ADAT LAMARAN DI LAMONGAN Lamongan selain memiliki keunikan dalam bahasanya, masakan, juga memiliki adat yang unik. Salah satu adat yang unik tersebut adalah kebiasaan dalam prosesi lamaran. Disebagian besar kota di Jawa Timur, lelaki biasanya melamar perempuan. Tetapi di Kabupaten lamongan justru perempuan yang melamar lelaki. Hal tersebut termasuk dialami oleh penulis. Dalam prosesi lamaran hal yang dibicarakan oleh pelamar adalah kesdiaan calon mempelai putra menerima calon mempelai putri, kesepakatan hari pernikahan dan kesepakatan lain. Pelamar umumnya adalah orang tua calon mempelai putri atau keluarga yang dianggap tua si keluarga putri. Sedangkan yang menerima tamu biasanya adalah orang tua calon mempelai putra. Kadang-kadang calon pengantin putra ikut menemui tamu. Pada zaman dahulu pelamar biasanya membawa makanan sebagai berikut : gemblong, wingko, pisang, Nasi besrta lauknya, lemet, dan rengginang. Di masa sekarang bawaan tersebut lebih berva...
Suatu hari, Raden Syarifuddin dipanggil ayahnya – Sunan Ampel. Sunan Ampel bermaksud memerintah anaknya untuk berdakwa ke wilayah Pulau Jawa, dikarenakan Raden Syarifuddin dianggap sudah menguasai ilmu agama Islam. “Anakku Raden Syarifuddin, Raden telah dewasa dan telah cukup ilmu keagamaanmu. Sudah saatnya, Raden berjuang di jalan Allah. Sebarkan agama Islam di wilayah Pulau Jawa ini,” titah Sunan Ampel pada suatu pagi. Mendengar hal tersebut, Raden Syarifuddin diam saja sambil berfikir, “ Bukankah beberapa santri ayahanda yang dikirim ke wilayah sebelah barat kota Gresik, semuanya meninggal terbunuh musuh,” pikiran Raden Syarifuddin mengenang 10 santri yang meninggal karena berdakwa. Mereka memang pandai mengaji dan ilmu agama, tetapi karena tidak memiliki ilmu kanoragan, kalah dengan para penduduk pemeluk agama Hindu dan Budha yang tidak senang akan datangnya agama Islam. “Hal tersebut mungkin s...
Serat Darmagandul ditulis oleh seorang pujangga bernama Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa dengan sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata (16 Desember 1900). Dialog diawali dengan pertanyaan yang diajukan oleh Darmagandul kepada gurunya mengenai kapan terjadinya perubahan agama di Jawa. Disebutkan bahwa Ki Kalamwadi kemudian memberikan keterangan-keterangan berdasarkan penjelasan dari gurunya, yang bernama Raden Budi. Cerita dan ajaran yang diuraikan oleh Ki Kalamwadi memuat berbagai hal; antara lain jatuhnya kerajaan Majapahit, berbagai peranan Walisongo dan tokoh-tokoh lainnya pada awal masa peralihan Majapahit-Demak, topik-topik dalam ajaran agama Islam, serta terjadinya benturan berbagai kebudayaan baru dengan kepercayaan lokal masyarakat Jawa saat itu. Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad yang telah ada sebelumnya, yaitu Babad Kadiri yang ditulis oleh Mas Ngabehi Purbawijaya dan Mas Ngabehi Mang...
Bahan: * 6 butir telur, direbus * 2 lembar daun jeruk purut * 500 ml santan (1/2 butir kelapa) * 1 sendok makan petis * 10 buah cabai rawit utuh Bumbu halus: * 5 siung bawang putih * 2 cm jahe * 2 cm kunci * 2 cm kunyit * garam Cara membuat: * Kupas telur rebus, sisihkan. * Tuang santan ke dalam panci. * Tambahkan daun jeruk, petis, dan bumbu halus. * Lalu rebus sambil diaduk hingga mendidih. * Masukkan telur dan cabai rawit. * Masak hingga bumbu meresap. http://pellokonengguru.blogspot.co.id/2011/08/resep-aneka-makanan-khas-madura.html
K ayangan geger. Sesuatu telah menyebabkan guncangan. Seperti gempa. Petir menyambar, halilintar menggelegar. Saling bergantian. Bila dilihat dari kayangan, ada benda besar dari bumi yang terus naik ke atas. Puncaknya nyaris menyentuh batas kerajaan kayangan. “Astaga, apa gerangan yang terjadi?” Bidadari Biru bertanya-tanya sendiri sambil berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. “Bidadari Biru, lekaslah. Batara Guru memanggil kita!” seru Bidadari Kuning memanggilnya. Bidadari Biru buru-buru menuju aula kerajaan kayangan. Di sana berkumpul para dewa. Batara Guru, sang pimpinan dewa, tampak berpikir keras. Bidadari Biru bergabung bersama enam bidadari lainnya. “Telah terjadi kekacauan di kayangan karena ulah Pangeran Arjuna,” jelas Batara Guru. Rupanya Pangeran Arjuna sedang bertapa di lereng sebuah gunung, untuk menambah kesaktian. Kekhusyukannya dalam bersemadi, menyebabkan munculnya sinar menyilau...
Reog Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat, menggambarkan arak-arakan prajurit Kedhirilaya tatkala mengiringi pengantin “Ratu Kilisuci“ ke Gunung Kelud, untuk menyaksikan dari dekat hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah memenuhi persyaratan pasang-girinya atau belum. Dalam gubahan Tari Reog ini barisan prajurit yang berarak diwakili oleh enam orang penari. Yang ingin dikisahkan dalam tarian tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa berat beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk-bungkuk, terseok-seok, menuruni lembah-lembah yang curam, menaiki gunung-gunung, bagaimana mereka mengelilingi kawah seraya melihat melongok-longok ke dalam, kepanikan mereka, ketika “Sang Puteri“ terjatuh masuk kawah, disusul kemudian dengan pelemparan batu dan tanah yang mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun menolong “Sang Puteri“ tewas terkubur dalam kawah, akhirny...
Reog Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat, menggambarkan arak-arakan prajurit Kedhirilaya tatkala mengiringi pengantin “Ratu Kilisuci“ ke Gunung Kelud, untuk menyaksikan dari dekat hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah memenuhi persyaratan pasang-girinya atau belum. Dalam gubahan Tari Reog ini barisan prajurit yang berarak diwakili oleh enam orang penari. Yang ingin dikisahkan dalam tarian tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa berat beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk-bungkuk, terseok-seok, menuruni lembah-lembah yang curam, menaiki gunung-gunung, bagaimana mereka mengelilingi kawah seraya melihat melongok-longok ke dalam, kepanikan mereka, ketika “Sang Puteri“ terjatuh masuk kawah, disusul kemudian dengan pelemparan batu dan tanah yang mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun menolong “Sang Puteri“ tewas terkubur dalam kawah, akhirny...
Ratu Ayu Kencana Wungu adalah Raja kerajaan Majapahit. Suatu hari Minakjinggo berencana untuk memberontak pada Kerajaan Majapahit dan pemuda bernama Damarwulan yang akan membantu Ratu kencana wungu. Berhasilkah Damarwulan mengalahkan Minakjinggo? Simak kisahnya dibawah ini dalam cerita rakyat Nusantara dari Jawa Timur MINAKJINGGO DAN DAMARWULAN Pada saat itu ada sebuah kerajaan bernama Majapahit yang di pimpin seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Ketika itu kerajaan Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah, dan menempatkan wilayah kekuasaan kerajaan di Trowulan, Jawa Timur. Salah satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti kerbau. Adipati Kebo Marcuet memberontak ke...
Satu persatu penari naik ke atas panggung. Lima orang penari bergerak melingkar, memutar, dan berbaris lurus dengan gerak dasar tumit, tangan dan pinggul. Kemudian mereka berpencar dan saling berhadapan satu sama lain dalam bentuk setengah lingkaran. Gerakan tari dilanjutkan dengan penari berjongkok seraya meragakan gerakan memetik padi. Inilah tari Petik Pari, tari khas Pacitan yang ditarikan untuk merayakan hasil panen padi. Usai menampilkan gerakan utama, kemudian 5 penari melakukan gerak saling berangkulan, memainkan kaki, memutar putran kecil, dan berlanjut ke putaran besar. Empat orang penari mengelilingi 1 penari dan berhenti dengan posisi seolah-olah sedang menyambut penonton. Rupanya gerakan indah ini merupakan gerakan penutup dan para penari kembali ke belakang panggung. Beberapa daerah masih memegang teguh tradisi penghormatan terhadap Dewi Sri. Figur Dewi Sri menjadi simbol dan kerangka acuan berpikir bagi orang Jawa khususnya petani Jawa di dalam prosesi siklus...