Tahukah anda tempat wisata Air Terjun Sedudo yang berada di kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur? tempat wisata itu terdapat dipegunungan gunung wilis, tempatnya begitu asri, sejuk bahkan dingin yang bisa dijadikan jujukan untuk berwisata untuk menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas. Jalan menuju tempat wisata itu juga cukup mudah dan mulus, namun harus melalui jalan yang menanjak dan curam, untuk itu harap berhati-hati bila ingin berkunjung kesana. Air terjun Sedudo juga diangap sebagai tempat yang sakral (wingit), dan setiap tempat yang sakral biasanya selalu ada kisah atau legendanya, bagaimana kisah air terjun sedudo, inilah Layar Baru yang telah mendapatkan kisah tersebut dari sumber yang dapat dipercaya di taman wisata air terjun Sedudo. Air terjun Sedudo yang berada di ketinggian 1.438 meter di atas permukaan laut (dpl) di sisi timur kawasan Gunung Wilis dengan ketinggian air terjun sekitar 105 meter...
“Sebelum ayam berkokok dan fajar datang, bengawan harus sudah terbentang!” tegas Nararaja Wikrama Mahesa, penguasa gunung Renteng Utara. “Sendiko dawuh gusti!” jawab Rakryan Mahapatih Singoduto yang ditunjuk oleh Sang Nararaja untuk menjalankan misi. “Bawa satu kapal beserta armada terkuat kita, bengawan ini akan menjadi jalur rahasia kita menaklukkan negeri Ngatas Angin di lereng gunung selatan!” lanjut Nararaja. “Ingat Singoduto, jika misi ini tidak selesai sebelum fajar tiba, jangan harap kamu beserta pasukanmu bisa kembali ke kerajaan ini!” “Siap laksanakan titah paduka” Singoduto menyembah dan undur dari paseban agung. Tak berselang lama, ratusan prajurit digdaya dipimpin Rakryan Mahapatih Singoduto sudah berkumpul di halaman pendopo kerajaan. “Wahai prajurit gunung renteng nan gagah perkasa, siapkan kesaktian kalian, malam...
Kota Nganjuk merupakan sebuah kota kecil yangmemiliki potensi dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satu di antaranya adalah sektor pariwisata. Tidak hanya keindahan panorama alam saja yang ditawarkan oleh beberapa obyek wisata Nganjuk, melainkan pula obyek wisata yang mengandung unsur historis (sejarah nganjuk), dan juga nilai-nilai budaya. Salah satu wisata yang menonjolkan unsur historis di kabupaten Nganjuk adalah Candi Lor . Lokasi candi lor ini terletak di desa Candirejo kecamatan Loceret kabupaten Nganjuk. Jalan untuk menuju Candi Lor Nganjuk ini sangat mudah dijangkau oleh masyarakat lokal Nganjuk sendiri maupun wisatawan yang ingin berkunjung. Jika kita menggunakan sarana transportasi umum, kita bisa menggunakan bus jurusan Nganjuk-Kediri kemudian turun di pertigaan Loceret. Setelah itu, kita bisa menggunakan becak atau ojek. Untuk menghemat biaya, pengunjung bisa berjalan kaki sekitar 5 menit saja. Pada candi lor ini,kita bisa menyaksik...
Dahulu, sekitar awal abad ke-15, di mana Kerajaan Majapahit berpusat di Kediri di bawah kepemimpinan Raja Bhre Wijaya atau dikenal dengan sebutan Brawijaya. Bersamaan dengan kejayaan Raja Brawijaya itu, di sebuah desa kecil di lereng Gunung Kelud hiduplah seorang perempuan bernama Nyai Anjarini. Perempuan yang memiliki paras cantik itu hidup bersama seorang putranya yang terlahir dengan segala kesempurnaan, baik fisik dan jiwanya. Konon, anak itu tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan ganteng, bernama Jaka Papak. Hanya saja, Papak terlahir tanpa kehadiran seorang ayah, pasalnya Nyai Anjarini saat menggandung Jaka Papak sudah ditinggalkan oleh ayahnya. Tidak mengherankan karena ketampanan Jaka Papak membuat hati Nyai Anjarini serba kuatir atas keselamatan putranya. "Anakku, jangan pergi jauh-jauh, di luar sana udaranya dingin, nanti bisa jatuh sakit," tutur ibunya setiap kali Papak hendak bermain bersama teman-teman sepermainannya. "Iya ibu, Papak hanya bermain di bawah pohon mang...
Pada jaman dahulu ada seorang perantau yang mempunyai putri dan telah membuka lahan untuk tempat tinggal merreka. Setelah beberapa tahun, putrinya telah menginjak dewasa. Dan diapun bertemu dengan seorang orang lelaki dari desa lain yang sekarang bernama (Desa Jati Rejo). Akhirnya keduanya saling mengenal dan saling jatuh cinta. Setelah lama mereka menjalin hubungan (asmara). Dan akhirnya kedua orang tua mereka tau, bahwa mereka sedang menjalin hubungan. Tapi kedua orang tua mereka tidak merestuai. Setelah itu mereka berdua bersumpah bahwa mereka tidak akan menikah sampai mati. Setelah mereka bersumpah. Akhirnya, yang perempuan menjadi LANJAR dan yang laki-laki menjadi WADAT. Waktu terus berlalau gadis itu sering saki-sakitan. Pada akhirnya, dia duduk di bawah pohon LO dan menggantungkan tempat minum yang terbuat almunium yang bernama (CERET). Akhir dari cerita. Gadis itu bersumpah dalam hati “kalau saya meninggal, desa ini kunamai desa LOCERET”.&nbs...
Diperkirakan pada masa berkembang kerajaan Mataram Islam, pada waktu itu di kawasan Kediri terdapat seorang perampok yang sangat ditakuti oleh masyarakat di kawasan itu karena kesaktian dan kejadugannya. Dia lalu dikenal dengan sebutan Maling Gendiri. Dikisahkan oleh KH Mujaddad Faqihudin, seorang kiai pengasuh pesantren dari Warujayeng Nganjuk, bahwa Maling Gendiri tersebut dikenal sebagai orang yang sakti dan jaduk di kawasan Kediri karena dia mempunyai ilmu "bancoono". Tidak ada satu pendekar dan jawara pun yang dapat mengalahkannya. Kesaktian dan kejadugan yang superior tersebut membuatnya berbuat semena-mena dan meresahkan masyarakat. Harta benda masyarakat menjadi tidak aman. Pada suatu malam maling ini merampok berbagai perhiasan yang kemudian ia dikejar-kejar oleh lusinan aparat pemerintahan Hindia Belanda. Tapi berkat ilmu bancolononya, petugas keamanan Belanda berhasil dikelabuinya, Maling Gendiri berhasil lolos, padahal waktu it...
Legenda Sendang Tawun Ngawi Jatim (Duk Beji) By rico | Jun 23, 2014, Published In Featured , Kabupaten Ngawi , News | 0 comments (Legenda Sendang Tawun Ngawi Jatim (Duk Beji) ) Taman wisata pemandian Tawun, terletak di Desa Tawun Kec. Kasreman Kab. Ngawi sekitar 7 Km dari pusat kota kearah timur, yang sebagian besar penduduknya adalah Petani dengan jumlah 10 Dusun, antara lain Dsn Tawun 1 sampai 4, kemudian Mencon, Beton, Bugel, Konten, Pucang dan terakhir Dusun “Dari”. Kisah berawal pada abad 15. Konon Ki Ageng Tawun (biasa juga di sebut Ki Ageng Mentaun) menemukan Sendang ( Mata Air) yang kemudian diberi nama Sendang Tawun dan Ki Ageng Tawun kemudian menetap disana dan dikaruniai 2 orang anak yaitu Raden Lodrojoyo dan Raden Hascaryo. Sementara kedua putranya mempunyai kegemaran yang berbeda. Raden Lodrojoyo lebih suka bertani. Sedang Raden Hascaryo lebih condong be...
Desa Sirigan merupakan salah satu desa di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun/Rukun Warga (RW) dan 18 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan kisah-kisah yang diceritakan oleh sesepuh desa, Desa Sirigan ini terdiri dari Dusun Sirigan dan Dusun Melok.Dalam perkembangannya, Dusun Melok dibagi menjadi dua, yaitu Dusun Melok Kulon dan Dusun Melok Wetan. Ketiga dusun tersebut memiliki legendanya masing-masingberdasarkan kejadian awal dalam pemberian nama tersebut. Beberapa sumber menceritakan bahwa Putri Sukawati adalah putri dari Raden Adipati Kartanegara, yaitu Bupati Ngawi ketiga yang menjadi pemimpin Ngawi dari tahun 1834-1837 yang sekarang dimakamkan di Sine. Sedangkan Panembahan Jimbun berasal dari Kerajaan Kartasura. Putri Sukawati melakukan perjalanan ke arah timur karena dikejar-kejar oleh Panembahan Jimbun yang jatuh cinta (gandrung-jawa) kepada Putri Sukawati. Sumber lain menceritakan bahwa legenda Desa Sirigandimulai dari kisah cinta...
Jika sampai sekarang puncak Gunung Lawu dianggap keramat oleh rakyat Magetan dan sekitarnya, memang beralasan. Karena menurut kepercayaan, yang menguasai puncak Lawu adalah keturunan Raja Brawijaya VII. Ketika masih muda Raja Brawijaya sebenarnya bernama Raden Damarwulan. Damarwulan ini raja terakhir kerajaan Majapahit yang bergelar Raja Brawijaya ke 7. Adapun puteranya yang nomor lima bernama Raden Bondan Gugur. Raden Bondan Gugur inilah sebenarnya yang sampai sekarang ini membayangi puncak Gunung Lawu. Saudara Raden Bondan Gugur yang bernama Raden Patah berada di Bintara atau Demak. Jadi Raden Patah adalah yang memerintah di Demak Bintara. Raden Patah kemudian mengambil gelar Raden Jimbuningrat. Lazim juga disebut sebagai Babah Patah. Raden Patah inilah yang menyebar luaskan ajaran agama Islam. Apakah sebabnya Raden Bondan Gugur bertempat di puncak gunung Lawu? Sebab musababnya ialah karena pada waktu itu terjadi perang antara Majapahit dengan Adipati Bojonegara atau Cepu....