|
|
|
|
Budaya Tahlilan Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM_16318009_SYAHRIL SIDDIQ RAMADHAN. |
Malang, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terkenal akan apelnya yang khas. Masyarakat disana sangat beragam mulai dari masyarakat modern hingga masyarakat tradisional. Malang sendiri menyimpan banyak tradisi dari berbagai macam elemen budaya, salah satunya adalah elemen budaya ritual. Malang sebagai kampung halaman ayahku memiliki beberapa ritual khusus salah satu contohnya ialah budaya tahlilan saat ada yang meninggal.
Di Malang sendiri, setiap kali ada warganya yang meninggal, satu kampung langsung riuh, kabar meninggal yang sangat cepat menyebar, warga yang berdatangan untuk mengunjungi keluarga yang ditinggalkan, ada yang menyediakan keperluan-keperluan jenasah, seperti kursi, meja, keranda, kain kafan, sembako dll. Para warga disana melakukan apapun yang mereka bisa untuk meringankan beban dari keluarga yang ditinggalkan seakan akan yang wafat tersebut merupakan keluarga mereka juga. Apabila memungkinkan proses pemandian dan penguburan akan dilakukan pada hari itu juga
Tahlilannya sendiri berlangsung pada malam hari ba'da isya selama 1 minggu kedepan dimulai setelah penguburan jenasah, dan hanya diikuti oleh kepala keluarga yang biasanya adalah bapak--bapak sekitar lingkungan rumah. Di siang harinya keluarga yang ditinggalkan mempersiapkan keperluan untuk malam harinya, seperti karpet tempat para bapak-bapak duduk nantinya, berkat atau makanan yang akan mereka makan ditempat serta untuk dibawa pulang, buku-buku surat yasin serta keperluan lainnya, biasanya yang mengerjakan bagian ini adalah perempuan, ditambah oleh ibu-ibu sekitar rumah yang juga ikut membantu . Di malam harinya setelah isya, warga mulai berdatangan, semua berkumpul dan duduk berdampingan di rumah duka, setelah semua siap tahlilannya pun dimulai. dibimbing oleh pa ustad rentetan acara pun dimulai satu persatu, mulai dari pembukaan, pembacaan surat yasin, pembacaan doa-doa khususnya untuk almarhum, penutupan dan terakhir adalah pembagian berkat serta makanan yang akan dimakan ditempat. setelah itu warga pun pulang menuju rumah masing-masing, begitu seterusnya hingga 1 minggu mendatang setiap harinya.
Walau terkesan boros apalagi untuk biaya konsumsi bapak-bapak setiap harinya, sebenarnya tidak terlalu boros bahkan bisa saja keluarga tersebut tidak mengeluarkan biaya apapun untuk konsumsi, karena biasanya warga sekitar yang menyumbangkan sembako mereka kepada keluarga dan itu tidaklah sedikit sebab 1 kampung yang memberi bahkan dari luar kampung pun banyak yang memberi. aura kekeluargaan disana sangatlah terasa, selama sepekan warga sekitar sangatlah aktif, membantu apa yang dibisa, hal ini membawa dampak positif tersendiri selain mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan juga untuk menghibur keluarga itu sendiri.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |