|
|
|
|
Upacara Let-Pelet Betteng Tanggal 16 Aug 2018 oleh Oskm18_imamtan . |
Let-Pelet Betteng
Pernikahan adalah salah satu bentuk anugerah dari Allah Yang Maha Esa. Dilakukannya pernikahan tentu juga memiliki tujuan. Salah satu tujuan dari pernikahan yaitu ingin mempunyai keturunan. Proses mempunyai keturunan pastinya melalui beberapa tahap. Salah satu tahapnya adalah masa mengandungi keturunan tadi.
Masa kandungan adalah masa-masa yang krusial. Mengapa demikian? Karena masa tersebut adalah masa yang rentan terhadap suatu ancaman yang dapat membuat keinginan kita memiliki keturunan atau anak buyar begitu saja. Bahkan, bisa saja bayi yang dikandungi selamat akan tetapi istri kita yang meninggal, atau bisa saja kedua-duanya direnggut nyawanya. Untuk itu, menjaga kondisi ibu hamil sangatlah penting agar kondisi bayi yang dikandunginya sehat dan tentunya ibunya juga sehat. Dalam menjaga kondisi Ibu dan bayi yang dikandunginya, mengkonsumsi makan-makanan sehat dan menjaga pola hidup tentu saja masih belum cukup. Do'a kepada Tuhan juga diperlukan dalam hal ini.
Di Madura, salah satu bentuk do'a kepada Tuhan Yang Maha  Esa untuk mensyukuri dan meminta keselamatan istri yang dikandungnya adalah melakukan upacara. Upacara tersebut dinamakan "Let-Pelet Betteng" (Pijat Kandungan). Upacara ini dilakukan saat kandungan sudah berumur tujuh bulan. Pada masa itu merupakan masa paling krusial kandungan sangat memerlukan perawatan.
Upacara ini biasanya dilakukan dari permohonan pihak keluarga istri, tetapi juga ada yang dari kesepakatan orang tua suami maupun istri. Tempat pelaksanaan upacara biasanya di halaman rumah dari salah satu pihak, baik pihak orang tua suami atau istri, tergantung kesepakatan antara keduanya. Untuk wilayah Madura timur, upacara biasanya dilaksanakan di rumah si suami atau orang tua suami.
Sebagaimana upacara pada umumnya, upacara Let-Pelet Bettheng terdiri dari beberapa tahap dalam pelaksanaan. Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap pelet kandung(pijat perut)
2. Tahap penyekapan ayam
3. Tahap penginjakan kelapa muda dan telur
4. Tahap pemandian
5. Tahap arasol(kenduri)
Dari proses pelaksanaan upacara ini, banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil. Beberapa nilai dari pelaksanaan upacara tersebut yakni nilai kebersamaan, gotong-royong, dan nilai religius. Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sanak saudara atau kerabat untuk berdoa bersama demi keselamatan. Nilai gotong-royong pasti kental dengan budaya Madura, seperti halnya upacara ini, keterlibatan kerabat dan tetangga tentu ada dalam upacara ini untuk membantu melancarkan acara tersebut. Nilai religius tercermin pada saat proses mendoakan keselamatan istri dan bayi yang dikandungnya yang dipimpin oleh kyai ketika upacara pada tahap arasol.
Pada umumnya, upacara ini hanya dilaksanakan pada kehamilan pertama. Pada kehamilan berikutnya biasanya hanya dilaksanakan tahap arasol.
Seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai memudar dan  ada perubahan pada sebagian tahapnya. Jadi, sebagai orang Indonesia apalagi Madura, kita harus memperhatikan budaya ini, mempertahankan, dan melestarikannya.
 Narasumber: Majalah MEKaR SMAN 1 Sampang
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |