Permainan yang berbahan dasar bambu ini berasal dari tanah Jawa Timur. Permainan ini biasa dijumpai pada bulan Ramadhan. Anak-anak senang memainkannya pada saat jelang berbuka puasa ataupun malam hari usai sholat tarawih. Mainan ini dibuat dari bambu yang dibakar dengan karbit. Bentuknya seperti mercon bumbung dan mengeluarkan bunyi seperti petasan. Jika dimainkan sebelum maghrib, biasanya bunyi letusan blegur menjadi tanda sudah dekat waktu berbuka. Namun jika dimainkan setelah sholat tarawih, para pemain suka menambahkan kaleng diujung bambu untuk semacam bermain perang-perangan. Setiap mercon dikendalikan satu hingga dua orang dan setiap kali bermain biasanya ada 4 tim—tapi sebetulnya bebas aja. Saat bermain, mercon dinyalakan secara bergantian. Tidak semua mercon dinyalakan menghasilkan bunyi yang diharapkan. Adakalanya juga gagal. Namun, luapan kesenangan selalu meriah disetiap mercon berhasil dinyalakan. Saat ini mercon...
Sambel tumpang adalah salah satu warisan budaya berupa makanan yang sangat enak , sekaligus begitu mudah membuatnya. Sambel tumpang di buat menggunakan Tempe yang sudah mulai membusuk ( tempe bosok ) , kenapa ? diyakini ketika memasak menggunakan tempe bosok akan memberi citarasa yang lebih harum dan enak . Cara membuatnya cukup simpel , pertama rebus tempe bosok , setelah kira-kira tempe sudah mulai hancur tambahkan bumbu-bumbu seperti sambal , ulekan berupa bawang meraha bawang putih , garam gula serta lengkuas , daun salam , dan daun jeruk nipis secukupnya. setelah itu jangan lupa tambahkan santan secukupnya untuk menambah cita rasa harum pada sambal tumpang. sambel tumpang merupakan makanan yang cukup mudah kita temukan di daerah Jaaw Timur seperti di Kota Kediri , biasanya , sambel tumpang di sajikan di kulub( sayur-sayuran) rebus , kemudian di beri kerupuk peyek dan disiram menggunakan sambal pecel, wah sangat lezat. #OSKMITB2018
Dalam menyambut kelahiran, tiap daerah memiliki cara masing-masing. Terlebih lagi di Indonesia ini yang memiliki beragam suku dan budaya tentu memiliki banyak cara yang unik dan khas. Salah satunya adalah Mudun Lemah yang berasal dari suku Jawa. Mudun lemah merupakan upacara yang berisi harapan dan arahan dalam menjalani kehidupan dan ditujukan untuk bayi yang baru berumur tujuh bulan. Dalam pelaksanaannya, orangtua akan mendampingi anaknya dari awal hingga upacara selesai. Tahapan pertama yang memiliki nama lain turun tanah ini adalah bayi tersebut dipanjatkan tangga yang terbuat dari tebu. Mengapa tebu? alasannya adalah karena tebu dianggap berakronim anteping kalbu yang berarti ketetapan atau kemantapan hati dalam menjalani kehidupan. Sementara itu, tangga disimbolkan sebagai jalan kehidupan yang akan dijalani. Apabila menyimpang dari alur, yaitu berjalan lurus ke atas, maka akan roboh. Kemudian, sang anak akan melewati proses napaki jadah, yaitu berjalan di atas jena...
RUJAK COEL Membahas keberagaman Indonesia memang tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada saja keberagaman Indonesia yang lahir dari berbagai daerah di Indonesia hingga ke peloso-pelosok Sabang samapi Merauke. Banyak sekali kekayaan-kekayaan budaya kita, salah satunya juga keberagaman makanan khas daerah. Makanan di tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Karena memang, menyesuaikan dengan adat-istiadat, sumber kekayaan alam, dan kultur masyarakat di tiap daerah tersebut. Tidak terkecuali santapan khas dari satu daerah di Jawa Timur yaitu Kabupaten Lamongan tepatnya Kecamatan Paciran. Terdapat satu santapan khas dari Masyarakat Paciran, yang bernama Rujak Coel. Mungkin dibeberapa daerah di Indonesia ada makanan yang namanya sama yaitu Rujak Coel. Namun, pastinya terdapat perbedaan yang jelas dimiliki oleh setiap rujak tersebut, meskipun mungkin memiliki nama yang sama. ...
Apa itu Cedhak Sinten? dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan sebutan turun tanah, yang merupakan budaya warisan leluhur masyarakat Jawa, untuk bayi yang berusia tujuh bulan dalam kalender Jawa atau delapan bulan dalam kalender masehi. Budaya turun tanah ini sendiri juga memiliki ciri khas yang berbeda-beda di setiap daerah. Namun, di Jawa Timur biasa dikenal dengan cedhak sinten atau nginjek tetel. Upacara cedhak sinten ini dilakukan sebagai rangkaian acara yang bertujuan agar anak tumbuh menjadi anak mandiri. Selain itu juga diiringi dengan do'a-do'a orang tua dan sesepuh sebagai pengharapan agar anaknya kelak menjadi sukses menjalani kehidupannya. Ciri Khas: -Tradisi ini dijalankan saat anak berusia hitungan ke tujuh bulan dari hari kelahirannya dalam hitungan pasaran Jawa -Sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah -Menyediakan sebuah tetel atau jadah yang memiliki warna yang bervariasi, beserta makanan yaitu tumpeng dan ayam...
Malang, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terkenal akan apelnya yang khas. Masyarakat disana sangat beragam mulai dari masyarakat modern hingga masyarakat tradisional. Malang sendiri menyimpan banyak tradisi dari berbagai macam elemen budaya, salah satunya adalah elemen budaya ritual. Malang sebagai kampung halaman ayahku memiliki beberapa ritual khusus salah satu contohnya ialah budaya tahlilan saat ada yang meninggal. Di Malang sendiri, setiap kali ada warganya yang meninggal, satu kampung langsung riuh, kabar meninggal yang sangat cepat menyebar, warga yang berdatangan untuk mengunjungi keluarga yang ditinggalkan, ada yang menyediakan keperluan-keperluan jenasah, seperti kursi, meja, keranda, kain kafan, sembako dll. Para warga disana melakukan apapun yang mereka bisa untuk meringankan beban dari keluarga yang ditinggalkan seakan akan yang wafat tersebut merupakan keluarga mereka juga. Apabila memungkinkan proses pemandian dan penguburan akan dilakuka...
Deskripsi Permainan Dukka ronjangan adalah suatu permainan rakyat yang berasal dari daerah Bangkalan – Madura. Dukka ronjangan terdiri dari dua kata yakni dukka dan ronjangan . Dukka berarti membunyikan ronjangan dengan memukulkan alat semacam alu. Sedangkan ronjangan berarti tempat untuk menumbuk padi yang bentuknya memanjang, terbuat dari kayu. Jadi apabila kita terjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia dukka ronjangan berarti memukul ronjangan atau membunyikan ronjangan. Dukka ronjangan, suatu permainan di kalangan petani untuk bergembira ria setelah panen padi. Dukka ronjangan ini adalah permainan yang khas di kalangan petani Madura dalam menunjukkan kegembiraan mereka karena panen sangat memuaskan. Sambil menumbuk padi wanita – wanita petani itu mempermainkan gentongnya (alu) ke sisi ronjangan sehingga menimbulkan suara. Karena berat gentong itu berbeda dengan yang lain, maka bunyi yang ditimbulkan berbeda pula. Ronjangan...
Pulau Madura terkenal dengan sebutan pulau garam atau bahkan ada yang menyebutnya pulau gersang. Keaadaan di Madura memang panas dan hal itu yang mendukung banyaknya tambak garam di pulau ini. Namun, bukan berarti tidak ada hal lain lagi yang dapat dibanggakan orang Madura. Kerapan sapi, sape sono’, carok, musik tradisional daol dan tari ghettak adalah sederetan budaya yang sudah terkenal sampai manca negara. Ibarat laut, kita hanya akan menjupai sedikit sekali jenis ikan jika kita hanya menyelam di laut dangkal. Marilah menyelami lebih dalam lagi untuk mendapatkan sebuah kenyataan bahwa diversitas budaya Madura yang sangat tinggi. Kerapa sapi, sape sono dan tari ghettak hanyalah ikan kecil di samudera budaya Madura yang dalam dan luas. Terdapat sebuah desa bernama desa Bulay yang jaraknya sekitar 10 KM dari pusat kota Pamekasan. Desa kecil damai yang menyimpan kebudayaan unik yang ti...
Pada bulan Muharam atau Suro (penanggalan Jawa), ritual kebo-keboan digelar setahun sekali. Banyak orang mempercayai bahwa bulan tersebut memiliki kekuatan magis. Ritual ini, konon, muncul sejak abad ke-18. Kebo-keboan dilestarikan di dua tempat yakni di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, dan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi di Banyuwangi. Ritual adat ini digelar sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar sawah subur dan panen berlangsung sukses. Munculnya ritual kebo-keboan di Alasmalang berawal terjadinya musibah pagebluk ( epidemi - red ). Kala itu, seluruh warga diserang penyakit. Hama juga menyerang tanaman. Banyak warga kelaparan dan mati akibat penyakit misterius. Dalam kondisi genting itu, sesepuh desa yang bernama Mbah Karti melakukan meditasi di bukit. Selama meditasi, tokoh yang disegani ini mendapatkan wangsit. Isinya, warga disuruh menggelar ritual kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri atau yang dipercainya sebagai simbol kemakmuran. Mereka pun...