Let-Pelet Betteng Pernikahan adalah salah satu bentuk anugerah dari Allah Yang Maha Esa. Dilakukannya pernikahan tentu juga memiliki tujuan. Salah satu tujuan dari pernikahan yaitu ingin mempunyai keturunan. Proses mempunyai keturunan pastinya melalui beberapa tahap. Salah satu tahapnya adalah masa mengandungi keturunan tadi. Masa kandungan adalah masa-masa yang krusial. Mengapa demikian? Karena masa tersebut adalah masa yang rentan terhadap suatu ancaman yang dapat membuat keinginan kita memiliki keturunan atau anak buyar begitu saja. Bahkan, bisa saja bayi yang dikandungi selamat akan tetapi istri kita yang meninggal, atau bisa saja kedua-duanya direnggut nyawanya. Untuk itu, menjaga kondisi ibu hamil sangatlah penting agar kondisi bayi yang dikandunginya sehat dan tentunya ibunya juga sehat. Dalam menjaga kondisi Ibu dan bayi yang dikandunginya, mengkonsumsi makan-makanan sehat dan menjaga pola hidup tentu saja masih belum cukup. Do'a kepada Tuhan juga diper...
OSKM18 16018175 M. Nizar Zulmi Berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi pada bulan Rabiul Awal penanggalan Islam, ada sebuah tradisi unik dan menarik yang bisa dinikmati. Tradisi tersebut untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Masyarakat Banyuwangi menyebutnya Tradisi Muludan Endog-endogan. Endog dalam bahasa Indonesia berarti telur. Telur tersebut direbus dan diletakkan pada tusukan bambu kecil yang dihias dengan kembang kertas yang disebut dengan kembang endog. Nantinya kembang endog akan ditancapkan pada jodang, yaitu pohon pisang yang juga dihias dengan kertas warna-warni. Biasanya dalam satu jodang berisi 27, 33 ataupun 99 kembang endog. Kemudian jodang-jodang yang sudah ditancap kembang endog akan diarak keliling kampung, bisa dipanggul ataupun menggunakan becak serta diiringi dengan alat musik tradisional seperti alat musik patrol, terbang, ataupun rebana. Setelah diarak keliling kampung, jodang akan diletakkan di serambi m...
Agustus-an Carnival (Festival Agustus-an) di Kabupaten Trenggalek Festival Agustusan merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara untuk memperingati ulang tahun kemerdakaan Republik Indonesia serta hari jadi Kabupaten Trenggalek. Hal ini sudah dilakukan sejak lama, turun-temurun dan merupakan kegiatan/agenda tahunan, bisa disebut sebuah tradisi tahunan yang wajib dilaksanakan. Acara ini diselenggarakan 1 bulan Agustus penuh. Rangkaian acaranya mulai dari perlombaan-perlombaan seperti lomba baca puisi, maca macapat (membaca tembang macapat), olahraga, lomba Baris-Berbaris, fashion show, etnic Karnival, Drumben carnival, Wayangan, Konser Dangdut dsb Biasanya acaranya ini dimulai pada tanggal 1 Agustus, dan ditandai dengan adanya pembukaan oleh Bupati Trenggalek di Alun-Alun Trenggalek / Pendapa Kabupaten Trenggalek. Sebelum rangkaian kegiatan Agustusan dilaksanakan, diawali deng...
Sate Kelinci adalah makanan yang khas di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur. Makanan yang cukup terjangkau, gurih, dan lembut ini sebagai objek kuliner wisata bagi para pengunjung lokal dan luar negeri. Konon, jika ingin mengunjungi Telaga Sarangan, tak sempurna jika belum merasakan makanan khas ini. Seperti sate pada umumnya, dibakar dan dibumbui dengan sambal kacang khas magetan dan sedikit kecap sebagai penambah rasa. Tak hanya itu, daging sate ini berasal dari kelinci yang siap untuk diambil dagingnya. Masalah harga tak perlu khawatir karena terjangkau dan para pengunjung tidak perlu mencari pedagang sate yang murah karena di sana, semua harga disamakan agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi. Jadi , makanan ini wajib untuk dicoba jika anda mengunjungi Telaga Sarangan. Demikian paparan tentang sate kelinci Telaga Sarangan, saya bahas. Semoga dapat bermanfaat dan Budaya Indonesia selalu terjaga dengan sebaik-baiknya. #0SKMITB2018 Ma'ruf Nurru...
PRASASTI HARINJING Peristiwa sejarah yang tertulis dalam Prasasti Harinjing terdiri dari tiga masa pemerintahan raja Kerajaan Medang (Mataram Kuno) yang masih berpusat di Jawa bagian Tengah. Prasasti Harinjing A berasal dari tanggal 25 Maret 804 Masehi, menceritakan tentang seorang tokoh pendeta agung (Bhagawanta) bernama Bari yang membuat tanggul beserta sungai di Harinjing dengan mendatangkan beberapa tokoh pejabat sebagai saksi. Tahun tersebut merupakan masa pemerintahan Rakai Warak Dyah Wanara yang naik tahta Kerajaan Medang (Mataram Kuno) tahun 803 Masehi (Atmojo, 1985:78). Prasasti Harinjing B berasal dari tanggal 19 September 921 Masehi, menceritakan dikuatkannya kembali status sima (perdikan) milik Bhagawanta Bari oleh Raja Rakai Layang Dyah Tulodong serta diberikan kepada para anak keturunan Bhagawanta Bari. Prasasti Harinjing C berasal dari tanggal 7 Maret 927 Masehi, menceritakan agar prasasti sebagai surat keputusan raja yang sah dan diduga ketika itu ma...
Tari Beskalan adalah salah satu tarian tradisional dari kabupaten Malang, Jawa Timur. Tarian ini biasanya dipertunjukan pada saat penyambutan tamu besar yang datang ke sana. Selain menjadi tarian selamat datang, Tari Beskalan ini juga sering dipertunjukan pada pementasan Ludruk sebagai tarian pembuka setelah Tari Remo. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional Malang yang terkenal selain Tari Topeng Malangan. Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Beskalan ini awalnya merupakan bentuk tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Malang pada jaman dahulu apabila akan membuka lahan atau mendirikan bangunan. Pada saat mengawali penggalian tanah, biasanya diadakan ritual penanaman tumbal yang sering disebut dengan “cok bakal” atau “sesajen”. Tumbal yang digunakan pada umumnya adalah kepala kerbau. Tumbal tersebut merupakan sedekah bumi yang harus dilakukan agar terhindar dari bahaya dan lahan...
Asal-usul Kopi kothok Apakah anda pernah mendengar nama Kopi Kothok? Jika Anda tinggal di daerah Cepu, maka Anda tidak asing lagi dengan nama kopi khas ini. Bahkan ada semacam jargon, yang mengatakan bahwa anda belum pergi ke Cepu jika anda belum pernah mencoba Kopi jenis ini. Kopi ini merupakan kopi khas daerah penghasil minyak ini meskipun kopi ini juga beredar banyak di berbagai wilayah Indonesia. Namun demikian, masih ada juga perbedaan pendapat mengenai asal-usul kopi ini. Hal tersebut bisa Anda buktikan dengan anda mencari asal-usul kopi di Google. Maka dari mesin pencarian tersebut, Anda akan menemukan banyak artikel atau informasi yang menyebutkan berbagai daerah mengenai asal-usul kopi ini. Ada yang menuliskan bahwa jenis kopi arabika ini berasal dari Bojonegoro, Tuban, Blora dan Cepu. Namun demikian, banyak orang meyakini bahwa kopi ini berasal dari Cepu. Anda tahu daerah Cepu? Cepu merupakan salah satu daerah yang juga dikenal dengan daerah penghasil minyak di K...
Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 21 Februari 2018 digelar Festival Gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Festival yang dibuka oleh Bupati Bojonegoro Suyoto tersebut menyuguhkan berbagai macam kerajinan tangan berbahan baku tanah liat mulai dari celengan, guci, vas bunga dan juga gogor (patung anak macan) dan berbagai sovenir/pernak pernik hasil karya masyarakat Desa Rendeng, Malo. Tampak hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Industri dan Tenaga Kerja, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Forkompimka dan tamu undangan lainnya. Festival ini diawal dengan kirab maskot Kabupaten Bojonegoro yaitu si Gogor dan guci gerabah yang diarak menuju ke Balai Desa yang kemudian si Gogor di letakkan di perempatan Desa Rendeng Kecamatan Malo. Gerabah macan gogor sendiri merupakan maskot Kabupaten Bojonegoro serta menjadi produk unggulan di Festival Gerabah Rendeng 2018. Celengan berbetuk macan itu memiliki nilai budaya lokal Desa Rendeng....
Batik Nusantara terus menginspirasi masyarakat untuk berkreasi dan menemukan ide-ide segar terkait motif batik. Termasuk Batik Pecelan Madiun yang terinspirasi dari keragaman sayuran dari Nasi Pecel, makanan khas Kota Madiun. Seorang warga Kota Madiun, Jawa Timur, mengembangkan sebuah motif untuk kain batik dengan tema nasi pecel yang menjadi makanan khas Madiun. Pengembang Motif Batik Pecelan tersebut adalah Sri Murniati, warga Jalan Halmahera, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Motif Pecelan terdiri dari motif daun pepaya, daun ketela (singkong), cabai, kembang turi, butiran nasi, dan lainnya yang merupakan paduan bahan dari makanan nasi pecel. Selain motif pecelan, hasil bumi dan kejayaan yang pernah ada di Kota Madiun juga menjadi inspirasi untuk membuat motif lain. Untuk membuat satu lembar batik tulis, dibutuhkan waktu hingga empat hari. Adapun, proses pembuatannya harus telaten, mulai dari tahap perebusan kain...