|
|
|
|
OWASA Tanggal 09 Aug 2018 oleh OSKM18_16318074_Theo Raynold. |
OWASA
OWASA adalah tata upacara adat yang ada di Pulau Nias. Kegiatan OWASA biasanya diintegrasikan pada peresmian pesta pernikahan turunan bangsawan di Nias. OWASA dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan 'pesta', tetapi maknanya melebihi istilah pesta tersebut. Dalam OWASA terdapat rentetan upacara adat, yang puncaknya adalah Pengukuhan gelar Kehormatan/Kebangsaan. Ini yang menariknya.
Pada saat itu, saya menghadiri kegiatan OWASA tersebut di Desa Adat Hilisimaetano Balaeka, Kecamatan Lahusa, Nias Selatan, saya tersadar dan merekam setiap tahapan penting dari kegiatan tersebut. Di sana saya banyak belajar tentang semangat gotong royong yang dibangun dalam pelaksanaan OWASA tersebut. Ada peran-peran tertentu yang menjadi perhatian dalam pelaksanaannya, yaitu yang dikukuhkan, SIBAYA dan ONO ALAWE. Orang yang dikukuhkan harus memberikan penghormatan besar kepada pihak saudara laki-laki ibunya (sibaya), sedangkan yang dikukuhkan ditunjang dan dihormati oleh pihak ONO ALAWE-NYA, yaitu saudara perempuannya ataupun sanak saudara perempuan yang ada di desa tersebut. Hal yang unik adalah meskipun sanak saudara perempuan mereka tidak menetap di desa tersebut, tetapi untuk membuktikan keloyalan sebagai saudara, mereka bersedia hadir dan terlibat dalam mendukung kegiatan tersebut. Keikutsertaan tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Hal menarik adalah ketika tetua adat berorasi secara LARIA (pantun) dan pengucapannya yang menggelegar untuk mengukuhkan orang tersebut mendapatkan gelar kebangsawannya. Berikutnya ONO ALAWE dipersilahkan mengambil 'Sirih' dihadapan orang yang dikukuhkan tersebut (BALUGU), sekaligus menyerahkan 'upeti', sebagai bukti loyalitas, diiringi musik dari gong dan gendang oleh seniman desa setempat yang sangat khas. Berikutnya adalah pelaksanaan tarian massal yang disebut Maena yang menjadi hiburan yang sangat menarik di sana. Maena merupakan tarian wajib yang dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan adat di Nias, dan dilakukan secara massal, sebagai wujud suka cita.
Kegiatan OWASA ini memang membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, tetapi semangat kegotongroyongan membuat keadaan menjadi ringan. Pelaksanaan OWASA, melibatkan banyak pihak dengan prinsip yang khas dari Nias yaitu "Fa'ahasaradodo". Hal ini menunjukkan bahwa tata upacara adat yang khas bermakna sebagai momen kebersamaan, yang dilakukan dengan suka cita dan menyatukan. Selain itu, potensi warisan budaya ini, dapat dijadikan aset wisata dari Nias yang menarik, sekaligus memperkenalkan produk peradaban yang tipikal dari wilayah pantai barat Sumatera Utara.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |