaninduk ayam kembali.

Selanjutnya, semua anak ayam tertawan membentuk lingkaran dengan cara berpegangan tangan. Ayam jantan berada di luar lingkaran, sedangkan induk ayam di dalam lingkaran. Ayam jantan berusaha menghalanginya. Ayam jantan melakukan tipu muslihat dengan cara menunduk atau mendorong. Jika ayam jantan berhasil masuk lingkaran induk ayam pun akan keluar lingkaran. Sehingga ayam jantan akan mudah menangkapnya. Permainan akan berakhir setelah ayam jantan berhasil menangkap induk ayam.

Namun demikian, seringkali ayam jantan tidak berhasil menerobos lingkaran karenaanak-anak ayam sangat kompak menjaga induknya. Jika lama tidak dapat menerobos lingkaran ayam jantan akan dianggap kalah. Sebaliknya, ayam jantan akan dianggap menang jika mampu menerobos lingkaran dan menangkap induk ayam.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1702/so-inang-so-permainan-anak-ntt

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline