|
|
|
|
Tumpek Wayang #DaftarSB19 Tanggal 11 Feb 2019 oleh Made Yoga Pradnyana. |
Tumpek Wayang merupakan hari raya suci umat Hindu, dimana dirayakan setiap 6 bulan sekali. Tumpek Wayang diadakan pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Wayang, dimana tumpek ini merupakan wujud syukur kepada Sang Hyang Iswara yang telah memberikan pencerahan kehidupan di dunia serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan.
Sang Hyang Iswara
Tumpek Wayang bisa juga dimaknakan sebagai "Hari Kesenian", dimana hari tersebut merupakan kelahiran dari berbagai jenis seni sebagai contoh yaitu wayang, gamelan, barong, topeng, dll. Biasanya disimbolkan dengan upacara kesenian wayang kulit, karena ia mengandung berbagai unsur seni dan teater total. Bagi para pelaku seni, dilaksanakan upacara persembahan yang bertujuan untuk mendapatkan anugerah yang sungguh - sungguh dalam menciptakan majunya kesenian dan kesusastraan.
Banten yang dipersembahkan pada Tumpek Wayang adalah Suci, Peras, Ajengan, Sedah Woh, Canang Raka, Pesucian. Bebantenan ini dapat berbeda di setiap daerah menyesuaikan dengan dresta setempat.
Di Bali pada khususnya ada sebuah cerita yang mengatakan bahwa jika ada anak yang lahir bertepatan pada wuku Wayang yaitu hari yang dianggap keramat, warga Bali meyakini bahwa yang dilahirkan pada hari tersebut patutlah diupacarai lukatan (ruwatan) besar yang disebut Sapuh Leger. Bagi anak yang diupacarai lahir bertepatan dengan waktu itu dimaksudkan supaya ia terhindar dari gangguan (buruan) Dewa Kala. Menurut lontar Sapuh Leger dan Dewa Kala, Batara Siwa memberi izin kepada Dewa Kala untuk memangsa anak/orang yang dilahirkan pada wuku Wayang (cf. Gedong Kirtya, Va. 645). Atas dasar isi lontar tersebut, apabila diantara anaknya ada yang dilahirkan pada wuku Wayang, demi keselamatan anaknya itu, semeton Bali berusaha mengupacarainya dengan didahului mementaskan Wayang Sapuh Leger berikut aparatusnya dipersiapkan jauh lebih banyak (berat) dari perlengkapan sesajen jenis wayang lainnya.
Wayang Sapuh Leger
Sumber :
http://inputbali.com
https://www.infodewata.com
https://dharmavada.wordpress.com
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |