OWASA
OWASA adalah tata upacara adat yang ada di Pulau Nias. Kegiatan OWASA biasanya diintegrasikan pada peresmian pesta pernikahan turunan bangsawan di Nias. OWASA dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan 'pesta', tetapi maknanya melebihi istilah pesta tersebut. Dalam OWASA terdapat rentetan upacara adat, yang puncaknya adalah Pengukuhan gelar Kehormatan/Kebangsaan. Ini yang menariknya.
Pada saat itu, saya menghadiri kegiatan OWASA tersebut di Desa Adat Hilisimaetano Balaeka, Kecamatan Lahusa, Nias Selatan, saya tersadar dan merekam setiap tahapan penting dari kegiatan tersebut. Di sana saya banyak belajar tentang semangat gotong royong yang dibangun dalam pelaksanaan OWASA tersebut. Ada peran-peran tertentu yang menjadi perhatian dalam pelaksanaannya, yaitu yang dikukuhkan, SIBAYA dan ONO ALAWE. Orang yang dikukuhkan harus memberikan penghormatan besar kepada pihak saudara laki-laki ibunya (sibaya), sedangkan yang dikukuhkan ditunjang dan dihormati oleh pihak ONO ALAWE-NYA, yaitu saudara perempuannya ataupun sanak saudara perempuan yang ada di desa tersebut. Hal yang unik adalah meskipun sanak saudara perempuan mereka tidak menetap di desa tersebut, tetapi untuk membuktikan keloyalan sebagai saudara, mereka bersedia hadir dan terlibat dalam mendukung kegiatan tersebut. Keikutsertaan tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Hal menarik adalah ketika tetua adat berorasi secara LARIA (pantun) dan pengucapannya yang menggelegar untuk mengukuhkan orang tersebut mendapatkan gelar kebangsawannya. Berikutnya ONO ALAWE dipersilahkan mengambil 'Sirih' dihadapan orang yang dikukuhkan tersebut (BALUGU), sekaligus menyerahkan 'upeti', sebagai bukti loyalitas, diiringi musik dari gong dan gendang oleh seniman desa setempat yang sangat khas. Berikutnya adalah pelaksanaan tarian massal yang disebut Maena yang menjadi hiburan yang sangat menarik di sana. Maena merupakan tarian wajib yang dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan adat di Nias, dan dilakukan secara massal, sebagai wujud suka cita.
Kegiatan OWASA ini memang membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, tetapi semangat kegotongroyongan membuat keadaan menjadi ringan. Pelaksanaan OWASA, melibatkan banyak pihak dengan prinsip yang khas dari Nias yaitu "Fa'ahasaradodo". Hal ini menunjukkan bahwa tata upacara adat yang khas bermakna sebagai momen kebersamaan, yang dilakukan dengan suka cita dan menyatukan. Selain itu, potensi warisan budaya ini, dapat dijadikan aset wisata dari Nias yang menarik, sekaligus memperkenalkan produk peradaban yang tipikal dari wilayah pantai barat Sumatera Utara.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang