Lemah Gempal adalah nama sebuah tempat didaerah Semarang, Jawa Tengah. Ada sebuah cerita rakyat yang cukup menarik mengenai asal usul daerah Lemah Gempal dan berikut ini adalah kisahnya. Sejak zaman Belanda, Semarang sering dilanda banjir. Hal itu tidak mengherankan mengingat daerah Semarang terletak di pantai, sementara di tengah kota melintas sebuah sungai besar. Keadaan seperti itu sangat meresahkan warga, lebih-lebih saat musim penghujan. Karena setiap musim hujan datang maka banjir akan datang. Jika terjadi banjir tidak sedikit harta benda penduduk yang hanyut dibawa air. Bahkan sering pula membawa korban jiwa. Pemerintah kolonial Belanda memutuskan, untuk menanggulangi banjir maka perlulah dibangun kanal. Kanal adalah parit yang sangat besar yang berfungsi sebagai sungai. Sebagian aliran dari sungai induk akan dialirkan melalui sungai menjadi lebih kecil sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir. Lalu pemerintah memnbuat dua kanal di ba...
Legenda Gunung Kemukus atau legenda Pangeran Samodra berasal dari Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Kira-kira 26 kilometer dari kota Surakarta ke selatan. di Gunung Kemukus tersebut terdapat makam kramat Pangeran Samodra yang sekarang menjadi tempat objek wisata di Kabupaten Sragen. Setiap malam Jumat pon, makam kramat tersebut didatangi oleh banyak orang dari mana-mana untuk, biasanya mereka ingin mencari pesugihan. Sebenarnya yang dimaksud Gunung Kemukus itu berbeda dengan gunung-gunung yang lain seperti Gunung Merapi, Merbabu dan gunung api yang lain. Gunung Kemukus itu tingginya hanya 300meter dari permukaan laut. Jadi sebenarnya Gunung Kemukus itu hanya gunung anakan. Nama Kemukus itu sebenarnya berasal dari nama pohon kemukus, bentuknya seperti pohon beringin tetapi tidak mempunyai akar gantung. daunnya bisa digunakan untuk obat. namun, sumber lain mengatakan bahwa nama kemukus itu berasal dari kata kukus karena dari gunung tersebut sering keluar asap...
Jalan Drs. Yap Tjwan Bing merupakan jalan kenangan bagi saya tatkala SMA. Pada waktu kelas 3, saya sering melewati jalan ini untuk menuju sekolah saya, yaitu SMA Negeri 3 Surakarta , yang berada di Kerkhof , Jagalan. Dulu jalan ini masih bernama Jalan Jagalan. Pada waktu itu, saya juga tahu kalau di sepanjang jalan itu terdapat bangunan lawas yang berhubungan dengan agama Khonghucu. Hanya saja ketika itu saya belum mempunyai kamera dan belum mengenal blog, jadi ya sekadar lewat saja. Setelah sekian tahun berlalu, saya berkesempatan lagi untuk menapak tilas jalan tersebut, dan berkunjung ke sebuah bangunan kuno tersebut yang dikenal dengan Litang Gerbang Kebajikan. Litang ini terletak di Jalan Drs. Yap Tjwan Bing No. 15 RT. 01 RW. 01 Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi litang ini berada di dalam kompleks SD Tripusaka, atau selatan Rumah Potong Hewan Jagalan ± 300 m....
Pulang dari Surabaya ke Solo mencoba jalur Pantura memang cukup jauh, namun juga mengasyikkan. Lelah, ya jelas! Tapi lelah itu terobati manakala menemukan bangunan lawas yang bisa ditulis untuk mengisi blog. Kali ini pengin ke Lasem. Pada waktu memasuki Lasem, suasana Tiongkok memang sudah terasa. Bangunan khas Tiongkok banyak ditemui di Lasem hingga gang-gang kecil. Pantas bila Lasem ditetapkan sebagai Kota Pusaka di Kabupaten Rembang karena memiliki kekhasan bangunan Tiongkok tersebut, dan ada juga yang menyebutnya dengan Le Petit Chinois atau Tiongkok kecil. Seperti biasa, bila memasuki kawasan dengan nuansa Tiongkok, saya akan menanyakan keberadaan klenteng. Di Lasem, klenteng yang pertama kali mudah ketemu adalah Klenteng Gie Yong Bio karena dari tepi jalan raya arah Rembang (dulu dikenal sebagai Grotepostweg – Jalan Raya Pos) terdapat papan penunjuknya. Klenteng ini terletak di Jalan Babagan No. 7 Desa Bab...
Di suatu tempat yang semula berupa hutan yang lebat, konon sangat angker dan banyak dihuni berbagai macam binatang buas nuansa alamnyapun sangat angker, di tempat itu biasa disebut padukuhan BUTUH. Di tempat tersebut tinggal seorang tokoh yang menjadi panutan masyarakat disekitar padukuhan tersebut yaitu bernama Ki Ageng Butuh. Dia adalah seorang ki ageng yang karismatik juga pandai dalam ilmu agama, beladiri dan ahli dalam bidang pertanian. Maka tidak aneh bila masyarakat di butuh kehidupannya maju pesat, tentram dan damai di bawah pimpinan beliau. Banyak orang bertanya siapakan sebenarnya Ki Ageng Butuh itu. Konon ada suatu kisah dimana setelah Kerajaan Majapahit runtuh banyak keturunan raja dari kerajaan tersebut cerai berai. Salah satunya adalah Pangeran Handaya Ningrat yang menetap di daerah pengging dengan merubah namanya menjadi Ki Kebo Kenanga. Ia hidup bersama istrinya tercinta. Ki Kebo Kenanga adalah seorang pemimpin yang bijaksana, cerdas serta trampil dalam bidang...
akam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah, dianggap bertuah. Tiap hari makam ini didatangi banyak orang. Selain ziarah, Anda bisa mengukur kekuatan jantung dengan menapaki anak tangga menuju makam. Gunung Kemukus (GK) terletak di Kabupaten Sragen. Bisa dicapai dengan menggunakan bis, naik dari terminal Tirtonadi Solo, jurusan Solo-Purwodadi, lalu turun di Barong. Dari situ, tinggal naik ojek menuju puncak bukit. "Sekarang ini Waduk Kedungombo lagi kering. Jadi bisa langsung ke lokasi makam Pangeran Samudro. Tidak perlu menyeberang pakai perahu," kata Surti, penjaja bakso di areal parkir mobil kawasan objek wisata GK. Namun, bila datang ke sana pada musim penghujan dan air waduk sedang penuh-penuhnya, Anda harus menyeberang dengan perahu motor. GK sendiri merupakan kompleks makam Pangeran Samudro dan ibunya, Ontrowulan. Kompleks ini tepat berada di puncak bukit setinggi 300 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini terdiri dari bangunan utama berbentuk ruma...
Sosok Dewi Lanjar sampai sekarang masih merupakan legenda yang hidup didalam masyarakat dan masih berpengaruh dalam jiwa masyarakat terutama di Pekalongan. Dalam segala peristiwa sering kali dihubungkan dengan Dewi Lanjar, apabila ada anak yang sedang bermain-main dipantai hilang tentu mereka berpendapat bahwa si anak itu dibawa Dewi Lanjar. Dan bilamana dapat diketemukan kembali tentulah si anak menyatakan dirinya tersesat disuatu daerah atau suatu kraton yang penghuni-penghuninya juga seperti kita-kita ini. Mereka mempunyai kegiatan membatik, berdagang, menukang, nelayan dan lain-lain yang tidak ubahnya seperti didalam kota saja. Daerah tersebut dikuasai oleh seorang Putri yang cantik ialah Dewi Lanjar. Diceritakan pada jaman dahulu di suatu tempat Kota Pekalongan hiduplah seorang putri yang sangat cantik jelita, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan penduduk, tempat yang terkenal dengan nama Dewi Rara Kuning. Adapun tempat tinggalnya tiada dapat diketahui secara pasti. Da...
mataram islam 1613-1645) di kisahkan tentang negri mataram yang damai dan sejahtera pada masa kepemimpinan raja SULTAN AGUNG HANYONGKRO KUSUMO yang kekuasaanya mencakup seluruh pulau jawa, sumatra, bali dan pulau pulau lainnya. Pada waktu itu bangsa belanda dan portugis telah masuk dan menginjakkan kaki di tanah jawa, karena belanda masuk pada tahun 1596. Yang tepatnya semenjak kerajaan demak belnada sudah ada di tanah jawa. Babat tanah PEKALONGAN bermula dari kisah seorang pemuda yang bernama JOKO BAHU putra tunggal KI-AGENG CEMPALUK yang ingin mengabdikan diri di kerajaan mataram. Dia "joko bahu" berasal dari sebuah desa kecil yang bernama kesesi atau asal dari kata "kasisian" yang artinya pengasingan. Karena Ki ageng cempaluk adalah punggawa mataram yang karena kesalahan apa lalu dia diasingkan dan membangun padepokan didesa tersebut. Yang letaknya antara lain di hulu kali comal. Konon kesaktian ki cempaluk ini sudah terdengar lama dan menjadi buah bibir di kraton matar...
Cerita berdirinya Negara Islam di Demak, hancurnya Negara Majapahit, dimana saat itulah awal mula masyarakat Jawa meninggalkan agama Buda [Shiwa Buddha] dan berganti memeluk agama Islam.) Prosa dalam bahasa Jawa kasar. Diambil dari catatan induk asli peninggalan K.R.T. Tandhanagara, Surakarta. Diterjemahkan dan diulas kedalam bahasa Indonesia oleh Damar Shasangka (DS, http://www.superkoran.info/content/view/2840/88888889/ ) Tergerak dan terdorong hati ini, setelah mengetahui cerita indah, dari Kyai Kalamwadi (Kalam = Ucapan, Wadi = Rahasia), yang dulu pernah berguru menimba ilmu kepada Raden Budi (Buddhi = Kesadaran), mentaati dan menuruti, apa yang selalu diperintahkan oleh guru, setia menjalankan petunjuk, tekadnya sudah tiada lagi keraguan lahir maupun batin, memuja guru bagaikan dewa itu sendiri. Apapun petunjuk Raden Budi (Buddhi = Kesadaran) sangat jernih, dijunjung dan diresapi didalam hati, benar-benar dihargai lahir maupun batin, tiada peduli walau harus ha...