Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Aceh Aceh
7_ Pangeran Amat Mude
- 20 Mei 2018

Raja dan Ratu Negeri Alas sudah lama menikah, tapi mereka belum dikaruniai anak. Akhir-akhir ini, Raja sering melamun, cemas memikirkan nasib Kerajaan Alas jika mereka tak memiliki putra mahkota. Ratu berusaha untuk menghibur Raja. "Kita sudah berusaha keras. Sebaiknya kita bersabar dan terus berdoa, Kanda." Raja tersenyum dan menjawab, "Sungguh Kanda beruntung memiliki istri seperti Dinda. Benar, kita tak boleh berhenti berusaha dan berdoa. Semoga Tuhan mengabulkan doa kita."

Suatu pagi, Ratu tak enak badan dan tubuhnya lemas. Raja panik. Tabib kerajaan dipanggil untuk memeriksa Ratu. "Selamat Baginda. Ratu sedang mengandung, " kata Tabib sambil menyalami tangan Raja. Raja dan Ratu amat senang mendengar perkataan tabib itu. Mereka mengucap syukur pada Tuhan. Kabar kehamilan Ratu pun cepat tersebar. Seluruh rakyat bersuka cita.

Ratu melahirkan bagi laki-laki yang sempurna, tampan, berkulit bersih, dan berambut tebal. Raja menggelar pesta besar-besaran untuk menyambut putranya. Selain seluruh rakgat, semua hewan dan makhluk halus pun turut diundang. Dalam pesta itu, Raja mengumumkan, bahwa putranya bernama Amat Mude.

 

Pangeran Amat Mude tumbuh menjadi anak yang lucu dan pintar. Usianya belum genap 10 tahun ketika sang Raja mulai sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia. Seluruh rakyat berduka. Lalu muncul persoalan. Siapa yang akan memerintah kerajaan? Pangeran Amat Mude masih sangat kecil. Karena itu, Ratu memutuskan untuk menyerahkan takhta sementara pada adik Raja. Sang Paman setuju. Rencananya ia akan memerintah sampai Pangeran Amat Mude cukup umur. Namun lama-kelamaan sang Paman lupa diri. Ia ingin menjadi raja selamanya. Ia lalu mencari cara untuk menyingkirkan Pangeran Amat Mude. Mula-mula kamar Ratu dan Pangeran dipindahkan ke belakang. Lalu sang Paman juga mengabaikan kesejahteraan sang Ratu. Ratu yang baik hati tidak berprasangka buruk dan menerima semua perlakuan itu.

 

Suatu hari sang Paman mengumpulkan para prajurit dan mengeluarkan perintah, "Ajaklah Ratu dan Pangeran berburu ke hutan, kemudian tinggalkan mereka di sana." Para prajurit bingung. "Bukankah Pangeran Amat Mude adalah putra mahkota Negeri Alas?" tanya mereka. "Tutup mulut! Akulah Raja Negeri Alas. Laksanakan perintahku atau kalian kuhukum," jawab sang Paman. Akhirnya Ratu dan Pangeran Amat Mude dibuang ke hutan.

Pangeran Amat Mude adalah anak yang pintar dan tidak manja. Meskipun hidup di rumah sederhana di hutan, ia tak pernah mengeluh. Ia bahkan sering membantu ibunya mencari makanan atau buah-buahan ke kedalaman hutan.

Suatu hari, ketika Pangeran Amat Mude mencari buah-buahan, ia menemukan sungai yang penuh ikan. Dengan ranting pohon yang sudah diasah tajam, ia menangkap ikan-ikan itu. Dalam sekejap, ia berhasil menangkap beberapa ekor ikan. Sesampainya di rumah, Ratu menyambut hasil tangkapan itu dengan gembira.

 

Saat membersihkan perut ikan, Ratu merasa ada benda keras di dalamnya. Ratu mengira itu adalah telur ikan. Namun setelah diamati, ternyata itu adalah emas. Ratu berteriak, "Anakku... cepatlah kemari. Lihat, Ibu menemukan sebutir emas di dalam perut ikan ini." Pangeran Amat Mude terkejut. Lalu ia membantu ibunya membuka perut-perut ikan yang lain. Ternyata setiap ikan memiliki sebutir emas dalam perutnya.

Mereka mengucap syukur pada Tuhan. Ratu kemudian menjual emas itu, dan uangnya digunakan untuk membeli rumah yang layak huni. Ia juga membeli selimut dan pakaian baru untuk putranya. Setiap hari Pangeran pergi menangkap ikan dan menjual emasnya. Uang mereka menjadi banyak. Sekarang mereka memiliki rrumah yang bagus, ternak, dan kebun gang luas. Mereka juga tak lupa membantu orang miskin.

Pangeran Amat Mude kini telah dewasa. Kekayaan dan kedermawanannya terdengar sampai ke Negeri Alas. Pamannya tak mengira jika dia masih hidup. Dipikirnya Pangeran Amat Mude dan ibunya telah mati diterkam harimau. Ia memerintahkan para prajuritnya untuk menjemput Pangeran Amat Mude kembali ke istana.

Di istana, sang Paman berkata. "Amat Mude, kau sudah dewasa sekarang. Mungkin sudah saatnya kau menjadi raja. Tapi tidak semudah itu. Kau boleh menjadi raja jika berhasil memetik sebutir kelapa gading. Bukan kelapa gading sembarangan, tapi kelapa gading dari pulau kecil di tengah laut. Jika kau berhasil, kau boleh kembali ke istana. Tapi jika gagal, takhta kerajaan ini selamanya menjadi milikku," lanjut pamannya. Dalam hati, sang Paman tertawa. Laut itu dijaga oleh tiga hewan buas yang siap memangsa siapa saja yang lewat. "Amat Mude tak mungkin selamat!" pikirnya. Pangeran setuju. Ia memang ingin kembali ke istana demi kebahagiaan ibunya.

Saat Pangeran Amat Mude mendayung, air laut bergejolak. Perahu yang ditumpanginya nyaris terbalik. Ia amat ketakutan. Lalu, munculah seekor ikan besar didampingi seekor buaya dan seekor naga. "Hai, Anak Muda! Berani-beraninya kau melewati wilayah kami tanpa izin? Siapa kau clan hendak ke mana?" tanya ikan itu. Dengan gemetar, Pangeran Amat Mude menjawab "Na... na... namaku Amat Mude. Aku hendak ke pulau di tengah laut untuk memetik sebutir kelapa gading."

"Amat Mude? Apakah kau putra Raja Negeri Alas?" tanya Buaya dan Naga bersamaan. "B... b... benar... dari mana kalian tahu?" tanya Pangeran Amat Mude. Mereka tertawa clan berkata "Ayahmu adalah sahabat kami. Kami dulu diundang ke pesta kelahiranmu. Tak kusangka kau sekarang sudah menjadi pemuda yang gagah."

"Tenanglah, kami akan membantumu sampai ke pulau itu," sambung Naga. Sebelum berpisah, Naga memberi Pangeran Amat Mude sebuah cincin ajaib yang bisa mengabulkan semua permintaannya.

Ternyata pohon kelapa itu tinggi sekali. Pangeran Amat Mude nyaris putus asa. Tiba-tiba ia teringat pada cincin ajaib dan berbisik pada cincin itu, "Bantulah aku memetik sebutir kelapa gading." Ajaib! Dengan mudah ia berhasil memanjat dan memetik sebutir kelapa gading. Ia mengucap syukur lalu mendayung perahunya pulang.

"Paman, ini kelapa gading yang Paman minta. Sekarang saatnya Paman menepati janji." Sang Paman heran. Bagaimana mungkin Amat Mude bisa kembali dengan selamat? Lalu sadarlah ia, Pangeran Amat Mude memang ditakdirkan untuk menjadi raja. Tuhan selalu melindungi anak itu dari segala niat jahatnya. "Amat Mude, kau memang layak menjadi raja. Mulai sekarang, kau adalah raja Negeri Alas yang sah."

Sejak itu, Negeri Alas dipimpin oleh Raja Amat Mude. Ia memimpin dengan arif bijaksana, persis seperti ayahnya. Ia juga tak dendam dan tetap mengizinkan Pamannya tinggal di istana. Namun sang paman menolak. Ia memilih untuk keluar dan hidup sebagai rakyat biasa.

Pesan: Legenda Pangeran Amat Mude untukmu adalah Anak yang penyabar, tidak manja, rajin berdoa dan berusaha, pasti akan dimudahkan hidupnya oleh Tuhan.

 

 

Referensi:

  1. Dongeng Cerita Rakyat (http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-aceh-pangeran-amat-mude/)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU