Anak
405 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tarian Baris Kraras
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Tari Baris Kraras merupakan tarian tradisional yang berasal dari Bali, tepatnya dari Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.  Tarian ini termasuk tari wali, yaitu tarian upacara atau tarian sakral yang ditampilkan dalam upacara adat dan agama Hindu di Bali.  Tarian ini biasanya dipentaskan di area terdalam suatu pura (jeroan).  Tarian Baris Kraras merupakan tari Wali yang dipentaskan dalam upacara Piodalan atau Pujawali atau Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun yang jatuh pada hari Selasa Kliwon wuku Medangsia atau setiap 210 hari (enam bulan). Tari Baris adalah tarian yang menggambarkan ketangkasan pasukan, sesuai dengan namanya baris yang berasal dari kata bebaris yang dapat diartikan sebagai pasukan.  Oleh karena itu, tarian ini menggambarkan ketangkasan pasukan prajurit.  Hal unik dari tarian ini adalah iringannya menggunakan musik vokal dan busana yang digunakan terbuat dari pelepah pisang dan daun pisang tua (kraras) yang dihiasi dengan hiasa...

avatar
OSKM_16218137_Monica Mayrene Kurniawan
Gambar Entri
Pura Batu Bolong (Buleleng)
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Memang ada beberapa Pura yang bernama Batu Bolong, seperti yang berlokasi di Tanah Lot dan Lombok. Tetapi ada Pura yang memiliki nama yang sama, yang tidak diketahui banyak orang. Pura ini terletak di desa Sawan, kabupaten Buleleng. Pura ini cenderung berada di bagian utara Bali, yang memang tidak mudah diakses oleh orang banyak. Tetapi keindahan Pura ini dapat menyaingi Pura lain. Pura ini terletak di tengah-tengah hutan. Pura ini dibangun diatas bebatuan tinggi, sehingga untuk dapat mencapai situs persembahyangan, kita harus memanjat beberapa anak tangga. Selaintempat persembahyangan, pura ini memiliki sebuah tempat permandian, yang konon dulu dipakai oleh keluarga kerajaan (Walaupun sekarang airnya berisi e.coli). Tetapi jika Anda ingin mandi di Pura tersebut, ada tempat permandian umum di bagian bawah Pura. Pura ini sudah menjadi bagian dari Desa Sawan sejak lama. Biasanya jika ada acara persembahyangan yang penting, kegiatan ini dapat dilaksanakan di Pura ini. Pura ini...

avatar
OSKM18_19918112_Adrian Sindharta Suradnya
Gambar Entri
"Masanggih" - Ritual Potong Gigi
Ritual Ritual
Bali

Kedewasaan merupakan suatu hal yang didambakan setiap orang tua bagi anaknya. Pada kebudayaan tertentu, proses kedewasaan ini biasanya diikuti dengan suatu ritual atau tradisi. Contohnya dalam kebudayaan orang Hindu yang berada di Bali, yaitu Masanggih atau dikenal dengan Ritual Potong Gigi. Ritual ini dilakukan ketika seorang remaja beralih menjadi dewasa. Pada perempuan, Masanggih dijalani saat ia sudah mengalami menstruasi. Sedangkan pada laki-laki, ditandai dengan membesarnya suara. Secara biologis sudah jelas bahwa kedua peristiwa tersebut merupakan suatu tanda kedewasaan, namun terdapat alasan lain mengapa Mesanggih dilakukan setelah seorang remaja mengalami tanda-tanda tersebut, yaitu pada saat usia tersebut mereka dianggap memiliki kondisi fisik yang sudah stabil, sehingga mereka dapat menjalani prosesi pemotongan gigi dengan lancar. Ritual pemotongan gigi ini tidak dilakukan tanpa alasan. Masyarakat setempat percaya bahwa tujuan dari Masanggih ini adalah menjadikan merek...

avatar
Oskm18_16418031_indira
Gambar Entri
Asal Mula pulau Bali
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Bali

Alkisah di suatu masa ketika pulau Jawa dan Bali masih bersatu, hidup seorang raja yang bijak bernama Sidi Mantra, dan anaknya Manik Angkeran. berbeda dari ayahnya, Manik Angkeran suka berjudi dan berfoya-foya. Manik Angkeran berjudi sampai menghabiskan uang ayahnya. Sementara itu, ada seekor naga yang hidup di Gunung Agung yang bisa mmberikan permata bagi orang yang membunyikan suatu lonceng di dekatnya - dan kebetulan Sidi Mantra memiliki lonceng tersebut.  Suatu hari, Manik Angkeran mencuri lonceng dari Sidi Mantra tanpa sepengetahuannya dan pergi ke Gunung Agung. Ia membunyikan lonceng di dpan naga yang tertidur dan naga tersebut memberikannya permata. Ia melakukannya tiap hari hingga Sidi Mantra mengetahuinya. Akibatnya, sang naga marah dan hendak memakan Manik Angkeran, tetapi Sidi Mantra memohon kepada naga agar anaknya tidak dimakan, tetapi diberi ganjaran yang lain agar bisa belajar dari kesalahannya. Akhirnya, naga memisahkan tempat berdiri Sidi Mantra dan Manik A...

avatar
OSKM2018_16818219_Alvita joe
Gambar Entri
otonan
Ritual Ritual
Bali

Upacara Otonan Kata Otonan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang telah menjadi kosa kata bahasa Bali yang berasal dari kata “wetu” atau “metu” yang artinya keluar, lahir atau menjelma.Hari kelahiran umat Hindu di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali diperingati berdasarkan kalender Bali-Jawa yang disebut pasaran. Kalender ini mempergunakan perhitungan “Wuku” yang jumlahnya 30 Wuku (210 hari) dalam satu tahun Jawa-Bali, Sapta Wara (Pasaran Tujuh) dan Panca Wara (Pasaran Lima). Jadi hari kelahiran seseorang diperingati setiap enam bulan sekali menurut perhitungan 35 hari sekali) atau “Pitu Wulanan” di Jawa dengan perhitunga setiap bulannya 30 hari. Misalnya seorang yang lahir pada hari Rabu Wage Wuku Klawu atau Buda Cemeng Klawu, maka setiap hari tersebut datang dalam jangka waktu 210 hari disebut hari “Otonan” atau hari ulang tahun bagi yang bersangkutan. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan “Otonan&rdq...

avatar
OSKM18_16518111_Danendra Athallariq Harya Putra
Gambar Entri
Wisata Mistik Desa Terunyan
Ritual Ritual
Bali

Desa Terunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali ini memang terbilang terpencil. Untuk mencapai kesana harus melewati medan terjal, jalanan dengan tanjakan dan turunan curam yang diapit pegunungan, lalu menyebrangi Danau Batur. Ada sekitar 3.000 penduduk yang bermukim di Desa Terunyan, pada umumnya mereka bekerja di sektor pertanian. Tradisi masyarakatnya yang unik menjadi daya tarik wisatawan untuk datang kesini, karenanya sebagian pendudukpun mengelola sektor pariwisata seadanya dengan menyediakan perahu untuk menyebrangi Danau Batur dan memandu para wisatawan. Berbeda dengan umat Hindu umumnya, masyarakat Terunyan tidak menyembah Dewa Wisnu, Siwa, dan Brahmana. Ada satu pura yang sangat mereka hormati, yakni Pura Pancering Jagat yang di dalamnya terdapat patung Ratu Sakti Pancering Jagat. Tak hanya itu, penduduk Desa Terunyan pun tak membakar mayat dalam upacara ngaben seperti lazimnya masyarakat Bali. Mereka meletakkan jenazah di atas tanah dan h...

avatar
OSKM_16818251_karina
Gambar Entri
Mebat, Tradisi Masak Bersama
Ritual Ritual
Bali

Mebat atau Ngebat adalah salah satu tradisi masyarakat Bali untuk bergotong royong menyiapkan hidangan sebelum diadakannya upacara keagamaan. Mebat bersifat wajib, dan dimaksudkan untuk membantu tetangga sekitar yang akan mengadakan upacara keagamaan, contohnya: upacara pemberkatan sanggah, upacara pernikahan, upacara ngaben, upacara potong gigi, upacara ulang tahun, dst. Biasanya warga akan membawa golok / pisau besar untuk pelaksanaan Mebat. Mebat biasanya dilaksanakan pada hari H dini hari, agar hidangan yang disediakan masih baru, dan tidak mengganggu aktivitas warga pada hari itu. Jenis hidangan yang disediakan sangat beragam, mulai dari olahan kering sampai olahan basah, tapi semua itu bergantung pada kondisi ekonomi warga yang mengadakan upacara. Mebat biasanya dilakukan oleh warga laki – laki, karena para perempuan akan disibukkan untuk menyiapkan sesaji atau perlengkapan upacara lainnya. Menurut Pak Putu (44thn), Tradisi Mebat beliau lakukan kare...

avatar
OSKM18_19818157_Bernadetha Efata
Gambar Entri
Tradisi Maburu
Ritual Ritual
Bali

Bali sering kali menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Begitu banyak tempat-tempat menarik yang patut disinggahi pelancong dikala sedang melepas penat. Selain tempat wisata, Bali juga menawarkan segudang masakan kuliner khas yang dapat membuat air liur menetes seketika. Tidak kalah dengan kulinernya, adat istiadat atau tradisi serta upacara keagamaan di Bali tak pelak menjadi sorotan karena keunikan dan keetnikannya yang sudah mendunia. salah satunya seperti tradisi Maburu. Maburu dalam bahasa Indonesia berarti Berburu.  Tradisi ini biasanya diadakan pada saat Tawur Agung Kesanga yang mana merupakan hari yang sama dilakukannya pawai ogoh-ogoh di Bali. Tradisi Maburu ini sangat terkenal dikalangan Desa Pakraman Adat Panjer. Diawali dengan umat Hindu di Desa Pakraman Panjer yang melakukan persembahyangan di Pura Desa. Setelahnya, semua pemangku/ pendeta yang ikut serta dalam ritual berkumpul di ha...

avatar
OSKM18_16418245_Luh Putu Riska Agustina
Gambar Entri
TRADISI KEPEMIMPINAN DI DESA ADAT TAJEN
Ritual Ritual
Bali

TRADISI KEPEMIMPINAN DI DESA ADAT TAJEN, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI     Desa Tajen adalah desa yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Penduduk Desa Tajen berjumlah 2.921 jiwa terdiri dari 1.421 laki-laki dan 1.500 perempuan (Data tahun 2016). Ada dua sistem pemerintahan yang terdapat di Desa Tajen seperti umumnya desa-desa di Bali yaitu Desa Dinas Tajen dan Desa Adat Tajen. Desa Dinas Tajen merupakan perwakilan pemerintah Indonesia di Desa Tajen yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dipilih secara demokratis setiap 5 tahun sekali. Sedangkan Desa Adat Tajen dipimpin oleh seorang Bendesa Adat yang hanya boleh dipilih dari keluarga yang mendirikan Desa Tajen pertama kali dan kepemimpinannya dapat berlangsung seumur hidup kecuali yang bersangkutan mengundurkan diri. Tugas Bendesa Adat Desa Tajen umumnya berkaitan dengan urusan suka dan duka masyarakat Desa Tajen seperti upacara persembahyangan, pernikahan...

avatar
OSKM_16818128_IGA