Lacak adalah ikat kepala yang digunakan oleh laki-laki Melayu Jambi yang kini menjadi ikon baru setelah batik, songket, dan tenunan khas Jambi. Lacak bermakna bekacak atau gagah. Lacak dulunya biasa dipakai oleh raja, laskar, dan panglima Jambi. Lacak terbuat dari bahan kain beludru berwarna merah di bagian dalam yang diberi kertas tebal agar menjadikannya tegak. Lacak sendiri adalah pasangan yang serasi dari tengkuluk, item pakaian khas Jambi untuk kaum perempuan. Untuk mempopulerkan dan melestarikan pemakaian lacak, telah dibentuk sebuah komunitas bernama Komunitas Lacak Jambi beserta duta lacak. Selain itu, lacak juga sering dipakai pada acara-acara pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, bahkan oleh karyawan hotel dan guru-guru. Lacak Jambi yang kini kembali booming berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Jambi, terutama untuk pelaku usaha pembuatan lacak. #OSKMITB2018
Pusako dalam bahasa indonesia sama dengan ‘pusaka’yaitu,apa-apa yang diterima dari nenek moyang,berupa harta benda dan lain-lain.Sedangkan sko berkaitan dengan pihak ibu baik berupa gelar kaum/suku/kelebu maupun berupa harta pusaka tinggi.Menurut adat Kerinci pusaka terbagi menjadi empat bagian,yaitu: 1. Pusaka yang datangnya dari bapak dinamai”harta”. 2. Pusaka yang datangnya dari ibu dinamai”sko”. Sko asal dari ibu terdiri dari dua macam: a. Sko tanah boleh di-ico (diolah,digarap,dimanfaat). b. Sko gelar boleh dipakai;yang mana sko gelar itu dihibahkan oleh ibu kepada mamak(saudara laki-laki ibu),sebagai penerima mandat. 3. Pusaka yang datangnya dari guru dinamai”ilmu”. 4. Pusaka yang datangnya dari orang banyak dinamai”gawe kerapat”atau”gotong royong”. kenduri sko adalah suatu acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat kerinci dalam melestarikan budaya yang sudah ada sejak za...
Di ujung Dusun Pinang Berlarik, bagian Dusun Suko Rami sekarang, tinggallah pada masa dahulu seorang wanita tua bersama seorang anak lelakinya. Tempat tinggalnya itu hanya sebuah pondok buruk. Suami wanita itu sudah lama meninggal dunia. Untunglah ia mempunyai seorang anak, yang dapat menghibur hatinya yang kosong. Ia tak mengerti apa sebabnya suaminya meninggal yang menjadi tali tempat bergantung. Kala itu, saat suaminya meninggal dunia, anaknya baru berumur setahun. Kini anak itu sudah besar, sudah berumur tiga tahun. Pada usia tiga tahun, anak lelakinya itu sangat banyak makannya. Karena mudah diperoleh, maka makanan yang sering dimakan kedua orang itu ialah gadung. Bila sudah bersua dengan makanan gadung si anak nampaknya sangat bernafsu makannya. Si ibu tidak marah sama sekali, ia senang melihat anaknya berhal yang demikian. Bahkan si ibu memberi anak itu nama Bujang Gadung. Entah anak itu setuju dengan nama pemberian ibunya itu, entah tidak itu tidak perduli. Yang penting...
Daerah Serampas dan Sunagi Tenang, pada zaman dahulu, terkenal dengan penduduknya yang menguasai ilmu-ilmu gaib, seperti kebal tahan senjata. Bila ada seseorang yang akan meninggalkan negeri, pergi merantau, berarti orang tersebut telah tahan uji. Tahan akan senjata tajam, tahan tikam, tahan pancung, menguasai segala macam silat. Kalau belum mempunyai ilmu-ilmu tersebut mereka tak hendak meninggalkan negeri mereka itu. Tidak mengherankan apabila pada masa itu orang-orang negeri Serampas dan Sungai Tenang tak suka merantau, dan agak tertutup dari segala kemajuan. Sekali peristiwa, ada seorang pendekar negeri Rawas singgah di Serampas dalam perjalananya menuju Kerinci. Pendekar itu bermaksud bermalam di sana. Oleh orang Serampas ia diperlakukan sebagai seorang tamu yang harus dihormati. Maka ditawarkan supaya ia bersedia bermalam di salah sebuah rumah seorang pendekar negeri Serampas yang terpandang. Tetapi sungguh diluar dugaan, pendekar negeri Rawas itu dengan angkuh m...
Desa Sandaran Agung terletak di pinggir danau Kerinci yang bening airnya. Pinggir sebelah barat mencecah (menyentuh) sampai bertemu dangan air danau. Batu-batu besar menyembul di bagian tepi tanah yang berumput itu. Pada pagi, tengah hari dan petangnya pinggir desa itu ramai oleh manusia yang akan mandi atau akan mencuci apa-apanya. Waktu itu hari tengah hari. Seorang wanita membimbing anak lelakinya menuju tepi danau hendak mandi. Di rumah anak perempuannya ditinggalkannya sedang masih tidur. Umur anak perempuan itu baru tiga tahun. Waktu anak itu berumur dua tahun kepalanya terbentur batu dan bekas lukanya nampak sempai sekarang. Ibu muda beserta anak lelaki itu setelah sampai di tepi danau teruslah mandi. Panas yang mencucuk-cucuk kulit menyebabkan mereka berleha-leha sepuasnya, berendam di air danau yang sejuk itu. Si ibu berenang ke sana kemari. Si anak, lelaki yang baru berumur lima tahun itu tak pula hendak ketinggalan. Ia berenang agak ke tengah. Makin ke tenga...
Baginda seorang raja yang gagah berani, raja negeri Tujuh Koto, puteranya enam orang, yang semuanya laki-laki, benar-benar anak kesayangan yang selalu dibanggakan beliau. Keenam anaknya itu selalu dibawanya serta pergi perang. Baginda sendiri tidak lagi berapa sudah ia berlaga di medan perang melawan musuh-musuhnya, dan biasanya selalu menang. Dalam pemikirannya, mempunayi anak laki-laki itu memang suatu keberuntungan yang amat membanggakan. Sebabnya karena anak laki-laki dapat membantu memerangi musuh di medan perang. Mungkin karena kepercayaan yang demikian, baginda tidak menginginkan anak perempuan, bagaimana kalau terjadi hal yang sebaliknya bertentangan dengan keinginannya itu? Baginda bertekad akan membunuhnya. Tapi beruntunglah istrinya tak melahirkan seorang anak perempuan jua pun. Namun suatu saat jalan hidup manusia akhirnya akan diwarnai juga oleh yang Maha Esa. Yang Maha Esa jugalah yang menguasai segala sesuatunya. Negeri Tujuh Koto belum juga usai dari peperangan....
Seorang diantara tiga orang yang berasal dari negeri Si Guntur Minangkabau, membangun negeri tempat tinggal di Suko Berajo. Namanya Tuan Putri Syarifah Alam yang disayangi rakyatnya. Beliau mempunyai dubalang-dubalang yang gagah berani dan sakti-sakti. Semuanya sanggup berbenteng dada berpagar betis demi keselamatan rajanya wanita yang cantik dan ayu itu. Susur-salur makanya sang ratu sampai ke Suko Berajo tanah Jambi, dimulai dari rasa takut ayahandanya yang selalu dibayang-bayangi kehendak serakah raja negeri. Si Guntur yang hendak menyunting putrinya itu. Pada hal jelas-jelas Putri Syarifah Alam tak ingin dipersunting raja serakah itu. Dan karena sudah terdesak, berangkatlah bapak dan anak itu melarikan diri menyusuri aliran sungai Batang Hari hingga sampai di Suko Berajo. Datuk Dubalang putih, demikian nama ayahanda Putri Syarifah Alam merasa senang di negeri baru itu. Apalagi kemudian putrinya diperdaulat disana diangkat sebagai raja. Sudah lama Putri Syarifah Alam menj...
Suku Talang Mamak adalah Suku pedalaman di daerah Jambi. Suku ini tersebar di 4 kecamatan yaitu Batang Gansal, Cenaku, kelayang dan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu dan di Dusun Semarantahin, Desa Suo-Suo Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo. Talang memiliki arti Ladang dan mamak itu adalah Ibu. Secara umum Talang Mamak memiliki arti ladang milik ibu. Masyarakat Talang Mamak merupakan golongan proto Melayu atau melayu kuno. Suku Talang Mamak biasa di sebut “Suku Tuha”. Mereka adalah suku yang datang pertama di Indragiri dan berhak atas sumber daya. Pada tahun 200, jumlah masyarakat Talang Mamak sekitar 6418 jiwa. Dalam segi kepercayaan, mayoritas suku Talang Mamak masih memeluk agama kepercayaan yaitu Animisme. Agama kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Talang Mamak disebut Langkah lama. Agama kepercayaan tersebut mengajarkan kepada masrakata Talang Mamak untuk berorientasi pada pemujaan roh (Animisme) ninik-datuk (nenek moyang) dan mahkluk...
Alkisah, di sebuah dusun di Negeri Jambi, ada sepasang suami-istri yang miskin. Mereka sudah puluhan tahun membina rumah tangga, namun belum dikaruniai anak. Segala usaha telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan mereka, namun belum juga membuahkan hasil. Sepasang suami-istri itu benar-benar dilanda keputusasaan. Suatu ketika, dalam keadaan putus asa mereka berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa. “Ya Tuhan Yang Maha Tahu segala yang ada di dalam hati manusia. Telah lama kami menikah, tetapi belum juga mendapatkan seorang anak. Karuniankanlah kepada kami seorang anak! Walaupun hanya sebesar kelingking, kami akan rela menerimanya,” pinta sepasang suami-istri itu. Beberapa bulan kemudian, sang Istri mengandung. Mulanya sang Suami tidak percaya akan hal itu, karena tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrinya. Di samping karena umur istrinya sudah tua, perut istrinya pun tidak terlihat ada perubahan. Meski demikian, sebagai seorang wanita, sang Istri benar-benar...