Bahan: Kain (hasil tenun). Bentuk: Segi empat panjang dengan ukuran panjang 1,5 m Lebar 60 cm
Cara membuatnya. Sampolu pada mulanya ditenun dari benang sutera. Seperti kita ketahui bahwa di Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Donggala terkenal dengan tenun sarung Donggala. Jadi yang ditenun bukan hanya sarung saja melainkan bermacam-macam jenis perlengkapan seperti sampolu (selendang) siga (Destar) sitage (stagen), dan lain-lain.
Untuk menenun tersebut masih digunakan alat tenun gedongan. Cara menenun sampolu kedua arah benang nupasau danupasua atau lungsi maupun pakan tersebut dari satu warna. Untuk simpolu dapat memilih warna-warna merah, kuning dan hijau. Pada simpolu kita temui hiasan pada semua tepi, kecuali tepi bagian bawah. Hiasan tersebut dari benang kumbaja atau benang warna emas dan perak dengan jalan menyisipkan benang kumbaja tersebut ketika menenun. Pembuatannya dengan jalan menghitung benag menyerupai piramida tetapi mempunyai motif tertentu seperti bunga. Satu lembar Simpolu dapat diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga hari lamanya.
Cara memakainya. Sampolu dipakai diatas kepala menutup seluruh kepala. Sampolu digunakan pada tarian tradisional seperti tari Pewulu Cinde, Tari Tomanuru dan hampir semua tari tradisional.
Fungsinya. Pada tari Pewulu cinde, Sampolu dipakai sebagai penutup muka gadis-gadis penari bukan sebagai cadar melainkan Sampolu disini menunjukkan kepribadian dan keseopanan. Sebab apabila tidak memakai Sampolu nampaknya penari seperti kehilangan pakaian.
Persebarannya. Untuk Sampolu digunakan memakai pada hampir semua tari tradisional dan tari daerah bahkan tari kerja pun kadang-kadang memakai Sampolu hanya saja disesuaikan dengan kebutuhan tari.
Source: http://telukpalu.com/2008/04/peralatan-tari-tradisional-2/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang