Di setiap suku pasti memiliki budaya masing-masing yang khas. Tak terkecuali suku Batak Toba. Ada banyak adat budaya yang berkembang di suku Batak Toba yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga ke generasi masa kini. Namun, seiring berkembangnya zaman, budaya itu perlahan-lahan tergerus oleh perkembangan teknologi saat ini. tetapi, ada juga yang masih tetap dipertahankan dan keberadaannya masih dapat dijumpai pada generasi milenial saat ini. Salah satu budaya yang akan saya paparkan termasuk budaya Batak Toba yang masih dapat dijumpai dalam bentuk upacara atau ritual adat. Upacara ini dinamakan Upacara Manulangi Natua-tua. Saya memaparkan upacara ini karena upacara adat ini adalah salah satu budaya adat Batak Toba yang pernah saya ikuti pelaksanaannya. Manulangi dalam bahasa Batak Toba artinya menyulang atau menyuap. Natua-tua artinya orang yang sudah tua. Jadi secara garis besar, Upacara Manula ngi Natua-tua artinya upacara yang dilakukan deng...
Kain Adat Suku Simalungun disebut HIOU . Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya. Hiou pada mulanya identik dengan jimat dipercaya mengandung “kekuatan” yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.Secara legenda hiou dianggap sebagai salah satu dari 3 sumber kehangatan bagi manusia (selain Api dan Matahari), namun dipandang sebagai sumber kehangatan yang paling nyaman karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api). Seperti suku lain di rumpun...
OWASA OWASA adalah tata upacara adat yang ada di Pulau Nias. Kegiatan OWASA biasanya diintegrasikan pada peresmian pesta pernikahan turunan bangsawan di Nias. OWASA dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan 'pesta', tetapi maknanya melebihi istilah pesta tersebut. Dalam OWASA terdapat rentetan upacara adat, yang puncaknya adalah Pengukuhan gelar Kehormatan/Kebangsaan. Ini yang menariknya. Pada saat itu, saya menghadiri kegiatan OWASA tersebut di Desa Adat Hilisimaetano Balaeka, Kecamatan Lahusa, Nias Selatan, saya tersadar dan merekam setiap tahapan penting dari kegiatan tersebut. Di sana saya banyak belajar tentang semangat gotong royong yang dibangun dalam pelaksanaan OWASA tersebut. Ada peran-peran tertentu yang menjadi perhatian dalam pelaksanaannya, yaitu yang dikukuhkan, SIBAYA dan ONO ALAWE. Orang yang dikukuhkan harus memberikan penghormatan besar kepada pihak saudara laki-laki ibunya (sibaya), sedangkan yang dikukuhkan ditunjang dan dihormati oleh pihak ONO ALA...
Raja Siantar Tuan Sawadim Damanik Bariba dan Raja Dolog Silou Tuan Ragaim Raja Tanoh Jawa Tuan Kaliamsyah Sinaga Dadihoyong. 5. Raja Tanoh Jawa Tuan Kaliamsyah Sinaga Dad Indonesia memiliki beragam budaya, salah satunya budaya Batak yang ada di Sumatera Utara. Budaya batak yang akan dibahas kali ini adalah Simalungun. Simalungun memiliki pakaian adat, namun yang akan kita bahas kali ini adalah penutup kepala, yaitu : " Gotong " untuk pria dan " Bulang " untuk wanita. Dan pada zaman dahulu raja-raja inilah yang memakai gotong tersebut : 1. Raja Siantar Tuan Sawadim Damanik Bariba. 2. Raja Dolog Silou Tuan Ragaim Purba Tambak. 3. Raja Sidamanik Tuan Ramahadim Damanik Bariba. 4. Raja Raya Tuan Gomok Saragih Garingging. 5. Raja Tanoh Jawa Tuan Kaliamsyah Sinaga Dadihoyong. Dan bulang untuk parinangon (wanita). Dan sekarang biasanya digunakan saat acara adat, yang paling sering yaitu digunakan saat acara pe...
Pada zaman dahulu kala tersebutlah dalam sebuah kisah, ada sebuah desa yang sangat subur di daerah Kabupaten Karo. Desa Kawar namanya. Penduduk desa ini umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Hasil panen mereka selalu melimpah ruah. Suatu waktu, hasil panen mereka meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lumbung-lumbung mereka penuh dengan padi. Bahkan banyak dari mereka yang lumbungnya tidak muat dengan hasil panen. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka pun bergotong-royong untuk mengadakan selamatan dengan menyelenggarakan upacara adat. Pada hari pelaksanaan upacara adat tersebut, Desa Kawar tampak ramai dan semarak. Para penduduk mengenakan pakaian yang berwarna-warni serta perhiasan yang indah. Kaum perempuan pada sibuk memasak berbagai macam masakan untuk dimakan bersama dalam upacara tersebut. Pelaksanaan upacara juga dimeriahkan dengan pagelaran ‘Gendang Guro-Guro Aron’, musik khas masyarakat Karo. Pada pesta yang hanya dilaksanakan seta...
Rumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daerah Sumatera Utara . Terbuat dari kayu, rumah ini mempunyai atap segitiga yang melengkung, serta terdapat ruang di bagian bawah yang biasanya menjadi kandang bintang. Bagi masyarakat Batak, rumah ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang berdiri. Pembangunan rumah adat suku Batak ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Batak. Rumah ini berbentuk seperti rumah panggung yang disangga oleh beberapa tiang penyangga. Rumah Balai dibagi berdasarkan ukuran dan berdasarkan gorga. Berdasarkan ukuran : Ruma Bolon , adalah rumah yang paling besar dan menjadi ajang pamer antar -Huta. Memerlukan tenaga dan dana yang besar. Jabu Parbale-balean , adalah rumah yang ukurannya kecil, lebih murah dan cepat dibangun.  ...
Sungguh sangat unik jika dilihat kegiatan pindah rumah dengan diangkat pakai tangan manusia secara bergotong royong masih dapat dijumpai di Desa Aek Banir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara (Sumut).Tradisi angkat rumah secara beramai-ramai ini dikenal dengan sebutan di Mandailing "Mamiang Bagas" dipindahkan rumah ke lokasi yang baru. Pola ini sebagai pertanda bahwa sifat gotong royong masih terjaga di Kabupaten Madina Sumut. Biasanya hal ini di umumkan dari mesjid yang ada di desa itu tepatnya seusai shalat jum'at, para jama'ah pun sudah memahami jika di antara petugas mesjid langsung berdiri di depan dan menyampaiakan hal Mamiang Bagas. "Memang Mamiang bagas atau mengangkat rumah ini sudah turuntemurung dari nenek kita sejak jaman dulukala" ujar Torkis Lubis, Tokoh masyarakat setempat kepada Okezone, baru-baru ini.Puluhan warga mengangkat sebuah rumah kayu secara beramai-ramai ke tempat baru. Suara teriakan para pengan...
Tradisi “Marbinda” bagi orang Batak Toba sudah berlangsung turun temurun. Marbinda merupakan tradisi masyarakat Batak menyembelih hewan kemudian dibagikan pada warga. Setelah agama Kristen masuk ke Tanah Batak, tradisi ini pun dilakukan pada saat menyambut Natal dan Tahun Baru. Marbinda bertujuan untuk merawat kebersamaan, memeriahkan Natal serta mensyukuri berkat yang telah didapat selama satu tahun sekaligus menyongsong Tahun Baru dengan penuh suka cita. Hewan yang dibeli berasal dari uang yang dikumpulkan dari setiap warga. Hewan itu disembelih dan dipotong-potong untuk diberikan kepada warga. Pada umumnya warga yang mendapat adalah mereka yang ikut ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana. Tetapi tidak tertutup kemungkinan juga dibagi kepada masyarakat yang tidak mampu yang ada di kampung itu. “Tahun ini kami tetap melakukan Marbinda. Natal kemarin kami motong. Dan rencananya tanggal 31 juga akan motong. Setiap tahun di kampung ini kami Marbinda,&...
BODAT MARSIHUTUAN Bak Kera mencari kutu temannya, inilah lambang gotong royong dan sama bekerja untuk mencapai tujuan. Sumber : Arsip Suku Batak Simalungun Sumber : https://andosipayung.wordpress.com/2013/12/27/ornamen-suku-simalungun/