Morego adalah sejenis tarian untuk menyambut kepulangan para pahlawan dari medan perang dengan membawa kemenangan. Sebelum melakukan tarian ini ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para penari diantaranya meminta restu kepada pemangku adat, setelah itu mencari wanita pasangan menari yang belum menikah. Source: http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-tari-tradisional-sulawesi-tengah.html
Nama alat gambusu ini diambil dari nama gambus yang dikenal secara umum. Karena bahasa di Tanah Kaili yang bersifat vokalis, maka pada akhir kata gambus ditambah dengan bunyi u, sehingga alat itu dinamakan gambusu. Gambusu = kata benda Gambusu = bermain gambus = kata kerja. Bahan: Kayu nangka, kawat baja kecil atau tali nilon dan kulit kambing/ sapi yang kuning. Bentuk: Lihat foto. Warna : Kekuning-kuningan. Cara membuatnya Pertama kali diperhatikan adalah memilih bahan yakni kayu nangka. Kayu nagngka yang sudah tua dan bentuknya yang bulat sebgai pilihan utama untuk membuat alat tersebut. Kayu itu dipotong sepanjang ± 1,5 meter, dengan garis tengah dan dikeluarkan kulitnya. Kayu nangka yang telah dipotong itu dijemur, dan kira-kira sudah kering, maka dengan cermat kayu atau dikeluarkan 1/3 bagian. Boleh juga diambil kayu nangka yang kering meranggas, sehingga tidak perlu dijemur. Menjemurnya bukan dipanas matahari, tetapi cukup hanya dianginkan, sehingga tida...
Tali Bonto (pengikat) Bahan : Pelepah sagu atau pelepah enau dan kain serta manik-manik. Bentuk : Pipih dibentuk bulat disesuaikan dengan ukuran kepala. Cara membuatnya . Mula-mula menyiapkan pelepah atau pelepah sagu, lalu dibersihkan kemudian diiris sepanjang 55 cm sampai 65 cm. Setelah itu bahan tadi dibungkus dengan kain. Pada umumnya kain pembungkus berwarna merah. Setelah itu dipasangkan manik-manik sampai seluruh permukaan (bagian luar) dari tali tadi, dengan jalan menjahit manik-manik tersebut. Setelah itu tali siap dipakai pada kedua ujung dan dapat langsung dijahit sehingga tali langsung berbentuk bulat atau dengan jalan mengingat kedua ujung tali atau membuat kancing kait. Cara memakainya . Tali dipakai diatas kepala tepat di atas dahi sebagai penahan rambut. Fungsinya . Tali mempunyai fungi sebagai penahan rambut. Pemakai tali rambutnya harus dilipat keatas. Tali selain sebagai penahan rambut juga sebagai hiasan kepala. Persebarannya...
Siga (Destar) Bahan : Kain (yang dibuat dari bahan tenunan). Bentuknya : Segi empat dengan ukuran 1 m x 1 m. Cara membuatnya . Siga yang digunakan oleh penari di Sulawesi Tengah kebanyakan singa hasil tenunan. Siga biasanya dibuat dari benang sutera sintetis atau hasil campuran benang katun dan benang kapas yang lebih dikenal dengan nama Spunlik. Untuk menenun siga diperlukan satu earna saja untuk itu baik benang lungsi maupun pakan dicelup dalam satu warna. Siga ditenun berbentuk segi empat. Pada bagian pinggiran dan bagian tengahnya diberi hiasan dengan benang emas, dengan jalan menyelipkan benag emas atau perak atau ketika menenun. Pembuatan ragam hias ini dilakukan dengan cara menghitung komposisi tingkat benang dalam susunan benang yang mempunyai motif sendiri. Untuk satu lembar siaga biasanya dapat diselesaikan oleh pengrajin desa sampai tiga hari. Pada umumnya cara menenun masih menggunkan alat tenun tradisional yang dikenal gedongan. Cara memakain...
Bahan : Kain (hasil tenun). Bentuk : Segi empat panjang dengan ukuran panjang 1,5 m Lebar 60 cm Cara membuatnya . Sampolu pada mulanya ditenun dari benang sutera. Seperti kita ketahui bahwa di Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Donggala terkenal dengan tenun sarung Donggala. Jadi yang ditenun bukan hanya sarung saja melainkan bermacam-macam jenis perlengkapan seperti sampolu (selendang) siga (Destar) sitage (stagen), dan lain-lain. Untuk menenun tersebut masih digunakan alat tenun gedongan. Cara menenun sampolu kedua arah benang nupasau danupasua atau lungsi maupun pakan tersebut dari satu warna. Untuk simpolu dapat memilih warna-warna merah, kuning dan hijau. Pada simpolu kita temui hiasan pada semua tepi, kecuali tepi bagian bawah. Hiasan tersebut dari benang kumbaja atau benang warna emas dan perak dengan jalan menyisipkan benang kumbaja tersebut ketika menenun. Pembuatannya dengan jalan menghitung benag menyerupai piramida tetapi mempunyai motif tertentu seperti...
Bahan : Kulit kayu. Bentuk : Pipih panjang dengan ukuran 5 cm panjang 75 cm, lebar 5 cm. Cara membuatnya . Mula-mula memilih kayu Nunu (beringin) kemudian dengan memberi makanan atau sesajen yang berupa satu ekor ayam putih dan makanan ketan empat warna yakni merah putih, kuning dan hitam, lalu sando atau dukun membaca mantra yang memohon pada roh halus penghuni pohon besar tersebut tidak marah karena tempat tinggal mereka akan rusak. Seudah itu siap memilih dahan yang cukup untuk kebutuhan pembuatan Silu. Setelah itu dahan tali dipotong-potong dengan panjang ± 60 cm sampai 70 cm. Kemudian direndam disungai selama tiga malam setelah kulit lepas dari batangnya, lalu kulit tadi diletakkan diatas papan tempat yang sudah disiapkan lalu dipukul-pukul hingga kulit arinya dan kulit bagian atas keluar kemudian direndam lagi di dalam sungai selama tiga hari tiga malam. Setelah itu kulit kita angkat lalu dipukul-pukul kembali diatas papan dengan alat pemukul juga yang s...
Bahan : Kayu lepas (bahasa kaili) Kayu lepaa. Cara membuatnya . Mula-mula mencari kayu lepaa dengan membuat upacara berupa memberi makan (sesajen) nasi pulut empat warna, hitam, putih, merah dan kuning, serta ayam putih. Kemudian sang dukun membaca mantera, yang gunanya untuk memohon pada Sang Maha Besar Tuhan memakai perisai ini kuat dan menang dalam medan perang, juga meminta pada para penghuni hutan bahkan kayu-kayu tersebut agar merestui dan memberi dengan senang hati. Kemudian dipilih kayu yang garis menengahnya ± 18 cm sampai 20 cm, panjang ± 110 cm. Kemudian dibagi empat. Seperempat bagian dibuang, tinggal tiga perempat gabian berbentuk segi tiga. Lalu bagian dalam dipahat dibentuk sehingga yang tinggal adalah tempat pegangan dengan ukuran ± 40 cm yakni 20 + 20 cm batas penahan tempat pegangan sedangkan 20 cm adalah berupa lebar sisi kiri kanan 10 cm, sisi dalam 8 cm, tebal sisi ± 3 cm. Pada bagian dinding sisi dibuat lubang tempat un...
Masyarakat adat nusantara masih memegang teguh tradisi dan kebudayaan serta warisan kultural dari para leluhurnya. Baik dari pola hidup maupun dari berbagai ritual adatnya. Ngata Toro merupakan desa adat yang masih memegang teguh tradisi para leluhur. Ngata Toro atau Desa Toro merupakan sebuah desa yang berada di dekat Taman Nasional Lore Lindu, tepatnya di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Desa ini terkenal dengan varietas padi unggulan seperti padi Kamba dan padi Kanari. Menurut pengakuan salah seorang tetua adat, masyarakat Desa Toro sejak dulu sudah menggantungkan hidupnya pada dua nilai moral, yaitu hintuvua dan katuvua . Hintuvua adalah nilai-nilai moral dalam membangun hubungan antar sesama manusia dengan berlandaskan saling cinta, penghargaan, solidaritas, dan musyawarah. Sedangkan, katuvua adalah nilai-nilai ideal tentang pola hubungan antara manusia dengan lingkungannya yan...
Tarian Manca adalah salah satu tarian yang sangat populer dikalangan masyarakat Bajo.Tarian ini dilakukan pada saat ada pesta pernikahan yang resmi (Massuro). Biasanya tarian ini dibawakan oleh sepasang pamanca (tukang manca) terdiri dari dua orang yang masing-masing saling membawa peddah (pedang). Tarian ini sudah merupakan turun temurun dari nenek moyang mereka.Si pamanca sudah terlatih sejak kecil,sehingga gerak badannya sangat lentur sesuai dengan irama sarroni/sulleh(seruling) dan gandah (gendang). Sumber: http://auteurdelaction.blogspot.com/2014/07/suku-bajo-arsitektur-sosial.html