masyarakat adat
307 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Jamu Gandring, Sebuah Legenda Jogjakarta
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Cerita mengenai Jamu Gandring ini sangat terkenal di kalangan orang-orang Jogja tempo doeloe, tepatnya sekitar tahun 70an. Jamu Gandring ini adalah sebuah makanan seperti permen yang berbentuk seperti kelereng, yang terbuat dari jahe, tepung, kayu manis, dan cengkeh. Disebut jamu gandring karena makanan ini dijual oleh seorang yang bernama  Mbah Gandring dan hanya ada satu di Jogjakarta. Mbah Gandring menjual Jamu Gandring ini dengan memikulnya di bahu berkeliling kota Jogjakarta. Dan dahulu, harga yang dipatok oleh mbah gandring hanyalah 2,5 rupiah untuk 20 biji jamu gandring. Hal yang paling khas adalah teriakan mbah gandring ketika berkeliling menjual jamu. Dengan nada rendah yang lantang simbah akan berteriak "Jaa....muu...ja..muuuu...jamuu..nee...jamu... gandringggg...", sehingga menghasilkan suara yang konon cukup menyeramkan. Selain itu juga, simbah memikul jamu gandring ini dengan membawa semacam wayang orang di kedua sisinya. Konon, cerita tentang Mbah...

avatar
Oskm18_16518339_fabianus
Gambar Entri
JATHILAN SEMBRANI (KESENIAN JATHILAN DENGAN KUDA SEMBRANI)
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengertian dan Sejarah Kuda Sembrani Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul termasuk desa yang paling selatan di D.I. Yogyakarta. Jarak dari pusat Kota Yogyakarta yaitu 20 km. Sebagai kecamatan yang cukup maju di daerah Kabupaten Bantul, akses transportasi mudah dijangkau. Kemudahan transportasi mendorong meningkatnya mobilitas sosial. Komposisi penduduk mayoritas orang Jawa asli. Sehingga, mereka masih menjaga warisan-warisan dari leluhur atau nenek moyang. Warisan tersebut berupa pusaka peninggalan yang diwariskan turun temurun. Semua yang diwariskan dijaga dengan baik sesuai tuntunan nenek moyang terdahulu. Kuda Sembrani adalah salah satu warisan nenek moyang yang diturunkan dari nenek moyang sejak berabad-abad lalu. Kuda Sembrani ini dijaga dan dirawat oleh Simbah Sayat. Ada dua macam Kuda Sembrani yang dirawat yaitu kuda betina yang berwarna merah dan kuda jantan yang berwarna hitam. Kuda Sembrani terbuat dari lulang atau kulit kuda asli dengan kara...

avatar
OSKM18_16318202_LISA AYU CAHYANINGTYAS
Gambar Entri
Bedhaya Angronakung
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bedhaya Angronakung tercatat sebagai sebuah tarian Agung Kadipaten atau Pura Pakualaman yang di ciptakan oleh K.G.P.A. Paku Alam II. Kehadiaran kembali tari inu merupakan hasil upaya penggalian yang dilakukan pada masa K.G.P.A.A. Paku Alam VIII (bertahta 1937-1998). Sejak saat itu sampai sekarang Bedhaya Angronakung di pagelarkab untuk menyertai peristiwa peristiwa khusus. Kata Angronakung berasal dari kata ron yang berarti daun dan akung yang berarti kasmaran atau tengah jatuh cinta. Tarian ini menceritakan tentang penggambaran Raden Panji Inu Kertapati sekaligus pertemuannya dengan Dewi Candrakirana. Bedhaya Angronakung merupakan ungkapan simbolis pengambaran Raden Panji Inu Kertapati dqlam menemukan jati diri atau hakekat kehidupan. Penggambarannya melalui penggambaran mencari pengganti Angreni kekasih yang bersedia mengorbankan diri untuk kebahagiaan bersama. Penari tidak di haruskan berpuasa,dalam persiapan melakukan tugasnya,tetapi melakoni suatu laku tirakat batin sebagai...

avatar
Oskm18_16818294_annisanajlajuwita
Gambar Entri
Siapa Bilang Kuliner Indonesia Tidak Keren?
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Indonesia terkenal dengan kekayaan kuliner tradisonalnya. Oleh karena itu, banyak masakan khas Indonesia yang disukai oleh masyarakat mancangera. Seiring dengan perkembangan makanan luar negeri yang menjamur di Indonesia, ada salah satu kuliner tradisonal asal Jawa Tengah yang tidak kalah menarik, yakni gudeg. Dengan tampilan sedikit lebih beda membuat gudeg menarik untuk dicoba.    Sejarah gudeg berawal pada masa pembangunan kerajaan Mataram Islam. Dikarenakan membutuhkan lahan yang luas, maka pohon nangka dan kelapa yang mendominasi saat itu harus ditebang.  Banyaknya nangka muda dan juga kelapa membuat para pekerja mencoba untuk mengolahnya menjadi masakan. Kala itu,  buah nangka dan kelapa dimasak pada sebuah tungku besar yang terbuat dari logam. Teknik memasak waktu itu dinamakan “Hangudek”. Dari kata itulah nama gudeg dipakai. Salah satu pelopor gudeg di Yogyakarta adalah Ibu Djum. Beliau adalah tokoh yang dinilai telah mengangkat gudeg...

avatar
OSKM18_19918224_Balqis Puti Belinda
Gambar Entri
Wayang Suket, Permainan Tradisional Anak Indonesia yang Hampir Terlupakan
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wayang Suket adalah sebuah permainan tradisional yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas pada masa kini. Permainan tradisional ini sebenarnya sudah ada sejak zaman nenek moyang. Tetapi seiring perkembangan zaman, permainan tradisional tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak karena banyaknya teknologi canggih yang dijual di pasar dunia dengan berbagai macam jangkauan harga untuk masyarakat dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Jadi, masyarakat Indonesia khususnya kalangan anak-anak tentunya lebih tertarik untuk memilih menggunakan handphone, laptop atau televisi sebagai sarana hiburan mereka setiap hari karena permainannya lebih mudah dioperasikan dan menyenangkan dibandingkan bermain sesuatu yang sudah kuno. Hal ini karena adanya efek globalisasi dari budaya asing juga sifat manusia yang tidak ingin merasa ketinggalan zaman dimana teknologi sudah berkembang secara pesat. Pada dasarnya, Wayang Suket ini terbuat dari bahan-bahan yang sangat mudah ditemui di s...

avatar
OSKM18_19718085_Francisca Joanna Widiyantoro
Gambar Entri
Asal-usul tapak suci
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tahun 1872 di Banjarnegara lahirlah seorang putera dari KH Syuhada yang diberi nama Ibrahim. Diusia remaja Ibrahim telah belajar pencak silat dan kelak ia dikenal aktif menggunakan ilmu pencaknya untuk menentang penjajah belanda. Hal ini kerap membuatnya menjadi buronan belanda. Dalam statusnya yang sering menjadi buronan belanda, ia kerap berkelana dari satu tempat ke tempat lainya. Selain bersembunyi,ia juga mendalami dan mengasah ilmu pencaknya. Ia pernah singgah ke batavia, pada seorang kerabatnya disana. Namun di sana ia juga sering membuat onar terhadap belanda hingga akhirnya ia berangkat ke tanah suci Mekah. Setelah menikah dengan puteri KH Ali, ia mendirikan pondok pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari tanah suci ia berganti nama menjadi KH Busyro Syuhada. Pondok pesantren Binorong semakin berkembang pesat. Diantara santri-santrinya antara lain : Achyat (H Burhan) adik misan Ibrahim, M Yasin (Abu Amar Syuhada) adik kandung, dan Sudirman (Pang...

avatar
OSKM18_16018188_Rivaldi Rasya Septiandi
Gambar Entri
Pingitan Merupakan Ritual Orang Yogyakarta
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prosesi pingitan merupakan ritual yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin yang melaksanakan pernikahannya menggunakan ada jawa, khususnya Yogya. calon pengantin putri tidak diperbolehkan keluar rumah atau bertemu calon pengantin putra sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu sebelum acara akad nikah. Kedua mempelai harus tidak saling bertemu dulu. Lalu, apa sih manfaat sebenarnya dari pingitan itu? Berikut ini dalam manfaat-manfaat pingitan:   • tujuan dari pelaksanaan pingitan adalah agar pengantin terpantau setiap saat dan bisa merasa bugar pada saat hari pernikahan tiba.   • Selain agar pengantin terpantau setiap saat, pingitan juga mempunyai manfaat supaya ada rasa rindu dan berdebar- debar yang muncul di antara kedua calon mempelai. Jadi ketika keduanya bertemu di hari pernikahan , ada rasa rindu yang memuncak.   •Tradisi pingitan juga dilaksanakan guna merawat tubuh mempelai wanita, agar saat pernikahan tiba, a...

avatar
Oskm18_16318209_mayrani
Gambar Entri
Cupu Panjalo
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalam adat istiadat Jawa banyak di ketahui beragam pusaka warisan leluhur, salah satunya yaitu Cupu, yang diberi nama Cupu Panjalo. Orang-orang Yogyakarta telah demikian familiar tentang pusaka ini lantaran tuahnya yang terkenal keramat. Dalam satu tahun sekali, kain pembungkus cupu di buka serta nampak sinyal tanda zaman sebagai peringatan untuk anak turun serta orang-orang yang meyakini. Ketenaran cupu tak lepas dari ketepatan perkiraan atau ramalan seperti ada dalam deskripsi yang tertoreh diatas lembaran kain mori pembungkusnya. Menurut kisah leluhur, Cupu Ponjolo berjumlah tiga buah, diketemukan di laut oleh Kyai Panjolo yang tengah menjala ikan di laut. Oleh orang-orang Desa Mendak, Girisekar, Panggang, Gunung Kidul diakui bisa memberikan perlambang (pertanda) serta ramalan perihal hari esok desa itu. Ketiga buah cupu ditempatkan didalam kotak serta dibungkus dengan beberapa ratus lapis kain mori, disimpan di ruang spesial. Waktu upacara Cupu Ponjolo, bungkus kai...

avatar
OSKM18_19818100_Muhammad Mufid Irfan Farras
Gambar Entri
Gethok Dino
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gethok Dino merupakan salah satu tahapan dalam adat pernikahan jawa setelah direstui oleh pihak orangtua mempelai wanita. Gethok Dino adalah tahapan pernikahan yang menentukan hari yang baik untuk waktu pelaksanaan ijab kabul dan resepsi pernikahan. Proses ini tidak hanya terdapat kebudayaan jawa di Jogja saja, tetapi menyebar ke semua suku jawa dan sebagian masyarakat sunda.  Bagi orang Jawa ada pilihan hari-hari tertentu yang dipandang "lebih baik" untuk menyelenggarakan sebuah hajatan, meskipun saat ini banyak masyarakat jawa yang menyelenggarakan pernikahan tanpa melewati proses ini terlebih dahulu. Pemilihan hari baik ini biasanya ditentukan berdasarkan jumlah weton (hari kelahiran) kedua mempelai, menghindari hari pasaran meninggalnya anggota keluarga (ayah, ibu, nenek dan kakek, saudara kandung), dan menghindari hari atau bulan tertentu yang menurut adat jawa tidak baik untuk menjalankan prosesi pernikahan. Hari- hari yang dihindari sebagai w...

avatar
Oskm18_16018210_muhammad