Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Nganjuk
Kisah Syekh Abdullah Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri
- 11 Juli 2018
Diperkirakan pada masa berkembang kerajaan Mataram Islam, pada waktu itu di kawasan Kediri terdapat seorang perampok yang sangat ditakuti oleh masyarakat di kawasan itu karena kesaktian dan kejadugannya. Dia lalu dikenal dengan sebutan Maling Gendiri. 
 
Dikisahkan oleh KH Mujaddad Faqihudin, seorang kiai pengasuh pesantren dari Warujayeng Nganjuk, bahwa Maling Gendiri tersebut dikenal sebagai orang yang sakti dan jaduk di kawasan Kediri karena dia mempunyai ilmu "bancoono".  Tidak ada satu pendekar dan jawara pun yang dapat mengalahkannya. Kesaktian dan kejadugan yang superior tersebut membuatnya berbuat semena-mena dan meresahkan masyarakat. Harta benda masyarakat menjadi tidak aman.
 
Pada suatu malam maling ini merampok berbagai perhiasan yang kemudian ia dikejar-kejar oleh lusinan aparat pemerintahan Hindia Belanda. Tapi berkat ilmu bancolononya, petugas keamanan Belanda berhasil dikelabuinya, Maling Gendiri berhasil lolos, padahal waktu itu Maling Gendiri mengendarai dokar. Yang mengherankan lagi dia dapat menghilang bersama dokar yang dinaikinya sehingga perhiasan yang ia rampok tidak dapat terendus orang lain.
 
Pada tempo itu (kurang lebih sebelum tahun 1800-an), hidup pula sekurun dengan Maling Gendiri ini seorang ulama alim pendakwah Islam di kawasan Kediri dan sekitarnya yang konon berasal dari Gujarat. Beliau ialah Syekh Abdullah Mursyad. Syekh Mursyad inilah yang akhirnya berhasil mengalahkan kesaktian Maling Gendiri. 
 
Sebagai juru dakwah waktu itu, ketika menyaksikan masyarakat dan rakyat resah tidak tenang akibat ulah Maling Gendiri itu, kemudian Syekh Mursyad tergerak hatinya berbuat sesuatu, yaitu menghentikan aksi kejahatan Maling Gendiri supaya keadaan menjadi kondusif.  Sejak Maling Gendiri berhasil dilumpuhkan oleh Syekh Mursyad, masyarakat lega merasa tenang dan aman. Biang kekacauan dan ketidakamanan sudah hilang.     
 
Menurut penuturan dari almaghfurlah KH Abdul Aziz Mansyur, Pacul Gowang Jombang, Syekh Abdullah Mursyad merupkan seorang Muballigh Islam, penyebar Islam yang berasal dari Gujarat. Selain seorang ulama yang alim, juga jawara yang sakti sebagaimana telah diceritakan oleh Kiai Mujadad di atas.
 
Walau begitu, masih menurut KH Abdul Aziz Mansyur, sejarah riwayat hidupnya Syekh Abdullah Mursyad sendiri sebetulnya masih samar-samar. Hal itu karena sangat sulit melacak dan menelusuri apakah dia benar-benar pendatang dari Gujarat ataukah seorang asli pribumi. Sebab pada waktu itu banyak para pendatang baik dari negeri Cina maupun Arab yang mendarat di kepulauan Nusantara. 
 
Biasanya mereka singgah di kerajaan Mataram Islam seperti keraton Surakarta dan Yogyakarta yang waktu itu namanya sudah masyhur di mana-mana, sehingga tidak heran jika kemasyhuran kerajaan Mataram Islam ini menjadikan banyak bangsa lain menjadi begitu tertarik untuk mendatangi pulau Jawa yang terkenal kaya dengan potensi alamnya. Misi mereka bermacam-macam. Selain untuk berdagang, umumnya mereka juga menyebarkan agama Islam di kawasan Nusantara ini.
 
Kini makamnya Syeikh Abdullah Mursyad tersebut berada di area pemakaman Setono Landean, terletak kurang lebih 5 KM dari desa Mrican Kota Madya Kediri, Jawa Timur. Oleh masyarakat setempat lokasi tersebut biasa dinamakan dengan sebutan "Setono Landean". Makam tersebut kini ramai didatangi para peziarah dari berbagai daerah khususnya pada Kamis malam Jumat.
 
Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/68184/kisah-syekh-abdullah-mursyad-kalahkan-kesaktian-maling-gendiri

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU