Tarian
Tarian
Tarian Daerah Istimewa Yogyakarta Jogjakarta
Tarian Beksan Panji Sekar
- 7 Januari 2021

Beksan Panji Sekar diciptakan pada era kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Beksan Panji Sekar diciptakan dalam kurun waktu yang sama dengan lahirnya beksan-beksan lain seperti Trunajaya, Guntur Segara, Nyakrakusuma dan Tugu Wasesa. Dalam masa sepuluh tahun (1755-1765), Sri Sultan Hamengku Buwono I menggarap tarian-tarian tersebut bersama Putra Mahkota, Patih Dalem dan seorang Abdi Dalem (setingkat bupati) kepercayaan sultan.

Tarian ini bertemakan peperangan atau kepahlawanan. Tarian ini juga merupakan seni latihan perang para prajurit pada masa itu. Jiwa patriotik Sri Sultan Hamengku Buwono I memberi sentuhan khas pada karya seni tari masa itu, yaitu penggunaan senjata. Jemparing (panah) dan keris menjadi properti yang digunakan dalam tari Panji Sekar. Beksan Panji Sekar dibawakan oleh empat penari putra (kakung), oleh karena itu tarian ini masuk dalam kategori beksan sekawanan. Dua penari berperan sebagai Jayakusuma dan dua lainnya berperan sebagai Jayalengkara.

Catatan mengenai tarianini termuat dalam manuskrip berjudul Beksan Pethilan (kode T3) koleksi Perpustakaan KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta. Di bawah subjudul Beksan Panji Sekar dalam manuskrip tersebut tercatat kandha (narasi) serta pocapan (dialog) antara Jayakusuma dan Jayalengkara. Berikut adalah sepenggal bait kandha tersebut yang dibawakan sebagai pembuka beksan

Jalan Cerita Beksan Panji Sekar:

Beksan Panji Sekar dinukil dari kisah roman Panji dalam wayang gedog yang menceritakan peperangan antara Jayakusuma dengan Jayalengkara. Kisah ini dimuat dalam lakon Panji Bedhah Bali. Penyebutan Panji Sekar merujuk pada nama alias Jayakusuma yang berasal dari negara Jawa, sedangkan Jayalengkara berasal dari tanah sebrang yaitu negara Bali. Tersiar kabar bahwa Jayalengkara hendak melebarkan kekuasaan hingga ke negara Jawa. Mendengar kabar tersebut, Prabu Lembu Amiluhur dari Jenggala Manik memerintahkan Jayakusuma untuk mendatangi negara Bali demi mencegah Jayalengkara dan pasukannya menduduki negara Jawa. Akhirnya, peperangan antara keduanya beserta pasukan masing-masing tidak dapat dihindarkan.

Tata Busana: Busana penari Beksan Panji Sekar menyerupai busana penari Jajar Beksan Lawung Alus. Penari Panji Sekar mengenakan celana panji cindhe, lonthong cindhe, kamus timang, sampur, kalung sungsung, kelat bahu, kain bermotif parang barong alit gurdha, dan penutup kepala berupa ikat tepen berhias pita keemasan.

Komposisi Tari: Diawali pada bagian majeng gendhing yang menampilkan ragam yang sudah jarang dilakukan yaitu nggrudha tengen dan nggrudha kinantang. Dilanjutkan masuk ke bagian enjeran, tata iringan memakai aturan yang sama dengan tari Bedhaya atau Srimpi, yaitu diawali dengan wiled dados gendhing ageng, kemudian ndhawah dan disambung ketawangan. Gerakan menghunus dan menggunakan keris dilakukan sejak awal pada bagian enjeran. Ada pula ragam yang juga jarang dilakukan yaitu pendhapan panggel kiri obah lambung.

Pada bagian peperangan yang menggunakan keris, sesekali ada gerakan mengusap atau mengasah keris. Pada bagian akhir atau sering disebut dengan mundur gendhing, proses ndhadhap sebelum jengkeng dilakukan dengan tetap diiringi gendhing ketawangan dan biasanya masih diiringi lagon.

Komposisi Gendhing: Gendhing yang mengiringi Panji Sekar adalah Lagon Wetah Laras Pelog Pathet Barang, Ladrang Rangu-Rangu Laras Pelog Pathet Barang, Kawin Sekar Megatruh, Plajaran Laras Pelog Pathet Barang, Kawin Sekar Pangkur, Gendhing Kuwung-Kuwung Laras Pelog Pathet Barang Kendhangan Lahela, Ladrang Kuwung-Kuwung Laras Pelog Pathet Barang, dan Ketawang Sri Malela Laras Pelog Pathet Barang.

Dalam perkembangannya Beksan Panji Sekar sangat jarang dipentaskan. ISI Yogyakarta pernah merekontruksi tarian ini pada tahun 1988. Pada 23 November 2020, Keraton Yogyakarta kembali mementaskan Beksan Panji Sekar pada gelaran Uyon-Uyon Hadiluhung Selasa Wage untuk memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sesuatu yang berbeda akan mewarnai pertunjukan kali ini, yaitu perpaduan musik gamelan dengan alat musik gesek barat, seperti violin, biola, cello dan contrabass. Kreativitas ini merupakan bentuk reintepretasi Panji Sekar yang lebih akulturatif dan dinamis.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline