Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Klenteng Jawa Tengah Rembang
Klenteng Gie Yong Bio
- 14 Juli 2018
Pulang dari Surabaya ke Solo mencoba jalur Pantura memang cukup jauh, namun juga mengasyikkan. Lelah, ya jelas! Tapi lelah itu terobati manakala menemukan bangunan lawas yang bisa ditulis untuk mengisi blog. Kali ini pengin ke Lasem.
 
Pada waktu memasuki Lasem, suasana Tiongkok memang sudah terasa. Bangunan khas Tiongkok banyak ditemui di Lasem hingga gang-gang kecil. Pantas bila Lasem ditetapkan sebagai Kota Pusaka di Kabupaten Rembang karena memiliki kekhasan bangunan Tiongkok tersebut, dan ada juga yang menyebutnya dengan Le Petit Chinois atau Tiongkok kecil.
 
Seperti biasa, bila memasuki kawasan dengan nuansa Tiongkok, saya akan menanyakan keberadaan klenteng. Di Lasem, klenteng yang pertama kali mudah ketemu adalah Klenteng Gie Yong Bio karena dari tepi jalan raya arah Rembang (dulu dikenal sebagai Grotepostweg – Jalan Raya Pos) terdapat papan penunjuknya. Klenteng ini terletak di Jalan Babagan No. 7 Desa Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi klenteng ini berada di selatan Showroom Kampung BNI Batik Tulis Lasem.
 
Menurut informasi yang diperoleh, Klenteng Gie Yong Bio ini dibangun pada tahun 1780. Awalnya berada di jalan raya, namun kemudian dipindah ke Jalan Babagan ini. Aslinya klenteng ini menghadap ke arah timur. Tapi setelah Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels bertambah ramai maka orientasinya dihadapkan ke jalan raya, yaitu ke arah utara. Perpindahan orientasi ini dilakukan bertepatan dengan perbaikan klenteng tersebut yang dilakukan pada tahun 1915.
 
Klenteng ini didirikan untuk menghormati 3 serangkai pahlawan Lasem, yaitu Tan Kee Wie, Oey Ing Kiat dan Raden Panji Margono, yang menghadapi VOC pada tahun 1741-1750. Perang tersebut terkenal dengan nama Perang Godou Balik. Tan Kee Wie gugur ketika armada kapalnya ditenggelamkan dengan tembakan meriam VOC di selat antara Ujung Watu dan Pulau Mandalika. Oey Ing Kiat, seorang Majoor de Chineezen, gugur di Layur, sedangkan Raden Panji Margono gugur di Karangpace, Narukan.
 
Untuk menghargai jasa-jasa kepahlawanan mereka, masyarakat Tionghoa di Lasem membangun Klenteng Gie Yong Bio sebagai monumen peringatan. Ketiganya dihormati sebagai Kong Co dan dibuat rupangnya untuk diletakkan di atas altar. Rupang Tan Kee Wie dan Oey Ing Kiat diletakkan berdampingan, sementara rupang Raden Panji Margono diletakkan pada altar khusus terpisah. Sehingga, Klenteng Gie Yong Bio mempunyai patung Kong Co yang tidak dimiliki oleh klenteng yang lain, baik di wilayah Lasem maupun di tempat yang lain, seperti Juwana, Pati, Kudus dan Semarang. Berawal dari situlah, Klenteng Gie Yong Bio dikenal sebagai “Klenteng Pembauran” di mana sosok Raden Panji Margono dijuluki sebagai “Kong Co Jawa”, Kong Co pribumi satu-satunya di Indonesia.
Klenteng ini tidak terlalu besar, akan tetapi mempunyai halaman yang cukup luas dan berpagar. Dari halaman tersebut ada gerbang menuju ke bangunan klenteng berbentuk paduraksa khas Tiongkok berwarna pink, yang di depannya terdapat dua patung singa (hanzi) yang menoleh ke kiri dan ke kanan. Selepas melewati gerbang paduraksa, pengunjung sudah berada di halaman bangunan utama klenteng. Tepat di depan pintu utama masuk klenteng terdapat hiolo (tempat menancapkan hio) yang terbuat dari kuningan. Kemudian masuk bangunan utama klenteng, pengunjung akan menjumpai sejumlah altar untuk persembahyangan.
 
Klenteng Gie Yong Bio merupakan tempat ibadah penganut Tri Dharma, sehingga klenteng ini berfungsi integratif sebagai tempat ibadah penganut Buddha, Tao dan Konfusius. Selain ketiga Kong Co yang sudah disebutkan di atas, masih ada altar sejumlah dewa yang dimuliakan di klenteng tersebut, seperti Dewa Bumi Hok Tek Ceng SinKonfusiusLao Tzu maupun Dewi Kemurahan (Kuan Yin). *** [131215]
 

sumber: kekunaan.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline