Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Jawa Timur Jawa Timur
Asal-Mula Gunung Arjuna - Jawa Timur - Jawa Timur
- 29 Maret 2018

Kayangan geger. Sesuatu telah menyebabkan guncangan. Seperti gempa. Petir menyambar, halilintar menggelegar. Saling bergantian.

Bila dilihat dari kayangan, ada benda besar dari bumi yang terus naik ke atas. Puncaknya nyaris menyentuh batas kerajaan kayangan.

“Astaga, apa gerangan yang terjadi?” Bidadari Biru bertanya-tanya sendiri sambil berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.

“Bidadari Biru, lekaslah. Batara Guru memanggil kita!” seru Bidadari Kuning memanggilnya.

Bidadari Biru buru-buru menuju aula kerajaan kayangan. Di sana berkumpul para dewa. Batara Guru, sang pimpinan dewa, tampak berpikir keras. Bidadari Biru bergabung bersama enam bidadari lainnya.

“Telah terjadi kekacauan di kayangan karena ulah Pangeran Arjuna,” jelas Batara Guru.

Rupanya Pangeran Arjuna sedang bertapa di lereng sebuah gunung, untuk menambah kesaktian. Kekhusyukannya dalam bersemadi, menyebabkan munculnya sinar menyilaukan dari tubuhnya. Kesaktian Pangeran Arjuna juga menyebabkan gunung tempatnya bertapa terangkat naik hingga mendekati batas kayangan.

“Aku sudah menyuruhnya berhenti bertapa, tapi ia tak mau mendengarku!” Batara Guru gusar.

“Apa yang harus kami lakukan, Batara Guru?”

“Kita harus menghentikan semadi Pangeran Arjuna. Kalian tujuh bidadari, turunlah ke bumi. Menarilah di depan Pangeran Arjuna, untuk membuyarkan konsentrasinya!”

Tujuh bidadari bergegas melaksanakan tugas. Turun ke bumi dan mulai menari di depan Pangeran Arjuna yang sedang bertapa. Tarian bidadari sangat indah. Tidak seperti tarian orang biasa. Andai ada manusia yang melihat, pasti kagum. Namun yang terjadi, Pangeran Arjuna bergeming. Tak terpengaruh sedikitpun. Tekadnya kuat untuk menambah kesaktian. Bahkan teguran Batara Guru diabaikannya.

“Bagaimana ini? Kita sudah lama menari tapi ia tetap diam tak bergerak,” gerutu Bidadari Merah kesal.

“Sebaiknya kita pulang saja,” ucap Bidadari Biru.

Tujuh bidadari kembali ke kayangan sambil tertunduk malu karena gagal dalam tugas.

Batara Guru tak habis akal. Ia mengirim makhluk halus berwujud menyeramkan, untuk menakut-nakuti Pangeran Arjuna. Namun, upaya itu juga tak berhasil menggoyahkan sang pangeran.

Upaya terakhir Batara Guru, adalah meminta bantuan dari Batara Semar. Batara Semar adalah seorang dewa yang menjelma menjadi manusia dan tinggal di bumi. Ia mengasuh Pangeran Arjuna dan empat saudara Pangeran Arjuna yang lain sejak kecil. Tentunya Batara Semar punya kiat khusus untuk membangunkan Pangeran Arjuna.

“Semoga, Batara Semar dapat menunaikan tugasnya dengan baik,” doa Bidadari Biru, yang sangat prihatin dengan adanya masalah ini.

Batara Semar meminta bantuan Batara Togog. Batara Togog juga seorang dewa yang tinggal di bumi. Mereka segera menuju gunung tempat Pangeran Arjuna bersemadi. Setelah berembug, mereka berdua lalu ikut bersemadi tak jauh dari Pangeran Arjuna.

Karena kedua dewa tersebut juga sakti mandraguna, tak lama mereka berdua membesar, hingga sebesar gunung. Mereka berdiri di sisi gunung tempat Pangeran Arjuna bertapa. Dengan kekuatan penuh, mereka mencoba memotong puncak gunung yang sudah hampir menyentuh kayangan.

“Ayo, Gog. Iki diuncalke wae, jalaran mbebayani. Ayo, Gog. Ini dilemparkan saja karena membahayakan,” begitu kata Batara Semar dalam bahasa Jawa. Potongan puncak gunung itu mereka lemparkan hingga menimbulkan suara berdebam keras, gemuruh, memekakkan telinga.

Penghuni kayangan yang melihat semua peristiwa dari langit, berseru kagum dan juga lega. Untuk sementara mereka terhindar dari bahaya diseruduk puncak gunung. Bidadari Biru bersyukur, lalu kembali mengamati apa yang terjadi selanjutnya.

“Suara apa itu?” seru Pangeran Arjuna yang terbangun dari semadinya. Batara Semar dan Batara Togog yang sudah kembali ke ukuran normal, mendekati Pangeran Arjuna.

“Maaf, Pangeran Arjuna,” ujar Batara Semar.

“Pertapaan Ananda, apabila diteruskan, akan menyebabkan malapetaka. Lebih baik Ananda berhenti.”

Pangeran Arjuna memandang di kejauhan, tampak puncak gunung telah berdiri sendiri menjadi sebuah gunung yang utuh. Seketika Pangeran Arjuna menyadari kesalahannya. Ia meminta maaf pada Batara Semar dan Batara Togog. Ia juga minta maaf pada Batara Guru dan semua penghuni kayangan.

Bertahun-tahun kemudian, Bidadari Biru yang turun ke bumi tiap habis hujan bersama-sama keenam bidadari lainnya, masih mengingat kisah itu. Setelah menunaikan tugasnya mewarnai langit sebagai pelangi, Bidadari Biru akan tersenyum memandangi Gunung Arjuna. Ya, demikianlah kemudian gunung itu dinamakan. Di sisi yang lain ada gunung yang lebih kecil, yaitu Gunung Wukir, yang asalnya dari potongan puncak Gunung Arjuna. Kedua gunung tersebut terletak di Kota Malang, sebelah timur Pulau Jawa.



 

Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/asal-mula-gunung-arjuna/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa