jawa tengah
294 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
4_Dodol Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Dodol Aceh memiliki beragam rasa, seperti durian, kelapa, nanas dan banyak lainnya. Dodol ini memiliki warna hitam pekat, kenyal, dan tak kalah nikmat dengan dodol-dodol dari daerah lain. Di Aceh, dodol juga menjadi makanan yang kerap hadir dalam acara-acara adat, seperti resepsi pernikahan. Dodol Aceh mempunyai rasa manis dan rasa santan. Santan kelapa merupakan bahan baku utama makanan ini. Santan dimasak hingga 6 jam sehingga didapatkan patinya. Selama proses memasak, dodol harus terus diaduk agar santannya merata. Dodol ini nantinya dibungkus dan sekilas bungkusannya menyerupai bungkusan gula jawa. Tidak sulit menemukan dodol Aceh, sebab panganan ini tersedia di gerai-gerai yang menjual oleh-oleh, juga tersedia di Jalan Nasional yang menghubungkan Kabupaten Aceh yang satu dengan Kabupaten Aceh lainnya.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/06/camilan-khas-nanggroe-aceh-darussalam/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Rencong
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Aceh

<p style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 1.5em; color: rgb(0, 0, 0); font-family: Georgia, "Times New Roman", serif; font-size: 18px; text-align: justify;"> Nama  Rencong  sebenarnya berasal dari “Runcing”, kemudian berubah menjadi Rincung, yang kemudian berubah lagi menjadi “Rencong” (Bahasa Aceh: Rintjong). Adapun bentuk salinan dari ujungnya yang tajam itu adalah dari huruf Mim sebagai bentuk rencong, huruf Mim ini mempunyai suatu sejarah pada awal penciptaannya, bahwa dijadikan huruf Mim itu disertai dengan suatu cahaya yang menerangi alam jagat raya. Itulah cahaya Nur-Muhammad, demikian menurut sebuah riwayat yang ada. <p style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 1.5em; color: rgb(0, 0, 0); font-family: Georgia, "Times New Roman", serif; font-size: 18px; text-align: justify;"> Sejarah <p style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 1.5em; color: rgb(0, 0, 0); font-family: Georgia...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Putri Pucuk Gelumpang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu hiduplah seorang bangsawan kaya raya. Sehari-harinya bangsawan itu dipanggil dengan sebutan Bangsawan Besar. Saat itu Istri Bangsawan Besar sedang mengandung. Bangsawan Besar mengharapkan anaknya kelak lahir laki-laki, supaya bisa meneruskan pencahariannya berniaga. Suatu hari Bangsawan Besar sedang bercakap-cakap dengan kedua anak buahnya yang paling dipercaya. Mereka bernama Lesamana dan Pedanelam. “Memang sebaiknya Bangsawan memiliki anak laki-laki. Hanya anak laki-laki yang kelak bisa meneruskan Tuanku memimpin kapal-kapal dagang!” Kata Lesamana. “Benar Bangsawan. Jangan sampai istri Bangsawan melahirkan anak perempuan!” Imbuh Pedanelam. “Ya aku harus berketurunan anak laki-laki tangguh!” Sahut Bangsawan Besar sambil mengangguk, mengiyakan kedua pembantu setianya. Sesampainya di dalam rumah Bangsawan Besar masih memikirkan perkataan kedua pembantu setianya. Bahwa kelak anaknya harus seorang bayi laki-laki. Malam itu B...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Tengku Syiah Kudam
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu ada seorang raja yang sangat luas kekuasaannya. Pada waktu memerintah usianya telah lanjut. Raja itu memiliki seorang anak laki-laki yang telah dewasa. Raja besar itu menginginkan kelak anaknya menggantikannya sebagai raja yang besar pula. Anak Raja itu sejak kecil diajar berbagai ilmu pengetahuan. Guru-guru dan ahli didatangkan ke istana untuk mengajar putra mahkota itu berbagai ilmu. Ilmu perang, ilmu tata negara, ilmu perbintangan, ilmu hukum, ilmu perdagangan dan lain-lain. Setelah beranjak dewasa diketahui putra itu paling menguasai ilmu perdagangan. “Ananda lebih pantas menjadi seorang saudagar!” kata guru kepala kepada Raja. “Apa, anakku pantas menjadi pedagang, mengapa begitu?” “Sebab Ananda mudah sekali memahami dan menguasai seluk beluk berdagang, lain dengan ilmu perang atau tata negara. Ananda susah memahami dan menangkap maksudnya. Oleh sebab itu, lebih baik Ananda menjadi sudagar saja!” Usai mengadakan perte...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Nahkoda Sekam
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu tersebutlah laki-laki bernama Nahkoda Kadir. Pekerjaannya berlayar mengarungi samudra dan singgah di pulau-pulau yang jauh, membawa barang dagangan yang laku dijual. Begitulah kehidupan Nahkoda Kadir, berdagang sekaligus menjadi nahkoda perahu botnya sendiri. Suatu hari Nahkoda Kadir berlayar ke Pulau Penang. Perahu bot itu membawa barang dagangan dari Aceh. Rotan, damar, dan jernang telah dikepak dengan rapi. Nahkoda Kadir mengumpulkannya dari para pedagang setempat kemudian menjualnya ke Pulau Penang. Barang-barang dagangan ini laku keras karena tidak dijumpai di Pulau Penang. Setelah berjam-jam mengendari perahu botnya. Nahkoda Kadir mendarat di Pulau Penang. Nahkoda Kadir memerintahkan awak perahunya supaya berjaga-jaga. Nahkoda Kadir berjalan ke darat mencari saudagar yang mau membeli barang-barangnya. Tak lama kemudian Nahkoda Kadir bertemu dengan seorang saudagar yang berperawakan seperti dirinya. Saudagar besar itu berasal dari India, bernama Gulam Ahma...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Bayan Budiman
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu, daratan Aceh dihuni sebuah negeri makmur kaya raya, bernama Negeri Santarira. Negeri itu diperintah oleh seorang raja besar termasyhur keagungannya. Daratan-daratan subur, hutan, dermaga pelabuhan dan samudra yang luas berada di bawah kekuasaannya. Raja Santarira menjadi raja yang paling meugah. Wilayah kekuasaannya meliputi Pasir Putih Ayam Denah, yaitu daerah Riau, antara Sabang dan Pulau Andaman diberi nama Durian Tokok Raja, yakni durian yang ditanam dan ditandai oleh raja sebagai bukti bahwa daerah tersebut berada di bawah pemerintahannya. Raja Santarira memiliki tiga anak laki-laki. Diantara ketiga anaknya, anak kandungnya hanyalah seorang, diberi nama Sultan Parisi. Anak yang kedua adalah anak seorang menteri, diberi nama Nizam. Sedangkan anaknya yang seorang lagi adalah anak saudagar besar, diberi nama Aria. Ketiga anak laki-laki itu lahir pada waktu dan hari yang sama. Raja Santarira mengasuh ketiga anak itu layaknya anak kandung sendiri, tidak dibedaka...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Cabe Rawit
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut. Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah. “Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.” “Entahlah, suamik...

avatar
Oase
Gambar Entri
7_ Pangeran Amat Mude
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Raja dan Ratu Negeri Alas sudah lama menikah, tapi mereka belum dikaruniai anak. Akhir-akhir ini, Raja sering melamun, cemas memikirkan nasib Kerajaan Alas jika mereka tak memiliki putra mahkota. Ratu berusaha untuk menghibur Raja. "Kita sudah berusaha keras. Sebaiknya kita bersabar dan terus berdoa, Kanda." Raja tersenyum dan menjawab, "Sungguh Kanda beruntung memiliki istri seperti Dinda. Benar, kita tak boleh berhenti berusaha dan berdoa. Semoga Tuhan mengabulkan doa kita." Suatu pagi, Ratu tak enak badan dan tubuhnya lemas. Raja panik. Tabib kerajaan dipanggil untuk memeriksa Ratu. "Selamat Baginda. Ratu sedang mengandung, " kata Tabib sambil menyalami tangan Raja. Raja dan Ratu amat senang mendengar perkataan tabib itu. Mereka mengucap syukur pada Tuhan. Kabar kehamilan Ratu pun cepat tersebar. Seluruh rakyat bersuka cita. Ratu melahirkan bagi laki-laki yang sempurna, tampan, berkulit bersih, dan berambut tebal. Raja menggelar pesta besar-besaran untuk menyambut putrany...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Meuen Geuti
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Suatu permainan lain yang juga terdapat di Daerah Istimewa Aceh, khususnya yang terdapat di kawasan Aceh Besar adalah permainan meuen geuti atau meu geuti. Seperti telah dijelaskan dalam permainan-permainan terdahulu bahwa pemberian nama berdasarkan cara melakukan permainan ini. Meuen artinya bermain dan geuti artinya tengki (dikenakan). Jadi, secara lengkap berarti permainan yang dilakukan anak-anak dengan cara menengki biji-bijian, seperti biji asam jawa, biji meninjau, buah kemiri, atau batu-batu kecil. Nama lain untuk permainan ini adalah meu teh, tetapi ada juga yang menyebutkan dengan meu keh. Baik meu teh maupun meu keh mempunyai arti yang sama dengan meu geuti. Penyebutan meu teh atau meu keh terdapat di beberapa daerah, dengan berdasarkan pada bunyi yang ditimbulkan biji-bijian atau batu-batu kecil yang mengena antara satu dengan yang lainnya pada saat biji itu ditengki. Demikianlah pemberian nama untuk permainan ini, baik meuen geuti maupun meu teh atau meu keh, yang sema...

avatar
Oase