|
|
|
|
![]() |
Kerapan Kelinci Tanggal 13 Aug 2018 oleh OSKM18_16518306_FARISAN SAFRIAL NAFIS. |
Pulau Madura terkenal dengan sebutan pulau garam atau bahkan ada yang menyebutnya pulau gersang. Keaadaan di Madura memang panas dan hal itu yang mendukung banyaknya tambak garam di pulau ini. Namun, bukan berarti tidak ada hal lain lagi yang dapat dibanggakan orang Madura. Kerapan sapi, sape sono’, carok, musik tradisional daol dan tari ghettak adalah sederetan budaya yang sudah terkenal sampai manca negara. Ibarat laut, kita hanya akan menjupai sedikit sekali jenis ikan jika kita hanya menyelam di laut dangkal. Marilah menyelami lebih dalam lagi untuk mendapatkan sebuah kenyataan bahwa diversitas budaya Madura yang sangat tinggi. Kerapa sapi, sape sono dan tari ghettak hanyalah ikan kecil di samudera budaya Madura yang dalam dan luas.
Terdapat sebuah desa bernama desa Bulay yang jaraknya sekitar 10 KM dari pusat kota Pamekasan. Desa kecil damai yang menyimpan kebudayaan unik yang tidak banyak orang tahu. Jika selama ini orang luar mengenal Madura dengan identitas Kerapan Sapinya, maka orang Madura akan mengenal Bulay dengan identitas Kerapan Kelinci. Sama halnya dengan Kerapan Sapi, Kerapan Kelinci adalah lomba lari atau pacuan yang pesertanya adalah Kelinci - Kelinci terbaik.
Pada garis besarnya hampir bisa dikatan mirip dengan Kerapan Sapi ,peraturan, atribut maupun kebiasaan adat, namun ada beberapa hal mendasar yang membuatnya sedikit berbeda. Jika pada Kerapan Sapi menggunakan 2 ekor sapi betina dan seorang joki sebagai pengendalinya, maka pada kerapan Kelinci hanya menggunakan 1 ekor saja tanpa seorang joki. Meskipun begitu, Kelinci pacuan yang akan berlomba harus tetap menggunakan kaleles (kayu sejajar di samping kanan dan kiri) sebagai atributnya.
Sama halnya denga Kerapan Sapi, Kerapan Kelinci banyak menuai kotroversi di kalangan masyarakat khususnya para pencinta hewan. Hal itu disebabkan perlakuan tidak masuk akal kepada Kelinci - Kelinci pacuan. Mereka menyakiti Kelinci agar Kelinci - Kelinci pacuan itu berlari dengan kencang. Sebagai contoh, mereka menjepit ekor Kelinci agar Kelinci kesakitan dan berlari dengan kencang. Dari sisi moral dan agama jelas hal itu sangat tidak bisa dimaafkan. Di sisi lain para sesepuh berpesan agar budaya tanah mereka terus terjaga hingga ke generasi berikutnya.
#OSKMITB2018
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |