bali
285 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Monumen Jogja Kembali (Monjali)
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Monumen ini dibangun pada 29 Juni 1985. Ditandai dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.   Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan Kolonel Sugiarto. Saat itu beliau Wali kota madya Jogjakarta. Pelontaran gagasan ini bersamaan dalam Peringatan Jogja Kembali yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983. Dipilihnya nama Jogja Kembali dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah. Yaitu ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu kota Jogjakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini sebagai tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintahan Belanda. Pembangunan monument ini membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun. Diresmikan dan dibuka pada tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto.   Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di Dusun Jongka...

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Bas-Basan Sepur
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dolanan/ permainan yang sering disebut Bas-Basan Sepur lebih ini dekat dengan dunia mainan anak laki-laki daripada anak perempuan. Permainan ini tidak hanya berfungsi sebagai mainan tetapi juga mengajak kepada pemainnya untuk berlatih olah pikir. Artinya, tidak hanya sekedar bermain, tetapi pemain juga dituntut untuk mengasah otak agar dapat memainkan permainan dengan membuat strategi jitu yang brilian sehingga memperoleh kemenangan yang gemilang. Biar pun termasuk permainan tradisional, Bas-Basan Sepur bisa digolongkan sebagai permainan "pertandingan", bukan "perlombaan". Setiap pemain yang bermain akan saling berhadapan dan harus ada yang kalah atau menang.   Walaupun permainan ini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak, tetapi di sekitar tahun 1980-an beberapa daerah di Yogyakarta, seperti di daerah Imogiri, Bantul, permainan ini masih sering dimainkan oleh anak-anak masyarakat Jawa (Soekirman, 2004). Seiring perkembangan zaman, permainan ini mulai dilupakan oleh anak...

avatar
M Luthfi Fathurrahman
Gambar Entri
Sedekah Gumbrengan
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Di Kabupaten Gunungkidul terdapat puluhan tradisi warisan leluhur yang saat ini masih di uri – uri ( lestarikan ) salah satunya adalah sedekah Gumbregan. Pelaksanaan upacara ini sesuai dengan wuku Gumbreg , untuk lembu jatuh pada senin wage.   Gumbregan Merupakan upacara adat guna menyelamati hewan – hewan yang  sering digunakan untuk membantu petani dalam hal pengolahan pertanian seperti membajak dll. Hewan ini  diselamati agar ia selamat sehingga dapat mengerjakan kembali lahan pertanian pada musim tanam di tahun berikutnya. Latar belakang dilaksanakannya upacara ini bahwa masyarakat beranggapan bahwa seluruh  hewan–hewan di dunia ini milik Kanjeng Nabi Sulaiman. Pelaksanaan upacara dilaksanakan malam hari setelah Isya  kira–kira pukul 19.00 Wib. Jalannya upacara  semua sesaji dikendurikan bersama dirumah  bapak kepala dusun ataupun rumah sesepuh setempat ,  peserta upacara adalah kaum laki–laki si pemil...

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Sedekah Laut Wediombo
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prosesi dimulai dengan iring-iringan gunungan dan diikuti ratusan warga membawa berbagai jenis makanan ke pendopo Pantai Wediombo. Selanjutnya dilaksanakan upacara kenduri dan doa serta melarung gunungan ke tengah laut.   Sedekah laut atau ngalangi ini merupakan ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan.   Masyarakat dan nelayan telah diberikan berkah baik dalam pertanian, usaha maupun tangkapan ikan. Upacara ini  merupakan kegiatan yang sudah dilakukan secara turun temurun dan terus dilestarikan. Dengan terlaksananya sedekah laut, ke depan masyarakat juga mengharapkan kembali berkah dari Allah baik kemurahan rejeki maupun kelancaran dalam berbagai aktivitas.

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Upacara Bersih Kali Sumber Gunungbang
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gunungkidul yang kaya akan tradisi memang masih kental dengan berbagai macam upacara adat, salah satunya Upacara Bersih Kali yang ada di Dusun Gunungbang, Bejiharjo, Karangmojo. Sumber Gunungbang yang konon merupakan petilasan Sunan Kalijaga ini terdiri 3 sumber air yakni sumur lanang, sumur wedok dan comberan. Tradisi yang dilaksanakan di kali tertua di Gunungkidul ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat kesehatan, keselamatan, dan hasil panen yang melimpah.   Upacara adat ini dilaksanakan pada hari Senin Pahing Bulan April setiap tahunnya dan melibatkan masyarakat setempat dan pemangku adat. Prosesi ini dimulai dengan warga yang berbondong-bondong datang ke Sumber Gunungbang membawa encek (tumpeng) yang berisi nasi ingkung dan 10 macam hasil bumi. Setelah semua terkumpul sang pemangku adat mendoakan encek tersebut memanjatkan doa agar diberi kesehatan dan keselamatan kemudian encek tersebut kemudian dibagikan kembali kepada wa...

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Tradisi Kenduren
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kenduren merupakan ritual selametan yakni berdoa bersama yang dihadiri para tetangga dan dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang dituakan di satu lingkungan. Tradisi yang diperingati setiap hari Rabu Pahing bulan Jumadil Awal ini di laksanakan di depan Resan (pohon besar yang dikeramatkan) yang dipercaya sebagai tempat asal mula dusun tersebut dibangun. Sebagai sesajen, masing-masing kepala keluarga membawa tenggok yang berisi nasi, ingkung dan kembang yang diletakkan di depan resan yang selanjutnya sesajen tersebut didoakan oleh para pemuka adat dan kembali dibagikan kepada warga sebagai ‘sego berkat’. Pemberian sesajen tersebut bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat kesehatan dan hasil bumi yang melimpah, serta melestarikan tradisi nenek moyang.

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Lezat dan gurihnya Geblek khas Kulonprogo
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jogja, satu daerah yang memang tidak ada matinya dalam hal seni dan kuliner. Kuliner Jogja yang beraneka ragam membuat para wisatawan terus berkunjung ke daerah istimewa ini. Salah satu kuliner khas Jogja yang sudah langka terdapat di Kabupaten Kulonprogo dan bernama geblek. Geblek menjadi salah satu identitas lokal Kabupaten Kulonprogo, seperti halnya gudeg bagi kota Jogja. Cemilan tradisional ini sangatlah unik karena dibentuk menyerupai angka 8, sama seperti penganan lanting tetapi bentuknya lebih besar. Bentuk angka 8 tersebut konon diartikan sebagai kesatuan yang saling mengikat utuh satu sama lainnya. Geblek dibuat dari tepung kanji atau tepung tapioka basah. Hal pertama yang dilakukan dalam membuat geblek adalah dengan mengukus tepung tapioka basah sampai setengah matang. Kemudian adonan tersebut akan dipelintir dan digilas sambil dibumbui garam dan dikukus kembali. Lalu tahap yang terakhir adonan yang telah dikukus kembali tersebut dicampur dengan bawang putih halu...

avatar
Bayu_prasetyo
Gambar Entri
WEDANG GEDANG
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

  Selain wedang uwuh yang sangat terkenal di Yogyakarta ada satu minuman yang sayang bila dilewatkan yakni wedang gedang. Wedang Gedang ini berbeda dengan kolak meski berbahan dasar pisang kepok dan gula batu. Wedang gedang ini memiliki rasa yang enak, lezat dan menyegarkan berbeda dari minuman lainnya. Untuk pembuatanya sangat mudah dan praktis bila dibandingkan dengan membuat kolak pisang . Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resep pembuatanya : Bahan : - 5 bh pisang kepok, kupas, potong melintang - 1 lt air - 250 gr gula merah - 2 sdm gula pasir - 2 lbr pandan - 3 bh cengkeh - 3 cm kayu manis Cara Membuat : 1. Rebus air dengan pandan, cengkeh, kayu manis, gula merah dan gula pasir hingga gula larut larut, didihkan beberapa saat, saring, dan kembali didihkan. 2. Masukkan pisang yang telah dipotong. Biarkan pisang masak. Sajikan hangat Sumber Foto : wego.co.id  

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Masjid Sulthonain
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Masjid Sulthonain beserta makam di belakangnya termasuk  kagungan dalem (kepunyaan) Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Didirikannya masjid ini karena dibelakang masjid terdapat makam keluarga Mataram, seperti makam Ratu Paku Buwana I yang menurunkan raja-raja kraton Yogyakarta dan Surakarta. Masjid ini diperkirakan berdiri pada masa kerajaan Mataram di Plered. Pendirian masjid ini tampaknya atas kerjasama antara Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Setelah Perjanjian Giyanti 1755, maka seluruh aset dan kekayaan Mataram dibagi menjadi dua, termasuk masjid ini. Sebelah utara menjadi kekuasaan Kasunanan Surakarta dan sebelah selatan menjadi kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan warna yang berbeda. Lantai utara berwarna abu-abu dengan tembok berwarna biru muda (Kasunanan Surakarta) dan lantai selatan berwarna merah dengan tembok putih (Kasultanan Yogyakarta). Sejak itulah nama masjid ini disebut masjid Sulthonain Nitikan. Nama ini sebagai pertan...

avatar
Oase